Lima

725 6 2
                                    

       Teringat itu aku langsung berpikir untuk mengunjungi tante Mira ya mungkin aku bisa memintanya untuk menandatangani surat izin ikut olimliade, dan memberitahu prihal kematian papah, kondisi mamah, dan kondisi keluargaku, tetapi mungkin aku enggan untuk memberitahu jika aku kerja sebagai pekerja sex, itu tidak mungkin. Aku merencanakan untuk menemuinya sepulang sekolah nanti. Jika aku akan berbohong pada bu Rena aku bisa saja menyewa tukang ojek atau penjual makanan dekat rumahku untuk menggantikan orangtuaku menandatangani surat izin orangtua itu. Tapi aku tidak sekejam itu.
        
          Bel masuk berbunyi aku mengeluarkan buku IPAku dan sekarang pelarannya tentang organ-organ intim wanita dan pria, dan juga tentang sex bebas.
"Allysa, gimana ya kalo kita udah nikah trus kita ngelakuin itu, sakit ga yah?" Tanya Ledia
"Lu nanya sama orang yang belum nikah Led!"Jawabku, pedahal batinku berkata 'gue belum nikah aja Led udah ngelakuin itu berkali-kali Led'
"Oh iya yaa" katanya
Bu Rena mulai menjelaskan materi ini
"Jadi zaman sekarang banyak anak muda yang belum nikah tetapi udah berhubungan sex dengan yang bukan mukhrimnya, apalagi contohnya psk"
Mendengar perkataan itu jantungku berdetak kencang dan rasa takut yang menghantui, tetapi aku berusaha untuk tetapi terlihat seperti biasa tanpa ada masalah.
"Dia melakukan hubungan sex dengan banyak lelaki, dan tentu saja bisa menyebabkan penyakit hal itu tidak boleh" jelas bu Rena.
Setelah pelajaran IPA selesai, masih banyak siswa-siswa sekelas yang masih membicarakan tentang materi yang dijelaskan bu Rena tadi.
"Eh menurut film yang gue tonton nih, kalo berhungan intim pertama kali kedua belah pihak merasakan sakit". Celoteh Dimas.
" Berarti, lo sering nonton film bokep Dim" kata Gisel
" otak bokep amat Dim"kata Ledia
"Dimas, kebelet pengen punya istri tuh". Ujarku
"Iya Allysa, kalo kamu mau yuk sekarang kita ke KUA !"Celoteh Dimas.
Sepulang sekolah seperti biasa, aku akan bimbingan untuk olimpiade IPA.              
       Aku pun pergi ke kantor guru untuk bimbingan.
    "Assalammualaikum bu"kataku
"Wa'alaikumsalam, oh iya Allysa Orang tua kamu kapan datang 3 hari lagi olimpiadenya kan?"kata bu Rena
"Hmm katanya besok bu"jawabku
"Oh iya Allysa, kamu belajarnya bareng sama dia yah". Kata bu Rena sambil menunjuk orang dibelakang kantor guru. Akupun mengangguk.
"Permisi, kata bu Rena gue disuruh ngerjain soal disini bareng lo". Kataku pada orang yang sedang duduk membelakangiku itu. "Iya silahkan!"Jawabnya sambil menengok dan ternyata itu orang yang mirip seperti Satria. Rasa khawatirku pun muncul, jika ternyata benar itu Satria bagaimana nasibku?

           Aku mengerjakan soal disamping orang itu. Diantara kami tidak ada percakapan, aku pun enggan untuk membuka percakapan. Lalu akhirnya ia membuka percakapan.
"Lo kelas berapa? "Tanyanya
"11 -2 IPA "Jawabku. Lanjutku "kalau lo?"
"11 IPA-6" Jawabnya.
'Ternyata dia kelas 11 sepantaran denganku tetapi pergaulannya dengan anak kelas 12?'batinku
"Nama lo siapa?"Tanyanya
"Ehh g..u..e Allysa"jawabku "lo siapa?"
"Nama Gue Rio"Jawabnya
"Oke salam kenal Rio, semoga kita berhasil yah nanti". Kataku.
Batinku masih khawatir tak karuan, aku takut jika ia Satria, tetapi ia tidak mengenal wajahku ketika mengenakan kerudung, aku harus berhati-hati dengan orang ini.
Tak terasa sudah pukul 3.P.M aku lupa jika aku ingin menemui tante Mira di Bogor hari ini.
"Rio gue mau pulang duluan yah?" Kataku
"Oke"
***
        Aku sudah siap-siap untuk berangkat ke Bogor menemui Tante Mira. Aku menaiki Bis pergi kesana. Diperjalanan banyak pesan yang masuk
To: Detania
Det hari ini bisa ga? Mas tunggu di hotel biasa
To: Detania
Det abang pengen ketemu nih??
tetapi pesan itu kuabaikan tak ada satupun pesan yang kubalas.
Di bis aku hanya mendengarkan musik. hingga sampai aku tertidur.
"Neng bangun!!udah sampai terminal Bogor!"kata seorang kenek
         
      Aku pun turun dari bis itu, dan mulai mencari sebuah desa yang namanya Cikeusal. Aku menaiki angkutan umum, dan ternyata jaraknya hampir jauh dari terminal itu. Hingga tak terasa hari sudah gelap. 'Kalo tidak salah iya disini'dalam hatiku.
"Kiri bang" kataku dan langsung turun dari angkot itu.
Aku teringat lagi moment moment aku ke desa ini bersama kedua orangtuaku, dan rasanya bahagia sekali. Tapi sekarang?
        Aku mencari rumah tante Mira, dan menanya-nanya kan dengan tetangga sekitar. Dan ternyata rumahnya tante Mira sudah didepan mata.
"Assalammualaikum"ujarku sambil mengetuk pintu.
"Wa'alaikumsalam" Jawab seorang wanita paruh bayah itu.
"Tante Mira?"kataku dan langsung memeluknya sambil menangis.
"Kamu .....Al....Allysa?" Jawabnya
"Iya Tante ini Allysa" kataku
Aku duduk di ruang tamu rumah tante Mira
"Allysa kamu kesini sama siapa? Mamah sama Papah kamu mana?" Tanyanya
Seketika aku menangis dan terdiam.
"Allysa? Kamu kenapa diam?"Tanyanya
"pa..pah udah...me..ninggal tante". Kataku
"innalillahi". Kata Tante Mira dengan ekspresi kaget dan mengeluarkan air mata lalu memeluku.
"Kalau mamah kamu?". Lanjutnya
Aku menangis, aku tak bisa mengungkapkan kata kata lagi.
"Allysa jawab tante jangan diem gitu" Kata tante
"Mamah lagi sakit tante!" Kataku
"Sakit apa Allysa ?"
"Sakit kelainan jiwa tante."jawabku
Melihat ekapresi tante Mira sepertinya ia kaget dan tak kuasa menahan tangisnya.
"Kamu sabar ya Allysa!" Ujar tante Mira menguatkanku.
"Tante aku boleh minta tante ke rumah aku di Jakarta ga?"Pintaku
"Ya silahkan sayang" jawab tante Mira
"Aku ingin tante jagain mamah, dan tante jadi wali aku buat tanda tanganin surat izin dari sekolah, tante". Jelasku
" Iya sayang, kapan tante ke rumah?"
Tanyanya
"Sekarang tan, karena aku sudah janji sama guru aku kalau besok orangtuaku akan datang" ujarku
        Aku dan tante Mira pun berangkat ke rumahku di Jakarta. Sesampainya dirumah, tante Mira langsung mencari kamar mamah lalu......
--------
Vote dan comment

Gadis MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang