Part 1
Sera menenggak segelas teh dingin dengan cepat. Dia tampak sangat menikmati minuman tersebut seperti seseorang yang tidak pernah meminum apa pun selama beberapa hari.
Peter duduk didepan Sera, memperhatikan gadis itu dengan rasa penasaran yang besar.
Merasa diperhatikan, Sera pun melirik ke arah Peter.
Peter cepat-cepat mengalihkan pandangannya.
Fokus Peter kini tertuju pada kotak kardus besar tempat Sera muncul. Di sana terdapat beberapa peralatan seperti tabung, masker dan lain-lain. Peter tidak tahu pasti, tapi sepertinya itu peralatan bertahan hidup yang disediakan untuk sebuah perjalanan jauh dan lama.
Lalu, jika diperhatikan lebih detil lagi, sepertinya itu bukan kotak kardus biasa. Dinding bagian dalamnya tidak tampak seperti kotak kardus biasa, tetapi sesuatu yang bisa digunakan untuk menahan redaman dan terlihat empuk sehingga membuat seseorang merasa nyaman di dalamnya.
"PUAAAH!!" seru Sera lega setelah meminum habis segelas teh. "Minuman ini enak, apa namanya?"
"A-Ah, itu namanya teh. Kau tidak pernah tahu teh?"
Sera menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Baiklah... Kalau kau sudah selesai, kau boleh pulang," ucap Peter sambil beranjak bangkit dan berjalan menuju meja belajar di belakangnya.
"Oke... Hei, tunggu dulu! Kamu menyuruhku apa!?"
"Segera pulang ke rumahmu. Entah di mana pun letaknya itu."
"Hei, orang normal pasti akan bertanya 'Kenapa aku bisa berada di dalam kardus tersebut?' atau 'Siapa yang mengirimkan kardus-kardus ini?', bukannya menyuruh mereka untuk pulang ke rumah!"
"Aku sudah tahu semuanya," ucap Peter sambil sibuk mengutak-atik komponen dari dalam kardus kecil. Dia mulai menggabungkannya dengan rakitan-rakitan mesin yang dia dapatkan dari kotak-kotak sebelumnya. Tangannya menggerak-gerakkan obeng kecil dengan lincah.
"Eh?"
"Kau muncul dari kotak yang dikirimkan dalam keadaan tidak terikat dan ceria. Lagipula, tidak ada tanda-tanda keberadaan barang yang sepertinya digunakan untuk penculikan atau tindak kejahatan apa pun dalam kotak itu. Hal ini menandakan kalau kau bukan seorang korban penculikan atau suatu kejahatan lainnya. Kotak itu juga terlihat sangat nyaman untuk ditempati—meski ada kemungkinan di sana panas, karena begitu keluar kamu langsung minta minum kepadaku."
"......"
"Sudah jelas 'kan, kalau kaulah pengirim kotak-kotak kardus ini? Memang, ada kemungkinan kalau bukan kau yang mengirimnya, melainkan pihak lain yang bekerja sama denganmu, tapi pertanyaan terakhirmu tadi mempertegas bahwa kaulah yang mengirimnya."
"......"
"Kau mengirimnya bersama dengan sebuah manual untuk merakitnya, berarti kau ingin aku merakitnya. Kau sampai datang ke sini, berarti kau ingin mengambil barang yang sudah kurakit ini 'kan?"
Sera membuat ekspresi kagum yang dibuat-buat. Gadis tersebut bertepuk tangan pelan.
"Hooo... Analisa yang hebat sekali tuan detektif. Hampir sembilan puluh persen dari ucapanmu itu benar! Lalu, apakah barangku sudah kamu buat?"
Peter tidak menjawab, dia sibuk dengan pekerjaannya.
"Hei!!"
"......"
"Anu...."
"......"
"HEEIII!!! PALING TIDAK JANGAN CUEKIN AKU SEPERTI ITU DOONGG!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Constellation #1 - Prelude
Science FictionSepulang sekolah, Peter Aldebaran selalu mendapati sebuah kotak kardus misterus di dalam kamarnya. Siapa yang mengirimnya dan bagaimana kotak tersebut berada di sana, Peter sama sekali tidak tahu. Yang dia tahu, kotak kardus itu berisikan komponen...