Chaper 7

90 8 0
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak seperti vote dan comment.

H
A
P
P
Y

R
E
A
D
I
N
G

~
Author pov

"Seriusan itu adek lo?" Tanya Mike setengah tak percaya akan fakta, kenyataan dan realita (semuanya aja sebutin).

"Ya enggaklah, tapi gue harap lo tutup mulut soal ini, karena adek gue gak mau identitas terbuka" peringat Lean.

"Kenapa?" Tanya Mike.

"Gak tau, dan kenapa lo penasaran?" Tanya Lean.

"Gue gak penasaran" jawab Mike dengan wajah datar.

"Yeelaah, muka lo datar amat" ucap Lean.

Mike hanya menoleh kearah Lean sebentar lalu mengalihkan pandangannya lurus kedepan. Entah apa yang dipikiran Mike ini sungguh mengganggunya, dia merasa tersiksa karena keadaan ini, nyeri di ulu hatinya masih terasa hingga saat ini. Kematian sang adik telah membuat dia hancur, bukannya dia tidak ikhlas kalau adiknya sudah tenang di alam sana tetapi hanya kisah kematian adiknya begitu memilukan hatinya.

Mike terdiam. Pikirannya menjelajahi masa lalunya, dimana pada saat itu hari paling sial menurut hidupnya, hari dimana kehancurannya, dimana dia merubah segala pandangan hidupnya.

"Woy!" Teriak Lean keras.

Mike hanya menoleh ke sumber suara tanpa ekspresi alias wajah datarnya.

"Jangan bengong dong, kesambet aja baru tau rasa lo" cibir Lean.

Mike hanya menghela nafas berat dan mengusap wajahnya.

Sebuah percakapan terdengar hingga ke kamar Lean. Ini efek karena suara mereka oktafnya terlalu tinggi.

"Woy, anak gue kenapa cekikan sendiri, kerasukan mbak kunti ya"

"Itu siapa Yan?" Tanya Mike.

"Biasa emak gue sama si Nay kalo tuh orang udah di gabungin jadi satu, di rumah serasa kayak hutan main teriak-teriakan" jelas Lean.

Mike hanya memanggut tanda mengerti.

"Eh gini-gini juga emak lo"

"Emak gue lagi, paling si Nay ngatain emaknye gahol tapi emang bener sih" jelas Lean lagi yang melihat tampang Mike.

"pokoknya kalau mama ngomong 'gue-lo' lagi atau gunain bahasa gahol, aku aduin nih ke eyang"

"Gue pastiin kali ini pertandingan akan di menangkan oleh Nay" ucap Lean penuh keyakinan pada diri sendiri.

"Iya-iya, sorry deh. Kan gue pen gahol Nay, emang lo doang yang bisa gahol"

Mike terkekeh pelan dan tersenyum simpul.

"Mama mau jadi orang yang suka ngatur jalan diperempatan?"

"Lah, emang kenapa?"

"Lagian tuh tangan dikibas-kibas kayak tukang ngatur jalan lalu lintas yang setiap ketemu sama mobil selalu menunggu uang serebuan koin"

Mike dan Lean yang mendengar ucapan Nay tertawa.

" Bilangin eyang nih"

"Coba aja, kayak berani aja?"

"Emak gue suka menantang rupanya" gumam Lean dan Mike terkekeh melihat keluarga aneh didepan matanya.

" Kalo soal itu mah gampang, cil kecil"
"Adek gue hebat" puji Lean pelan.

TroubleMakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang