Enam

614 4 0
                                    

           Setelah sampai rumahku, tante Mira kaget dengan kondisi rumahku yang berantakan.
"Allysa, kamu tidak membereskan rumah?mengapa semuanya berantakan?" tanya tante Mira
"Hmm aku kadang ngeberesin tante, tapi kan aku sibuk sekolah jadi aku..jarang ngrberesinnya" Ujarku
"Allysa, mamah kamu mana?" Tanyanya
"Mm Mamah a..da di... gudang belakang, tante," Jawabku terbata-bata.
"Kok mamah kamu tidur digudang sih?"
Aku terdiam.
Tetapi aku berjalan ke arah belakang rumahku seolah olah mengantarkan tante Mira untuk bertemu Mamah.
Aku membuka gembok gudang itu, dan terlihatlah seorang wanita paruh baya sedang terlelap tidur dengan kaki yang di pasung. Betapa sedihnya hati Allysa melihat kondisi mamahnya sekarang, ia tak tega melihat mamahnya di pasung, tetapi mau gimana lagi? Dari pada mamah bikin onar, mengacak-ngacak rumah dan semua barang-barang dirumah hancur. Lebih baik dan dengan berat hati Allysa mempasungnya, kadang jika mungkin pikiran mamah lagi tenang ia jarang teriak teriak, menangis, marah-marah, dan ketawa-ketawa, tetapi jika tidak? Jangan ditanya.
         
         Tetapi, aku lega melihat mamah seperti ini, ia sedang tertidur pulas, tanpa sengaja aku melihat tante Mira menangis.
"Tante lebih baik kita jangan ganggu mamah, biarkan mamah tidur," Kataku.
***
         Pagi yang cerah, kali ini berbeda kondisinya, ada Tante Mira yang membantu merawat mamahku dan membantu membereskan rumah.
" oh iya tan, nanti siang sekitar jam 12 an, tante ke sekolah aku yah," Ujarku sambil memasukan suapan nasi goreng buatan tante Mira kedalam mulutku.
"Iya Allysa, kamu kirimin aja alamatnya,"Jawabnya.
          Aku berangkat sekolah, dikoridor, aku melihat banyak siswa yang menyapaku, tetapi ada juga yang mengataiku
"Dasar tukang goda pacar orang,"
'Deg' jantungku bergoncang, apakah mereka sudah mengetahui sebenarnya, tapi tunggu, dia Selia, dia punya pacar namanya Boy, dan aku tak pernah menggoda Boy. Lalu dengan rasa beraniku aku menghampirinya.
"Eh Selia!! Siapa sih yang suka ngegoda pacar lo itu? nggak lah, ngapain? Inget ya gue bukan tipe orang jadi PHO hubungan orang lain, dan satu lagi, gue gapernah ngegoda cowok lo karena dia so ga selevel
dengan gue," Kataku sambil tertawa
"Alah lo ngaku aja Allysa!! Kata temen cowok gue dia lagi deket sama lu!!!" kata Selia

"Yaela Sel, lo itu di begoin mau aja! Inget yah kalo lo belum liat aslinya kan itu masih 'kata orang' bukan realita yang lo liat, Sel, lagian pacar lo si Boy Boy itu gadeket sama gue, udah ah gue paleng masih pagi udah ribut sama lo Sel!! Buka mata lo lebar-lebar," jelasku sambil pergi.
Memasuki kelas, mukaku terlihat badmood sekali.
"Allysa? Muka lo kayak abis marahin anjing". Ujar Dimas
" Iya gue abis marahin anjingnya Boy". Jawabku
"Ha? Anjing nya Boy?maksud lu apaansih?". Katanya dengan tatapan muka yang bingung
"Pikir aja sendiri, kalo udah tau jawabannya gue bakal ceritain".
 
     Bel Istrirahat berbunyi, aku dkk ya kalian tau Aku, Gisel dan Ledia seperti biasa pergi ke kantin.
     " Allysa, lo respond napa si Boy?" Gumam Gisel
"Ha? Apaansih Gis? Boy kan pacar Seli!". Ujarku
"Eh Allysa lo kemana aja sih? Seli sama Boy udah putus 2 minggu lalu, lo cewek hitz di sekolah masa gatau." Jelas Ledia
" Eh tapi tunggu deh, tadi kan gue ketemu sama si Selia dia tampang marah gitu katanya gue dikira godain Boy gitu, dan dia bilangnya si Boy itu pacarnya". Jelasku
"Ah si Seli, udah mantan juga masih aja ngaku ngaku pacar Boy". Kata Ledia.
"Gimana Allysa? Si Boy sering ngechat in lo ga?" Tanya Gisel
"Apaansih, ya pernah sih emang kenapa gitu?" Kataku
"Jadi cewek yang peka, sa" gumam Gisel.
          Dikantin, aku melihat Rio ya Rio orang yang akan mengikuti lomba Olimpiade Matematika, tetapi aku masih penasaran, apakah Rio itu Satria? Dan apakah itu hanya mirip saja? Dia terlihat sedang duduk bersama rombongan anak kelas dua belas, mungkin dia pria most wanted nya SMA 56 Jakarta Selatan, entahlah aku tak suka perdulikan hal seperti itu.

         Pulang sekolah aku harus ke kantor ya seperti biasa mengikuti bimbingan, karena besok ada lomba Olimpiade IPA, dan ternyata tante Mira pun sudah ke sekolah, untuk menandatangani surat itu.
"Ini orangtua Allysa?" Tanya bu Rena " hm saya bukan orangtua Allysa, bu". Jawab tante Mira
" Lalu ibu siapa nya?". Tanyanya
"Saya tantenya Allysa, bu" Jawab tante Mira
"Orangtuanya memang kemana?" Tanya bu Rena
"Papahnya Allysa sudah meninggal, dan mamahnya lagi sakit bu," Jelas tante Mira
"Oh tetapi Allysa tak pernah cerita jika ayahnya sudah meninggal, oh iya ibu potensi keponakan ibu memang sangat pintar dan cerdas sekali, ia kali ini akan mengikuti lomba olimpiade IPA se kota Jakarta Selatan, lalu 2 minggu lagi dia akan mengikuti lomba story telling bahasa inggris, dia memang sangat berprestasi bu, silahkan bu tanda tangani surat izin nya". Jelas bu Rena
"Iya alhamdulillah mungkin itu berkat kegigihannya" Jawab tante Mira sembari menandatangani kertas izin.
****
            Dering handphone berbunyi ada telepon yang masuk ke teleponku dan itu ternyata dari mas Hendra klienku, dan kebetulan kondisiku lagi bersama tante Mira yang sedang memasak makanan kesukaan mamah didapur.
"Sebentar ya tante, aku mau angkat telpon dulu". Kataku
"Hallo sayang, aku kangen sama kamu" Tanyanya disebrang sana
"Ada apa mas telpon aku?" Jawabku sambil melirik kiri kanan.
"Aku pengen kita ketemu di cafe biasa". Katanya
"Mau ngapain lagi mas?" Tanyaku
"Ya biasa sayang" jawabnya dengan nada yang sungguh menggelikan
"oke mas tunggu saja jam delapan".
Kataku sambil menutup sambungan telepon.
---------
Vote dan comment

Gadis MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang