My Happy Ending [TELAH TERBIT]

7. Pengagum Rahasia

Ehem... Ada kesalahan tentang jurusan kuliah Erina di part sebelumnya. Aku lupa pas di AEV nulis apa. Hahaha...aku benerin, jurusannya Arsitek bukan Desain grafis. Maaf karena tidak memperhatikan...

Agak lama kali ini, soalnya kemaren tangan aku kena uap panas dan nggak bisa ditekuk dulu. ini aja masih berbekas, item" gt. *nggak ada yang nanya...#plaaak

Part ini untuk kalian 600+ komen ^^ jangan lupa di rekomend ya, biar updatenya cepet. Eaaaa.. 

I'm quen of typo

Playlist part ini: me and my broken heart - rixton - cover by Macy Kate

Btw ini rambut Erina yang pendek...susah nyari visual Davika dg rmbt pendek, jd ini aja

===o0o===
Pengagum rahasia

Kilatan cahaya dari kamera dan sorotan tajam dari mata-mata yang menatapnya membuat pemuda itu menundukkan kepalanya, dia malu untuk sekedar menaikkan wajahnya, malu karena apa yang telah terjadi.

"Monster..."

"Anak Monster..."

"Kembalilah ke neraka..."

"Kau tidak pamtas hidup..."

Suara makian dengan bahasa Jerman yang kental dari orang-orang itu membuang si pemuda semakin menunduk dalam, ketika polisi-polisi itu mengapit tangannya dan menggiringnya keluar dari ruangan itu. Para wartawan serta orang yang datang ke tempat itu mengikuti kereka dengan masih terus mengucapkan kutukan-kutukan mereka.

"Anak sepertimu pantasnya berada di neraka."

Menyambut ucapan itu, sebuah telur melayang di atas kepala orang-orang yang sedang berdesakan dan mendarat tepat ke wajah pemuda itu.

Semua terjadi begitu cepat, para petugas mengurai kerumunan dan membawanya cepat masuk ke dalam mobil agar tidak ada lagi yang melemparinya dengan telur atau benda lainnya...

"Anak monster..."

##

Abi membuka matanya, terbangun dari mimpi buruk yang terasa nyata. Ah, bukan...itu bukan mimpi buruk. Itu kilasan masa lalu yang selalu ingin ia lupakan, tapi sayangnya mimpi itu tidak pernah ingin pergi darinya. Semakin keras dia mencoba untuk melupakannya, semakin sering pula mimpi itu datang. Seperti beberapa bulan terakhir ini, mimpi itu datang seperti hantu setiap malamnya. Inilah yang terjadi jika dia mencoba untuk melepaskan masa lalu itu dan lebih baik jujur pada perasaannya.

Selalu, ketika dia ingin meraih Erina ke dalam pelukannya, kilasan masa lalu itu datang seperti cambuk yang memecut dirinya. Tidak...dia tidak berani untuk melihat itu semua. Terlalu menakutkan, seolah-olah masa lalu itu sedang memperingatkannya bahwa dia bukanlah laki-lakinyang tepat untuk Erina. Tapi, takdir memang benar, seorang anak iblis tidak seharusnya mencintai dan dicintai oleh seorang putri.