1. Boneka Hidup

70.8K 5.1K 394
                                    

Aku ketik di sela-sela kesibukan. Maaf banget unuk Kyran lama ya. Dapetin moodnya susah banget buat mereka. Sepertinya mereka sedang bersembunyi dan enggan untuk menampakkan diri.

Oh ya...di tiap Part bagian awalnya bakal aku selipin masa lalu. Jadi Versi Abi dan Erina pada masa lalu itu beda" gt.
Kalo buat Abi itu masa lalu terburuk, tapi buat Erina masa lalu terindah. Kalian bakal tahu perbedaannya nanti.

Maksud dibuat gitu, biar kayak ada kilas masa lalu dikit ttg mereka. Mudah"an mengerti maksdnya ya...hehehe..
Yang pernah baca "Poison of love" sama "Love and Hate" karya aku pasti udah kenal gaya tulisan aku yang menyelipkan masa lalu ditiap awal partnya.

Enjooy...and tell me if you find typos

Ps: yg di mulmed itu Abi

==o0o==

Boneka itu berkulit putih, memiliki mata yang indah, pipinya merona kemerahan, bibirnya penuh dan berwarna merah, rambutnya hitam bergelombang panjang hingga ke punggungnya. Bukan, boneka ini bukan boneka cantik dari India. Boneka ini hidup karena sebenarnya dia adalah seorang anak perempuan berumur enam tahun. Boneka dengan mata yang selalu bersinar dengan kerlipnya yang memukau, seperti itulah yang selalu Abimanyu gambarkan tentang sosok Erina Prima Brawijaya.

_

"Ciaaat...Ciiaat...Ciaatt..."

Abi mengabaikan suara berisik Erina yang saat ini sedang bermain pedang kayu. Pedang yang dia temukan di gudang - milik Edgar ketika masih kecil. Menurut Edgar itu pedang yang dibelikan oleh ayahnya ketika beliau sedang dinas ke Jepang. Tapi, Edgar tidak memainkan pedang itu seperti yang sedang Erina lakukan saat ini. Edgar menyimpannya sebagai benda koleksi oleh-oleh dari ayahnya.

Entah kenapa, Edgar membiarkan begitu saja Erina bermain dengan pedang seperti itu. Tidakah itu berbahaya? Seharusnya anak perempuan bermain dengan boneka barbienya itu saja, bukannya pedang. Lagipula sejak kapan Erina jadi suka bermain pedang?

"Mas Abi, main ninja-ninjaan yuk." Erina yang sejak tadi sudah melirik ke arah Abi yang sedang asik berkutik dengan tugas-tugas kuliahnya akhirnya mendatangi Abi.

"Mas Abi, lagi belajar, dek."

"Erin nggak ada temennya."

"Ya ini 'kan lagi ditemenin sambil ngerjain tugas."

"Maunya main sama-sama."

"Mas sibuk, dek."

"Ya udah, Erin juga mau nulis." Erina membuang pedang kayunya dan memutuskan untuk duduk di pangkuan Abi hingga kepalanya membuat pandangan laki-laki itu terhalangi.

Abi menghembuskan nafasnya dengan keras di atas kepala Erina. "Erin, Mas Abi nggak bisa belajar kalo gini."

"Erin mau ikut belajar sama Mas Abi." Erin bersikeras untuk duduk di sana, dia meronta ketika Abi berusaha untuk menurunkannya dari pangkuan Abi. Tangannya menggapai pulpen yang terletak di depannya dan menggenggamnya dengan bagian matanya berada di bawah. Tidak bisa dihindari lagi, mata pulpen itu pun menempel pada kertas folio berisi tulisan yang sejak tadi sedang Abi salin. Meninggalkan coretan dengan garis panjang melintang ke bawah.

My Happy Ending [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang