Delapan

112 9 3
                                    

Ketiga siswa baru itu melangkah menduduki bangku yang kosong dengan memancarkan pesona mereka, berhasil membuat semua siswi di kelas itu memandanginnya penuh harap.

Namun kecuali dengan fani yang memilih membaca novel dan menundukan kepalanya .

Salah satu dari mereka melirik ke arah gadis yang sedang membaca buku. "Gila nih cewe, yang lainnya girang,ini malah baca buku." Gumam Feran yang melewati bangku Fani.

***

Semua siswa ada di kantin menikmati waktu istirahat, kecuali Fani yang memilih pergi ke perpustakaan untuk mengembalikan buku dan enggan untuk membaca lagi karena mood-nya yang kurang baik.

Fani melangkah keluar ingin ke kantin, ia memilih jalan pintas yaitu memutari belakang perpustakaan melewati lorong lab biologi yang selalu sepi.

Namun Fani salah mengambil langkah. Lorong biologi yang selalu sepi saat itu berubah menjadi tempat cerobong asap. Banyak siswa yang merokok disana, para badboy yang ada di sekolahnya berkumpul dan merokok.

Salah satu siswa melihat Fani melangkah dengan santai melewati lorong itu, bingkas lalu mematikan rokok yang ada di tangannya dan menggoda Fani.

"Hai cewek, sendirian ajah, mau abang temenin gak?" Tanya pria itu sambil menghalangi langkah Fani.

Fani sangat tak suka aroma rokok langsung mundur beberapa langkah menjauh dari pria itu. "Sorry. Gue ada urusan, buru-buru nih." Ucap Fani ,fikiran Fani beradu mencari alasan.

"Buru-buru kemana sih? Santai ajah kali. Sama abang dulu ajah sini." Pria itu menarik pergelangan tangan Fani.

Fani sontak kaget dengan sikap pria itu. "Apaan sih! Gue buru-buru." Fani meronta, berusaha menepis tangan pria itu.

"Wahhh agresif juga nih cewe." Mata pria itu jelalatan ,seperti memberi kode pada teman-temannya.

Fani kaget dengan apa yang dilihatnya. Semua badboy yang terkenal begajulan mendekatinya perlahan. "Apaan si lo semua!" Fani sedikit menekankan ucapanya.

"Cantik juga ni cewe.
Gue bagi dikit dong.
Buat gue dulu ajah.
Udah biar gue yang sikat." Ocehan semua pria itu membuat Fani takut.

Fani terkepung oleh gerombolan badboy itu, membuat dirinya terasa ada dalam rauangan para iblis yang haus. *paan sih ya*

Semua pria itu perlahan mendekati Fani dan Fani sekarang sudah terkepung oleh iblis-iblis yang menjijikan itu.

"BERHENTI LO PADA!!" Suara lantang itu membuat hati Fani terasa sedikit lega, setidaknya ada yang menolongnya.

"Apa-apaan lo! Dateng-dateng, mau ngajak ribut?!" Salah satu pria menentang.

"MINGGIR LO PADA!!" Perlahan suara itu mendekati Fani.

Fani merasa tanggannya di genggam erat oleh tangan kokoh, membuat dirinya meringis karena sakit di pergelangan tangannya.

Pria itu menggenggam erat pergelangan tangan Fani dan menyeret Fani untuk menghindar dari sekelompok iblis itu.

***

Fani dibawa ke belakang gedung olahraga yang sangat sepi.
Saat merasakan tangannya sangat sakit Fani meronta dan genggaman tangan di pergelangannya pun lepas.

"Gila lo ya! Darah nadi gue lo pencet seenak lo, ntar kalo gue mati lo mau ganti nyawa gue?lo mau ganti darah nadi gue?lo mau.."

Belum Fani menyelesaikan cerocosannya itu, pria itu menaruh telunjuknya tepat di bibir Fani. "Susssttsss...lo bisa diem dikit gak? Lo udah gue tolong juga! Malah gue yang di salahin." Bisik pria itu.

Bad Boy vs Fussy GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang