Kemunculan yang takterduga

220 9 1
                                    

Berhari hari tanpa kehadiran Dharma di sekolah ini, semakin lama semakin sepi tanpa kehadiran Raja Stress.

Tok.. Tok.. Tokk...

Terdengar suara ketukan pintu yg menghamburkan sunyi di ruangan yg sepi, "yaaa.. Silakan masuk" balasan dari seseorang yg berada di dalam ruangan tersebut, terdengar suara langkah kaki, suara langkah kaki yg gagah, mengenakan pakaian serba putih, dengan sepatu hitamnya berjalan mendekati seorang yg tergeletak lemas di kasur yg penuh darah. "Bagaimana keadaanmu Dhar? Apakah sudah membaik?" ucap dokter itu kepada Dharma. Dharma hanya bisa mengangguk, mengangguk pasrah atas semua penyakit yg di deritanya. "Hmm.. Baiklah sepertinya kamu mulai membaik.. Kalau begitu, nanti kamu bisa pulang kerumah.. Tetapi sesampainya di rumah kamu tetap tidak boleh pergi kemana mana." balasan dokter tersebut mempertegas perkataannya.

Gooolll!! Horeee!!! Terdengar suara gemuruh riuh di sekolah yg ramai, ternyata hari ini ada sparing bola antara kelas X melawan kelas XI kebetulan pula hari ini adalah hari ulang tahun sekolah, jadi hari ini semua siswa diperbolehkan tidak belajar, dan seperti biasa dalam hitungan menit terbentuklah kelompok kelompok yg berbeda. Kelompok berandalan,jaim,kutu buku,bola,dll. Hari ini sangatlah membahagiakan bagi seluruh siswa dan siswi. Terlihat Yasmin duduk di pojok kantin, sendiri tanpa teman yg biasa menemaninya, "woyy.. Sendirian aje.." terdengar suara yolla teman sekelasnyaa "iyaa nih gua lagi mikirin Dharma teruss.." ucap yasmin menggerutu "busehh kaco kaco, lu galau gara gara ade kelas?? Hahahaa" balasan yollaa tertawa bahagia mengejek yasmin. "Elah bawell lo"

Kantin yg tadinya ramai riuh, gemuruh, bagaikan perangdunia, tiba tiba sepi, senyap tanpa suara.. Yasmin terheran heran atas fenomena ini dia menebak pasti ada yg sedang bertengkar dilapangan sana, tetapi lama kelamaan kantin semakin sepi, semakin kurang siswa yg berada di kantin. Tiba tiba.. "YAS!! YASMIN!! SINI YASS ADA DHARMAA!!! WOI!!!

Suara yg terdengar samar samar dari ujung kantin, ternyata itu adalah kurnia sahabat Yasmin.

"Apasehh yaampun brisik banget sii" ucap yasmin ketus. "Ii-iituh.. Haduhh.. Minum dulu minum haus nih" ucap kurnia seraya memunium es Yasmin "eehhhh.. Es gue yaampun lo ribet banget ah, ada apaansii? Ada yg berantem? Udah bosen" balasan yasmin. "Ituu lohh di depan ada Dharmaa.." balasan Kurnia seraya melirik ke arah lapangan. "Hahh?? Dharmaa??!! Yakin lo?!!" ucap yasmin kaget. "Iye sono tengokin" balas kurnia seraya meminum es Yasmin

Tak berfikir panjang, dengan tergesa-gesa ia berlari menuju lapangan, sesampai di lapangan keanehan pun terjadi, lapangan mulai sepi dan anak anak kembali menuju kantin, tetapi Yasmin tetap optimis atas kemauannya yaitu bertemu Dharma, ia berjalan melawan arus keramaian dan berjalan melewati lorong koridor, terlihatlah lelaki lemah tiada arti terduduk lemas di kursi roda yg pelan, dan terlihat pula bi isma yg mendorongnya dari belakang kursi roda, mereka berdua berjalan menuju ruang guru, dan akhirnya Yasmin mengejar mereka berdua, menghalangi mereka untuk menuju ke ruang guru, ia berlari begitu cepat bagaikan siput mengejar tomat, setelah menghalangi mereka berdua, terlihatlah wajah Dharma yg menunduk, terdiam. Terlihat di hadapan Dharma sepatu putih khas Yasmin dengan rok panjang menutupi mata kaki, dengan perlahan Dharma mengangkat kepalanya dan melihat wajah yasmin yg tersenyum indah, dengan lekuk kerudungnya yg mulai berantakan. Dharma membalas senyuman itu dengan usapan tangan lembutnya di pipi yasmin, Yasmin seketika terkaget kaget mendapat perlakuan seperti itu dari Dharma. "Kok Kaka disini? Ga ke kantin makan?" ucap Dharma lemas. "Enggaa kok tadi aku udah makannya udah gendut ini" balas yasmin meledek. "Ohh, dorongin Dharma dong ka ke ruang guru mau salam salaman nih udah lama gamasuk" balas Dharma memelas "oke bos siap hihihi" tanpa abah-abah isyarat dari Dharma lagi, dengan sigap yasmin berjalan kearah belakang kursi roda.

Yasmin mendorong kursi roda Dharma, mereka berjalan melewati lorong yg penuh dengan etalase berisi piala piala atas lomba yg siswa siswi lakukan. Yasmin melihat dari atas wajah Dharma, wajah yg biasanya membuat ulah kini terdiam lemas, "Dhar, aku minta maaff" ucap yasmin menghentikan kesunyian. "Iyaa gapapa kok kak, udah gua maafin tenang aja lagi" balas Dharma dengan nada datar "tapi kamu bener bener gamarah kan?" balas yasmin mempertegas "enggaa yasmin.." balasan Dharma dengan senyum yg panjang.

Tak terasa bel pulang akhirnya berbunyi semua murid pulang menuju rumah masing masing atau ada juga yg pergi menuju tempat tongkrongannya untuk bermain, tetapi tidak dengan kelas XII mereka harus melakukan Penambahan materi terlebih dahulu sebelum pulang menuju rumah. Anehnyaa terlihat Kak budi anak kelas XII-F teman sekelasnya Ridwan. Terlihat ia mengendap endap berjalan menuju parkiran, "hmmm, itu si gendut mau ngapain yaa.. Gua kagetin aja dahh.." ucap Yasmin dalam hati. "Haii haii kamu!! Kok kamu ga masuk ruang PM? Mau kabur kamu? Budii!?" ucap Yasmin bernada seperti bu sri, "ehh iyaa bu ini saya mau naro helm bu tadi jatoh" ucap kak Budi seraya menaruh helm di kaca spion, tanpa berfikir panjang ia berlari sekencangnya menuju belakang sekolah dan naik menuju ruang PM, melihat hal itu Yasmin tertawa terbahak bahak, sampai ia lupa bahwa ayahnya sudah menunggu di depan gerbang sejak tadi.

Denn.. Bangun denn.. Den Dharmaa bangun.. Terdengar suara bi Isma dari luar kamar yg sunyi nan sepi, kondisi Dharma mulai membaik keadaanya sudah semakin vit dan bisa berjalan sendiri tanpa menggunakan kursi roda kembali, Dharma mencoba bangkit dari tempat tidurnya ia berjalan perlahan menuju kamar mandinya "yatuhan tolong dharma" ucap Dharma dalam hatinya.

Waktu menunjukan pukul 11.00 menunjukan bahwa hari mulai siang, Dharma sudah berganti baju dan siap untuk kembali pergi ke rumah sakit untuk check-up lebih lanjut. Sesampainya dirumah sakit Dharma dengan nada yg bermalas malasan berjalan memasuki ruangan periksa.

Setelah periksa selesai Dharma terheran heran melihat wajah dokter dengan mimik wajah yg sangat senang "Dharma sekarang kamu sudah sembuh, sudah hilang kotoran yg ada di darahmu, kamu tidak usah cape cape kembali ke rumah sakit sekarang" ucap dokter tersebut. Dengan seketika ia teringat ucapan kak budi saat Dharma berkelahi dan merasa bahwa dunia ini rasis "In this world there is nothing called a racist friend" dengan sendirinya Dharma tertunduk senyum, menagan tangis yg terdalam.

Kriningg kriningg.. Krinigg kriningg...

Terdengar suara telfon masuk dari hp Dharma yg sudah lama sunyi, ternyata itu dari Yasmin, Dharma terdiam ketika melihat wallpaper handphonenya yaitu foto mereka berdua, foto penuh dengan keromantisan, keharmonisan, dengan senyuman yg merona di setiap fotonya. Dharma terdiang dan mengangkat telfon masuk dari Yasmin. "Hallo? Dharma?" ucap yasmin, "iya saya waalailumsalam kak" balasan Dharma. "Aku minta maaff yaa, aku ga akan pernah ngebuat kamu sakit hati lagi, aku tau yg aku perbuat sangatlah salah, tapi aku mohon permaafan dari kamu, aku takut akan kehilangan kamu, kalo jadi sahabat aja kita bisa bersama dah bahagia kenapa harus pacaran? Aku disini bukan mau ngungkit dan buat kamu sakit lagi, tapi aku sadar atas semua kesalahan aku, aku minta maaff" ucap Yasmin dengan nada terisak isak. "Iyaaa kak, gua ngerti kok, manusia di dunia pasti pernah ngerasain salah kok, tapii kak, lu juga harus tau arti dari batas kesabaran, gua minta maaff ya kak, pernah buat lu sakit hati juga, kita bisa kok lebih dari sahabat, kita bisa jadi apa yg lu mau, tetapi semua butuh proses kak, butuh waktu yg sangat lama untuk menghapus tinta permanent di kertas yg bersih, butuh waktu yg lama untuk menghilangkan luka di hati yg tulus, emang mungkin sikap gua berlebihan kak, tapi sekarang lu udah sadar gimana sikap gua, gua mau berterima kasih" balas Dharma dengan nada yg lantang dan percaya diri.
" When you miss me , you can bow down to the west and pray for the good of my love you Yasmin." celetukan Dharma yg seketika membuat hati yasmin luluh begitu saja.. "Dhar, aku mau kita kaya dulu bisakan?" ucap yasmin memelas, "biarkan saja tuhan yg mempertemukan kita" balasan Dharma.

*****

TwentyOne.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang