Getha, Lika, Disya, dan Keyla

163 2 0
                                    

                  

Agatha mengikat rambutnya asal lalu kembali menengguk segelas air yang di hadapannya. Agatha atau yang sering dipanggil Getha mengusap mukanya kasar, karena terlalu lelah berkutat tiga jam dengan kimia, belum lagi diajar Bu Katri, yang dominannya terkenal sebagai guru killer.

"Kenapa kita harus belajar kimia sih?" Getha bergidik ngeri.

Dulu Getha sangat mendambakan menjadi anak IPA, namun akhirnya dia tetap menjadi anak IPS. Dan, ini membuat Getha menjadi membenci hal-hal berbau angka karena Getha benci dengan matematika.

"Untung nggak jadi masuk IPA kan lo. Sok ambis banget dulu, pake acara mau bayar guru BK buat pindah IPA. Najisun" cecar Keyla, yang terkenal dengan kalimat sarkatisnya itu. Getha mendengus kesal

"Udah tobat gue. Nggak tau dulu kesambet apaan. Untung nyokap gue belum melakukan hal bodoh ya." Ujar Getha sambil memijat keningnya

"Nikmatin aja, tahan dua semester aja. Lagian, kimia asyik, kok. Coba lo pelajarin lebih serius deh." Ujar Lika, yang membuat ketiga temannya menoleh dan memasang muka coba-ngomong-sekali-lagi.

"Lik.." panggil Disya, dibalas tawa renyah dari Lika

"Eh, gue mau cerita!" seru Lika yang setengah teriak, dan Getha berani jamin ceritanya tidak terlalu penting

"Tentang ape?" tanya Keyla, masih dengan campuran betawinya

"Kemarin gue nemu foto terbaru Rama. Duh, kok gue ngerasa tiap jam dia makin ganteng, ya?" Lika mengotak-atik ponselnya sambil menunjukkan foto Rama berada di gunung.

Kontan saja Getha menoyor kepala Lika.

"Nggak ada ganteng-gantengnya, please.." seru Getha gemas

"Ya Allah, kirain apaan. Bosen dia mulu, tiap minggu juga gue ketemu sama dia." Seru Disya. Disya memang satu ekskul dengan Rama, dan berkat Disya juga Lika jadi ribet dan terupdate kalau soal Rama. Thanks, Disya.

"Nggak. Gantengan Aliando." Maksudnya Radit?

"Gue pusing kalian ngomongin cowok melulu. Taruhan sama gue pasti kalau ketemu mereka, kalian pingsan di tempat." Ujar Getha membayangkan kalau mereka bertemu dengan Rama dan Radit – yang bahkan Getha tidak tahu orangnya yang mana.

"Bukan gue, nih mereka berdua. Mati di tempat malah, ya nggak?" balas Disya sambil menggelengkan kepalanya

"Hati-hati kalau ngomong, kalau ikutan suka berabe lho, Geth." Seru Keyla yang hanya dibalas gelengan dari Getha

Nggak mungkin.

Cinta Tapi BedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang