Chapter 2

139 8 0
                                    

Vote dan comment sebelum membaca yaa..

Happy reading..

~

Aku mengerjapkan mataku, pukul 5 sore.

"Seet kebo amat dah, tadi padahal tidur jam 11 kenapa bangunnya bisa sesore ini" gerutuku.

Aku langsung masuk ke kamar mandi untuk mandi, selepas itu aku keluar untuk mengambil beberapa cemilan di dapur.

"Kak" panggilku yang baru saja turun dari anak tangga terakhir. Ku hampiri kak Lean dengan berlari kecil.

"Iya" jawabnya sedang menonton TV diruang keluarga.

"Lo kan sekolah di Decress school tempat Om Damian, itu sekolahnya gimana?" Tanyaku, jujur saja karena penasaran soalnya mama tidak pernah memasukkan ku kesekolah Om Damian mungkin takut berulah.

"Gak gimana gimana" jawab Kak Lean asal, wajahnya yang flat dan tangannya yang terus memijit tombol-tombol remote.

"Serius, btw muka lo bikin gue eneg" kataku gondok.

"Biasa aja sama hal dengan sekolah lain yang pernah lo jelajahi, cuma sekolah ini ceweknya suka bully gitu kalo ada murid baru, hati-hati aja lo, soalnya sekolah ini populer dan lebih luas daripada sekolah pada umumnya" jelas Kak Lean.

"Lo suka di bully?" Tanyaku.

Kak Lean tertawa renyah "ya enggaklah, mereka tau kalo sekolah itu punya Om Damian a.k.a keluarga kita, dan gue most wanted mana berani mereka sama gue, malah yang ada mereka tunduk sama gue" Kak Lean menaruh tangannya dikepakaku lalu mengacak rambutku.

"Idih nyebelin banget sih lo, segala hancurin rambut gue" ujarku kesal.

"Iyaa maaf, lo besok berangkat bareng gue aja biar gak di bully" ucap Kak Lean.

"Gak deh, mending gue berangkat sendiri" tolakku.

"Yakin?" Tanyanya.

"Yahelah itu mah yakin gak yakin, ragu juga sebenarnya tapi tetep dah males gue berangkat sama lo" jawabku ragu.

Lumayan takut juga sih sebenarnya tapi aku harus berani. Yahelah kan gue setengah laki masa takut.

"Tapi kalo lo kenapa napa bilang gue ya, dan hati-hati sama geng Valak" ujar Kak Lean.

~

"Gue berangkat ma, doain moga gak di D.O sama Om Damian" ucapku dan bergegas pergi berangkat sekolah.

Aku berjalan menyusuri trotoar sambil sesekali bergumam dan kulihat jam tangan yang terpasang di pergelangan tanganku.

"Oh jam 7" gumamku sambil menganggukkan kepala, emang dasarnya terlalu santai jadi begini nih. Udah dari pabriknya kek begini.

Setelah menempuh waktu 15 menit kesekolah akhirnya aku sampai di Decress School yang pintu pagernya tertutup karena sudah waktunya masuk.

"Pak bukain dong pagernya, dasar pager edan" ucapku kesal sesekalu

"Kamu tak boleh masuk, ini sudah peraturan tetap sekolah" ucap pak satpam bertubuh gembul tesebut.

"Cuma telat sedetik doang" kataku, nih satpam posesif banget sama pagernya.

"Tetap tak boleh masuk" katanya tak terbantah.

"Pak gembrot. Saya ini murid-" ucapanku terpotong karena pak satpamnya menatapku tajam.

"Saya tak mau alasan anda dan silahkan pulang, jangan memanggil saya 'pak gembrot' " ucapnya tak terbantah.

Aku mengeluarkan rokok beserta ponselku, aku menyalakan rokok tersebut kemudian menyalakan ponsel dan mencari kontak yang bernama 'Om Damian yg Unyu'.

TroubleMakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang