Tiga

117 14 0
                                    

Satu bulan sudah fani merubah sikapnya menjadi wanita yang mandiri dan ngga banyak ngomong.

Bima yang senang meledek fani, merasa fani menjadi lebih cuek padanya .

Bima mendekati fani yang sedang duduk sendiri di bangku perpustakaan. "Heh nyi loro kidul !." Bima meledek fani dengan gaya tengilnya.

"Apaan?" Fani tidak menghiraukan bima yang ada di depanya.

"Gue mau nanya sama lo."

"Nanya apaan?"

"Gue serius!"

Fani menutup buku yang sedang ia baca dan memandangi bima. "Yaudah cepet ngomong!"

"Kok lo jadi berubah gitu?"

"Berubah gimana maksud lo?"

"Ya.. lo jadi ngga kaya fani yang suka marah kalo gue ledekin."

"Terus gue harus marah gitu sama lo kalo lo ngeledekin gue?"

"Kan lo..."

Belum bima selesai bicara fani sudah mengambil suara. "Mending lo pergi deh! Ngga penting ngomong sama lo." Fani meneruskan membaca bukunya.

"Fani! Lo dengerin gue. Gue mau lo sama gue akrab sebelum gue pindah dari sekolah ini!"

"Gak usah bercanda deh bim!"

"Gue gak bercanda fan! Gue serius! Dua atau tiga hari ke depan gue pindah ke bandung ikut orang tua gue!"

"Bodo! Gue gak peduli." Fani acuh pada bima.

Melihat fani mengacuhkanya bima merasa hatinya ditusuk-tusuk pedang. "Gue pengin lo sama gue jadi temen baik fan! Tapi lo gak peduli sama gue, padahal gue pengin lo sama gue jadi temen baik sebelum gue pindah dan gak ada lagi disini!" Suara bima sendu.

Kringgg
Suara bel masuk berbunyi ,mengakhiri jam istirahat.

"Bel udah bunyi ,gue masuk kelas duluan ya bim!" Fani langsung bingkas dan berjalan meninggalkan bima.

"Andai lo tau fan! Gue pengin jadi orang yang berarti buat lo, walau cuma berarti jadi orang yang buruk buat hidup lo! Gue pengin kita jadi sahabat tapi kok lo gitu sama gue fan? Emang salah gue gak bisa lo maafin ya? Fan sebenernya gue sayang sama fan!!"  Gumam hati bima. Hati bima terasa sakit melihat sikap fani padanya.

***

Fani merasa hatinya gelisah, walau bima itu musuh sejak bertemu di kelas 10 tapi bima juga mungkin ingin menjalin hubungan baik dengannya .

"Fan..fani!!" Suara meli sambil mengibaskan tangannya di depan wajah fani.

"Ehh iya-iya apah?" Fani gelagapan.

"Kok lo ngelamun?itu pak guru nyuruh lo maju ke depan buat jawab soal!."

Fani melihat ke arah meja guru, pak anton memandangi fani dengan tatapan tajam. "Saya pak?" Fani memberanikan diri untuk bertanya pada pak anton.

"IYA KAMU MAJU KEDEPAN!!" Amarah pak anton meluap melihat fani.

Fani berjalan menuju meja guru.

"Kenapa kamu melamun!? Kamu saya suruh buat ngerjain soal malah ngelamun!!ngga sopan kamu! Sebagai hukuman kamu keluar untuk tidak mengikuti pelajaran saya!!" Suara pak anton naik berapa oktaf.

"Tolong pak jangan hukum saya. Saya janji ngga ngelamun lagi kok pak! Atau saya kerjain ajah soal di papan tulis ya pak?"

"Ngga, saya bilang kamu keluar ya keluar!!"

Bad Boy vs Fussy GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang