DELAPAN

1.4K 116 14
                                    

MIN YOON JIN POV

Setelah kejadian itu, Yoon Gi terlihat berubah. Berulang kali aku melihatnya memperhatikanku meskipun ia masih terlihat cuek. Kini setiap pagi ia menyiapkan sarapan untukku dan dirinya. Ia terlihat tidak peduli tapi sebenarnya sangat peduli. Aku sering tersenyum melihat perubahan yang terjadi padanya.

TOK TOK TOK

Aku menoleh kearah pintu kamar yang diketuk. Aku segera melangkah menjauhi materi IPA yang masih ada dimeja belajarku dan menuju pintu kamar lalu membukanya.

Yoon Gi berdiri disana dengan salah tingkah.

"Em.. waeyo Yoon Gi-ah?" tanyaku akhirnya. Dia terlihat menggaruk tengkuknya dan menggigit bibirnya.

"Emm.. boleh aku masuk kedalam? Ada yang mau aku bicarakan." ucapnya sambil menatapku ragu-ragu.

"Kalau aku mengganggu tidak u-"

"Tidak. Kau tidak menganggu." potongku cepat. "Ayo masuk." ajakku sambil membuka lebar pintu kamarku. Dia mengangguk dengan ragu-ragu.

Ini pertama kalinya Yoon Gi berada dikamarku. Ia tidak pernah mau tidur sekamar denganku kecuali hari itu-ah sudahlah, aku tidak mau membahasnya lagi.

Yoon Gi duduk dipinggir kasurku dan melihat sekeliling. Aku menarik kursi dari meja belajarku dan duduk didekatnya.

"Ada apa Oppa?" tanyaku. Ia terlihat sedang merogoh sesuatu dan mengeluarkan sebuah kotak yang cukup besar.

"Ini untukmu." dia menyerahkan kotak itu, aku menerimanya dengan tatapan bingung. Aku membukanya dan terkejut melihatnya.

"K-kacamata?"

Dia mengangguk.

"Selamat Ulang Tahun Yoon Jin-ah." ucapnya sambil tersenyum. Aku beranjak dan memeluknya erat, dapat kurasakan ia kaget dan terkejut menerima pelukan tiba-tiba dariku. Aku segera melepaskan pelukanku dan mengontrol diriku.

"M-Mianhae." ucapku.

"Gwenchanna. Ayo coba." dia mengambil alih kota itu dan mengambil kacamatanya, dengan lembut ia memasangkan kacamata tersebut.

Ini pas. Aku menyukainya.

"Gomawo." ucapku lagi. Ia hanya mengangguk.

"Kalau begitu aku keluar dulu ne? Selamat malam Yoon Jin-ah.."

Aku segera mencegah tangannya dan ia kembali menoleh kearahku.

"Waeyo?" tanyanya. Aku memberanikan diri mendekatinya dan mencium bibirnya. Sekilas. Lagi-lagi aku dapat merasakan ia terkejut.

"Gomawo. Kalau bisa, temani aku tidur malam ini."

TBC~

Slowupdate :3 Mianhae :3 Tetep Vomment ya ^^

WHY?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang