Tiga

1.2K 8 0
                                    

     Sepulang dari diskotik, aku belajar sampai jam 2 malam, ya memang aku pulang dari diskotik terkadang sampai jam 12an atau jam 11an tergantung kemaun klienku, tetapi jika besok sekolah aku menolak jika lewat dari jam 12 malam.
     Aku mengerjakan tugas-tugas sekolahku, dan menghafal materi untuk besok ulangan matematika. Aku tidak pernah bilang kepada klienku jika aku masih sekolah, dan aku juga tidak pernah bilang kepada teman temanku soal pekerjaanku dan keluargaku ini, setiap teman yang mengajaku untuk bermain di rumahku aku slalu menolak, alasan nya ya kalian tau sendiri kan?. Paling jika ada teman yang berbaik hati memgantarkanku pulang hingga sampai depan komplek tak sampai rumahku.
   Aku takut jika semuanya terbongkar dan semua orang mencemohkanku.
       Pagi ini aku terbangun dengan lintauan suara petir. Ya diluar hujan, hujan.
"Allysa bangun sayang kamu harus sekolah" sahut mamah
"Iya iya mah ini allysa udah mau bangun" jawabku sambil membalikan badanku
"Bilangnya bangun malah tidur lagi".
   Beberapa detik saat mamah berkata itu kepadaku ada suatu tangan yang mengangkatku dan ada  tangan  yang menggelitikiku, hingga  aku membuka mataku, dan tertawa.
" ih mamah geli ih" kataku sambil memggerakan badanku.
"Papah turunin aku ih pusing dimuter muterin"ujarku.
      Setelah itu aku dilempar di sofa ruang tv yang empuk.
"Papah!!!! Ngagetin!!"bentaku
"Kamu mandi sana sekolah !!udah jam 6 nih sayang" kata papah
"Ih akunya males, hujan ini". Kataku
"Kalo hujan emang ga sekolah, tetap sekolah Allysa sayang". Ujar mamah
"Gamau, Allysa tetep gamau, Allysa ga mood sekolah titik." Gumamku
  Aku pura-pura ngambek sama mamah dan papah, dengan muka yang cemberut.
"Yaudah deh sayang mamah sama papah izinin kamu ga sekolah, tapi hanya kali ini aja yah kamu bolos?" Aku  langsung bangkit dari tidurku dan langsung bersorak kegirangan sambil loncat-loncat dan memeluk mamah dan papah.
"Aku mau hujan-hujanan" kataku
"Nanti sakit sayang"kata mamah
" engga kok masa hujan hujan an saja langsung sakit sih?." Jawabku
"Tapi kamu kalo sakit gabisa ikut lomba story telling lusa nanti". Jelas papah
"Engga papah, anak papah kan kuat". Kataku
" Yasudah bagaimana kalo kita bertiga hujan-hujanan bareng!!"Seru mamah
" nah itu hal yang bagus mah!!!!"
   Aku, mamah dan papah hujan-hujanan bersama dibelakang rumahku sambil kejar-kejaran sambil tertawa-tawa.
   Aku terbangun dari lamunanku yang tertuju pada rintik-rintik hujan diluar, tak sadar aku mengeluarkan air mata, akupun bergegas pergi untuk melakukan aktivitasku dan pergi menuju sekolah.
      Bel istirahat berbunyi aku pergi menuju kantin, dan aku melihat seseorang yang pernah kutemui aku melihatnya dengan sangat lekat, dan aku yakin itu "Satria"Batinku. Dia sekolah disini? Lelaki yang pernah ku layani ternyata masih sekolah dan terlihat dia gabung dengan anak anak kelas 12, ya mungkin dia kelas 12. Aku menjadi khawatir, gelisah, dan takut apabila ia masih mengingat wajahku, walaupun hari ini aku memakai hijab, tetapi sama aja itu pasti akan sangat mirip. Dan jarak ku dengan dia kurang lebih 2 meter, aku takut apabila dia melihatku.
" Gisel, Ledia gue ga jadi jajan yah, gue lupa kalo gue bawa bekel dikelas, kan sayang kalau gadimakan". Kataku pada Gisel dan Ledia yang sedang memesan makanan. " Allysa, lo makan bekel lo pas istirahat kedua aja, nah pas sekarang mending lo jajan disini, nih kan udah lo pesen makanan nya". Kata Ledia sambil memberikan semangkok mie ayam kepadaku.
" oh iya ya aduh kamu pinter banget sih Ledia" kataku asal
"Masih pinteran kamu Allysa" katanya
Setelah itu kita bertiga duduk di bangku kantin
" Gisel kita duduknya jangan disini napa, didepan perpus aja yuk!"ajaku
"Gapapa sih Allysa, kan kita udah kebagian tempat duduk ini, kalo didepan perpus nambah jauh lagi" ujar Gisel.
    Tak sengaja aku melihat ke arah orang itu. Aku yakin itu Satria dilihat dari bentuk tubuhnya juga, ya karena aku dan dia pernah berhubungan intim. Aku takut kalau dia mengenaliku.
"Allysa!! Lo ngeliatin apaan sih?" Tanga Gisel
" Engga kok engga ngeliatin apa apa"  jawabku
" eh tapi tadi gue perhatiin Allysa dari tadi liatin cowok yang disebrang sana?" Ujar Ledia
" iyatah Allysa? Lo suka sama cowo kelas 12, cowo yg mana nya?" Kata Gisel
"Ledia ngaco ah nggak gue gasuka sama cowo kelas 12 itu". Jawabku
   Bel pulang berbunyi aku dipinta ke kantor dengan bu Rena.
"Allysa, orang tua kamu sudah datang?" Tanyanya
"belum bu, belum aku bilangin ke orangtua ku" jawabku
"Besok datang yah Allysa" katanya, lanjutnya"hari ini kita mulai bimbingan nya kita akan mengerjakan soal soal olimpiade tahun tahun kemaren" kata bu Rena sambil memberikan kertas kertas soal.
*Allysa POV
"Allysa orang tua kamu sudah datang?"tanyanya
jantungku berdetak cepat mendengar pertanyaan itu dari bu Reva, mungkinkah orang tuaku akan datang ya Tuhan, papahku sudah meninggal 2 tahun silam, sedangkan ibuku dia pasti tak akan pernah datang ke sekolah ini. kecuali ketika aku smp. Didalam hatiku aku ingin menangis mendengar pertanyaan ini. Ingin rasanya menjerit"mengapa ini bisa terjadi padaku ya Tuhan?" Batinku. Aku ingin menceritakan semuanya sama seseorang yang bisa kupercaya, tapi apakah aku bisa percaya dengan sahabatku jika mereka tahu jika aku seorang psk dan orangtuaku sudah berantakan. Apakah mereka masih akan mau berteman denganku? Mereka pasti tak akan mau berteman dengan manusia kotor sepertiku dan pasti mereka langsung menceritakan aib ku ini pada orang-orang. Sehingga orang-orang menjauhiku dan mencemohkanku?. Aku tak mau hal itu terjadi ya Tuhan, oleh karena itu aku tak berani cerita dengan mereka. Bercerita pada guru? Aku tak mau walau hanya bercerita jika papah sudah meninggal dan mamah? Sudah jangan ditanya aku sedih melihatnya. Aku tidak ingin nanti pihak sekolah merasa iba kepadaku.
"Belum bu, belum aku bilangin ke orangtuaku". Jawabku. Pedahal dalam batinku aku tak akan membicarakan ini semua kepada orangtuaku. Coba saja kita masih utuh aku akan bercerita apapun yang aku rasakan pada mereka, dan aku pasti akan bercerita jika aku ikut lomba mereka pasti sangat senang sekali. Tapi sekarang? Aku tak tau ingin bercerita kepada siapa.
"Besok datang yah Allysa"katanya, lanjutnya "hari ini kita mulai bimbingan nya kita akan mengerjakan soal soal olimpiade tahun tahun sebelumnya". Katanya
Aku masih sangat tertekan dengan perintah bu Rena untuk memanggil orang tuaku.
   Saat aku sedang mengerjakan soal dimeja bu Rena tepatnya di kantor, ku melihat DIA, ya dia mirip sekali dengan Satria. 'tapi apakah ia Satria yang berengsek itu?'batinku. Aku menghindar mukaku saat dia melewati meja bu Rena, dan ternyata tujuan dia memang untuk ke meja bu Rena.
"Ada kertas soal soal olimpiade matematika ga disini?" Tanyanya. Aku berdengus 'soal olimpiade matematika?' Apa dia ikut lomba olimpiade matematika. Jika Satria yang pernah ku layani dia terlihat seperti anak bergajulan tak seperti orang yang dihadapanku ini.
" oh, ini kan?" Jawabku sambil memberikan kertas itu.
"Terimakasih"
Lalu ia pergi
Aku masih memandangi orang itu dari jauh, apakah itu Satria? Aku takut jika memang itu benar, karena aku takut jika dia mengenaliku dan mnceritakan jati diriku dihadapan siswa siswa sekolah ini.
Dan aku juga berpikir apakah Satria yang kukenal dengan wajah yang mesum penampilan yang bergajul berubah dengan penmpilan yang seperti anak baik-baik dan bahkan pintar karena ikut olimpiade Matematika?.
-------
Vote dan comment yah

Gadis MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang