Ketika bu Sri masuk menuju kelas sepuluh, ia terheran melihat kursi Dharma yg tidak di hadiri oleh makhluk hidup ataupun gaib sekalipun "Kemana anak itu??" ucap bu Sri kepada anak anak, "sakit bu, dia pas istirahat tiba tiba mimisan, baru aja kita bawa kerumah sakit" ucap Feby membalasnya, Hari ini sekolah terasa sangatlah sepi karena tidak ada manusia profokator yg membuat sekolah seperti perang dunia ke-4 tak lama kemudian bell pulang pun berbunyi.. Dan semua siswa pergi menuju rumahnya masing masing tetapi tidak untuk Yasmin, ia menuju gerombolan anak anak kelas duabelas untuk menanyakan kabar Dharma. "Kakk, Dharma punya penyakit apa sii sebenernya??" ucap yasmin dengan nada gemetar. "Diaa bukan urusan lu lagi, dia bukan siapa siapa lu, dan tolong jangan buat dia sedih" balasan alex teman kelas duabelasnya. Mendengar perkataan itu dari kak Alex, hati Yasmin bagaikan terbelah menjadi berkeping keping, bendungan air mata pun akhirnya tidak kuat di tampung, air matanya menetes merambat menuruni pipi seketika mendengar perkataan itu, melihat keadaan Yasmin yg hancur seperti itu, Alex pun merasa bahwa dirinya sangatlah berdosa melakukan hall bodoh yg baru saja ia ucapkan. Terdengar nada dering dari handphone Yasmin, ternyata itu adalah panggilan masuk dari ibunya, segeralah Yasmin mengangkat panggilan dari ibunya tersebut "Iyaaa hallo mahh??" ucap Yasmin dengan nada gemetar "kamu kemana aja sih??!! Ini mamah udah di luar nungguin kamu, cepett udah sore ini.." balasan ibunya sedikit emosi. Tak berfikir panjang, akhirnya Yasmin berlari menuju luar sekolah dan memasuki mobil silver yg sudah menantinya dari tadi.
Sesampainya di rumah Yasmin pun berlari menuju kamarnya, dan menyalakan handphonenya. Dia berniat untuk mentelfone Dharma tetapi niat itu ia urungkan, karena tau keadaan Dharma yg sedang tidak baik, akhirnya ia mengetik suatu pesan kepada Dharma "Dharma, aku minta maaff, aku tau emang aku salah, aku mohon, aku gamau pisah dari kamu, kamu bangun dong sayangg, sini main bareng aku, Dharmaa.. I miss you.." Yasmin mengirim pesan itu dan tanpa ia sadari air mata menetes dan membasahi bola matanya yg bersih. Terbayang di otak Yasmin, betapa sakitnya Hati Dharma melihat kelakuan yg ia perbuat, yasmin tidak dapat memaafkan dirinya sendiri, ia hanya bisa mengusap layar handphonenya, yg terlihat, foto mereka berdua dengan raut wajah yg amat sangat bahagia, senyum yg selalu terlampiaskan, kebahagiaan yg selalu menemani, keindahan yg selalu mewarnai, kini.. Semuanyaa telah sirna, sirna di telan bumi, hanya ada tangisan, penyesalan dan kebencian yg ada pada diri mereka berdua..
Di ruangan yg sepi, tanpa terlihat adanya kehidupan sama sekali, di ruang yg sepi tanpa satu pun orang menemani, hanya terdengar suara nafas yg terengah-engah, suara orang yg menahan sakit, suara dercikan air infusan yg menetes, terlihat ada seorang lelaki, seorang pria, seorang manusia yg menahan rasa sakitnya, dengan mimik wajah yg menahan sakit, dengan mengenakan pakaian SMA yg penuh dengan darah, ternyata ia adalah Dharma, Keadaan Dharma sangatlah memprihatinkan, orang yg bersifat humoris, kacau, ceroboh, sombong, ricuh, kini.. Hanya dapat terdiam, meratapi nasip, dan tertidur yg entah kapan ia dapat terbangun, mungkin nanti? 3 jam kemudian? Lusa? Seminggu kemudian? Atau entah kapan ia terbangun.
Terdengar langkah kaki beberapa orang yg berjalan menuju ruangan sunyi tersebut, beberapa manusia yg sangat khawatir dengan keadaan seseorang yg berada di dalam ruangan tersebut, "silakan masuk, mass mass, jangan terlalu berisik biarkan Dharma beristirahat.." ucap suster kepada seseorang disana. Mereka pun mengangguk dan berjalan menuju Dharma yg terbujur lemah di kasur yg penuh dengan Darah, entah darah dari mana. "Dharrr-Dharmaa???? Lll-o el-oo kenapaa???!!!" tangisan Yasmin yg tiba tiba meledak ledak melihat keadaan Dharma yg terbujur kaku, seketika barang yg Yasmin bawa terjatuh berserakan ke lantai, Yasmin berjalan perlahan mendekati Dharma, "Sayanggggg, ka--kaamuuu kena--kenapaa???!!!" ucap Yasmin kembali menangis, tiba tiba ada beberapa orang yg menghampiri Yasmin ternyata itu adalah, Yosep, Alex, Budi, dan Bi Isma. "Udahh non.. Nonn yg sabar yahh, mungkin den Dharma lagi ngedrop aja.. Udah non Yasmin yg sabar yah" ucap bi Isma meredakan isakan tangis Yasmin, teman teman Dharma hanya dapat melihat dan menahan tangisannya, Yosep pun berjalan mendekati Dharma dan berbicara kepadanya "lu kenapa brayy?? Kok lu bisa sakit gini?? Gua disini kok, gua selalu ada untuk lo. Lo ada apa? Apa yg terjadi sama lo?" ucap Yosep kepada Dharma, tak terdengar balasan dari Dharma, hanya terdengar mesin penghangat ruangan, dan suara tarikan nafas Dharma yg mulai sulit. "Sayangg, detik ini, menit ini, jam ini, aku ingin menjadi orang yg selalu mengingatkan mu, aku akan membuktikannya" ucap Yasmin dan memeluk Dharma erat. Tak disangka, Dharma pun terbatuk dan membuka matanya secara perlahan, Terlihat di wajah Dharma yg pertama kali ia pandang adalah wajah Yasmin, "Yass?? Lu ngapain kesini?? Gua dimana yass??" ucap Dharma yg mengagetkan seisi ruangan, tanpa basa basi Yasmin pun memeluk Dharma erat dan berkata "Sayangg, please, Aku gamau kita udahan gini, aku sayangg kamu, aku janji bakalan jagain dan ngurusin kamu, selamanya.. Aku janji.." ucap Yasmin, dengan tangisan yg terisak-isak "Yass????" Dharma terdiam, dipandangnya seluruh temannya hanya tersenyum, di balasnya pelukan Yasmin dengan tenaga yg tidaklah kencang, melainkan, tenaga yg amat sangat lemah, Yasmin menangis di dalam pelukan Dharma, itu adalah hall yg sangat memilukan bagi Yasmin, tiba tiba.. Nafas Dharma terhenti, terlihat Darah yg sudah mengalir membasai air infusan dengan warna merah kental, serta darah yg keluar dari hidung, serta bibir Dharma. Melihat keadaan seperti itu, Yasmin panik tidak karuan, ia teriak terkaget-kaget dan berlari mancari dokter, "sayanggg please, kamu bisaa.. Kamu bisaa sayanggg.. Kamu kuatt...!!" teriak Yasmin yg penuh dengan harapan. "Dok!! Dokter!!" teriak Budi dari dalam ruangan tersebut. Akhirnya dokter datang dan berlari menuju Dharma, memeriksanya dan menyuruh agar Yasmin serta yg lain pergi meninggalkan ruangan tersebut, terlihat samar samar dari kaca yg sengaja di pasang scotlate agar terlihat rabun, Darah yg keluar dari diri Dharma sangatlah banyak..
Beberapa menit berlalu, dokter pun berjalan keluar menuju Yasmin dan gerombolan teman teman Dharma, "siapa orang yg bisa saya ajak bicara?" ucap Dokter tersebut membuat Yasmin terkaget dan berjalan menghampirinya "saya dokk" balasan Yasmin percaya diri.. "Tolong ikuti saya" balasan Dokter tersebut. Sampailah di ruangan yg sunyi dan wangi obat obatan yg mewarnai ruangan tersebut. "Jadi gini, Dharma mengalami gangguan dalam jantung serta paru parunya, jantungnya sudah tidak dapat bekerja dengan baik, sehingga seringkali, Dharma mengalami mimisan atau hall lainnya, panyakit ini menular, jika tak cepat di tangani maka akan konfleks menuju Ginjal mengami gagal ginjal" mendengar perkataan itu Yasmin hanya terdiam menatap wajah dokter yg amat sangat serius "dokk??" balasan Yasmin.. "....."
KAMU SEDANG MEMBACA
TwentyOne.
RomanceKisah Cinta antara kaka kelas dengan adik kelas yang sangat nakal dan keras kepala, anak itu bernama Dharma, lelaki yg di terpa 1001 masalah, dan kecerobohan. Dia mencintai seorang kaka kelas yg bernama Yasmin, yang jelas jelas bahwa sifat mereka be...