Getha Sang Penyelamat

146 2 0
                                    

                  

Bel istirahat telah berbunyi, dengan tidak mau membuang waktu, Getha mengambil uang jajannya dan langsung mengamit lengan Keyla agar segera pergi ke kantin tanpa memperdulikan Keyla yang mengaduh karena Getha terlalu keras memegangnya. Lalu disusul oleh Disya dan Lika di belakang mereka karena tidak mau ketinggalan

Getha menggelengkan kepalanya saat melihat keadaan kantin yang sangat ramai dan sesak. Tapi itu tidak membuat Getha mengurungkan niatnya untuk membeli makanan.

"Kantin atau apaan sih ini?" omel Keyla melihat keadaan kantin yang sangat tidak manusiawi

"Gue cari tempat duduk deh ya." Ujar Disya pasrah

"Yuk, gue ikut. Doakan gue ya, teman-teman." Sambung Lika. Karena bagi mereka menemukan satu bangku yang kosong setara dengan menemukan berlian di jalan. Mustahil.

Setelah menunggu sekitar tiga menit ditambah lima menit menerobos antrian yang luar biasa ini, akhirnya Keyla dan Getha dapat duduk manis membawakan makanan mereka.

Tanpa memperdulikan keadaan sekitar, Getha langsung menikmati makanannya. Dan biasanya jika Getha mulai menyantap makanannya, ia tidak lagi peduli dengan keadaan sekitar.

Sampai satu tangan besar melewati depan wajah Getha, dan membuat Getha hampir tersedak karena menahan amarahnya. Siapa, sih? Nggak ngeliat orang lagi makan, ya? Batinnya

Tanpa memperhatikan reaksi dari teman-temannya yang sudah membisu dan sama dengan Getha – tersedak.

"Duh, ngapain, sih?" tanya Getha yang mulai terganggu

"Tolong ambilin, dong." Suara berat dari cowok itu sangat terdengar di kuping Getha karena sepertinya cowok itu berada tepat di belakang Getha, dan hal itu tentu saja membuat Getha risih.

Sontak Getha memutar kepalanya untuk melihat siapa orangnya. Dan, sepertinya Getha pernah lihat, tapi dimana?

"Tolong." Ulangnya

Getha hanya menaikkan alisnya karena merasa terganggu.

Tapi Getha baru sadar kalau ketiga temannya hanya diam tanpa ada yang mengambil barang itu, hanya sebuah headset.

Getha tambah bingung.

Tidak suka suasana canggung ini, akhirnya Getha mengambil headset itu. Belum sempat headsetnya sampai di tangan cowok itu, Lika membuka suara

"Ka– Kak Rama." Bukan sebuah panggilan, hanya sebuah pernyataan. Dan semua orang tidak tahu alasan Lika mengucapkan hal itu

"Lah?" balas orang yang ternyata bernama Rama itu, dan Rama mengerutkan alisnya, "siapa lo?" Lika membeku

Getha tidak tahu harus berbuat apa, begitu juga dengan semua orang yang berada di meja ini. Dalam hatinya, Getha merutuki kebodohan Lika karena memanggil orang itu, tapi juga dia iba karena melihat respon negatif dari Rama, yang mampu membuat orang yang menyukainya menangis. Sudah pasti Lika adalah orangnya.

Suasana kantin mendadak hening

"Gue Lika, Kak." Ujar Lika sopan

Kebodohan kedua. Ingin sekali Getha melemparkan semangkuk bakso panas ke muka Lika. Apalagi ini? Dimana Lika yang brilian di kelas? Kenapa Lika tiba-tiba menjadi orang terbodoh sedunia?

"Siapa?" balas Rama

Please, Lik, nggak usah dijawab. Batin Getha

"Lika, Kak."

Idiot.

"Yang nanya." Rama tertawa meremehkan dan melemparkan tatapan jijik kepada Lika.

Suara tawa berhamburan dari pojokan sana, yang bisa dipastikan mereka adalah teman-teman Rama. Ada yang menyorakinya karena kesadisan Rama, dan ada yang menyindir Lika secara tidak langsung.

Lika terkejut dan langsung menundukkan kepalanya, dan bisa diduga kalau Lika menyembunyikan matanya yang berkaca-kaca itu. Dan itu membuat Getha kesal sendiri karena Getha merasa Lika direndahkan. Memang sepenuhnya salah kebodohan Lika, tapi Getha tidak terima kalau Lika diperlakukan seperti itu.

"Makasih, ya." Sindir Getha terang-terangan tanpa melihat wajah Rama

Baru saja ingin berlalu, Rama berbalik arah lagi karena ia merasa tersindir. Dan baru saja ingin mengucapkan terima kasih, Getha langsung berbalik badan berhadapan dengan Rama dengan jarak yang lumayan dekat. Karena sebelumnya Getha tidak tahu kalau Rama masih di belakangnya.

"Lain kali kalau minta tolong yang sopan." Balas Getha merendahkan, dan langsung meninggalkan Rama tanpa perduli. Rama melongo tidak percaya. Baru kali ini dia diperlakukan seperti itu oleh cewek.

---

Lika dan yang lainnya sampai di kelas tidak berapa lama setelah Getha meninggalkan kantin tadi. Lika langsung berlari ke arah Getha dan memeluknya

"Thank you, Getha. Seperti biasa, lo penyelamat hidup gue."

"Santai. Makanya jadi orang jangan bego-bego banget."

"Itu refleks, Geth." Ujar Lika sambil tertawa, dan jelas sekali kalau Lika menghapus air matanya

"Lo nggak apa-apa?" tanya Getha berubah jadi cemas, Lika menggeleng

Getha memijat keningnya, "temen lo kenapa bego banget sih." Ucapnya melihat ke arah Keyla dan Disya bergantian

Mereka berdua menaikkan bahunya

Lalu tiba-tiba Keyla dan Disya riuh bertepuk tangan entah untuk apa.

"Untuk keberanian lo, our lifesaver." Ujar Keyla menjawab tatapan bingung dari Getha

Getha tersenyum miring, "orang kayak gitu harus dikasih pelajaran, gue nggak suka. Tenge' gayanya." Getha mengingat-ingat bagaimana tangan Rama secara tiba-tiba berada di meja mereka tanpa basa-basi. Ya, meskipun dia mengucapkan kata tolong, tapi tetap saja.

Cinta Tapi BedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang