Fani berjalan menuju ruang BP yang sangat tak pantas baginya, Feran mengekori langkah Fani.
"Ck. Ini semua gara-gara cowo gak jelas itu! Dia yang salah gue kena juga!!" Dumel Fani lirih.
Namun Feran mendengar dumelan Fani dari belakang.
"Ooh jadi lo juga gak mau disalahin?" Feran melangkah mengiringi langkah Fani. "Yaudah sana pergi!" Ocehan Feran. "Mati aja gih!!"
Fani tak mau dengar ocehan dari musuh barunya ini.
"Kenapa? Kok diem? Bisu!?" Caci Feran.
"LO BISA DIEM GAK SIH!!?" Fani menghentakan kakinya. Lalu berjalan mendahului Feran.
"Kena lo Fan!" Teriak Feran sambil mempercepat jalannya.
***
"Kenapa kalian gaduh di kelas? Kalian tau kan kalau pelajaran akan dimulai?" Suara tegas itu membuat Fani tertunduk. Namun sebaliknya dengan Feran. Dia bersikap santai menghadapi pak Darlan.
"Karena kami pacaran pak! Pelajaran jam ini kosong pak, jadi wajar kan kalo semua murid gaduh di kelas." Sahut Feran santai.
Fani yang mendengar perkataan Feran, terlonjak kaget. Menggangkat wajahnya menatap Feran tajam.
Feran menggangkat alis kirinya cepat.
"Apa lo bilang?pacaran? Gila lo ya!" Gumam hati Fani bertanya-tanya. Lalu mengernyitkan dahinya.
Feran hanya mengulas senyum menatap wajah Fani melongo.
"Sekarang kalian berdua saya hukum!" Tegas pak darlan membuat Fani beralih menatap pak Darlan.
"Kalian saya hukum. Kalian harus beresin semua barang di gudang sekolah sampai pelajaran usai!" Sambung pak Darlan.
"WHATTT!" Fani setengah berteriak.
"Oke, baik pak, kami pergi dulu. Sampe jumpe lagi." *ala upin&ipin.
Feran bingkas berdiri lalu menyeret Fani kasar meninggalkan ruangan neraka dunia.
***
Sampai di depan gudang. Fani dan Feran membuka pintu yang tak terkunci itu.
Klekkk...
"Welcome Fani." Feran memasang wajah sumringahnya.
"Welcome-welcome pala lu peyang? Lo kira ini rumah lo?" Fani memasuki ruangan gelap itu. "Mau ngapain kesini?" Tanya Fani pada Feran yang hendak menyalakan lampu.
"Mau ngapain disini? Dasar udah bisu, bawel sekarang nambah pake budeg segala! Ya mau beresin barang-barang lah!" Sahut Feran.
"Yaa..itu si lo. Gue si. Ogah!" Fani melipatkan tangannya di bawah dada.
"Gak bisa gitu lah! Orang yang disuruh kita, bukan gue doang!!" Suara Feran mendekati Fani.
"Kita? Lo aja kali! Ogah gue mah!" Fani memutar bola matanya.
"Oh..jadi lo gak mau ngerjain hukuman ini hah?" Suara Feran menggoda. Berjalan mendekati Fani.
"Iya gue gak mau. Mau apa lo!" Sahut Fani.
"Lo tanya gue mau apa?" Feran terus mendekati Fani.
Sialnya lagi-lagi Fani menabrak tembok dan membuat Feran semakin gencar mendekatinya. "Jangan macem-macem lo! Kalo gak gue Teriak!!" Fani mengancam.
"Teriak aja sekeras-kerasnya suara lo! Paling juga gak ada yang denger!" Feran berhasil mengunci pergerakan Fani yang tersandar di tembok.
"Apaan si lo! Suka banget pojok-pojokin orang!" Fani menatap Feran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy vs Fussy Girls
Ficțiune adolescențiBerawal dari sifat yang banyak bicara dan manja menjadi sedikit mendiam dan mandiri adalah hal yang ingin dilakukanya ,namun sia-sia. Sifatnya berubah ketika dia sadar bahwa dia sudah dewasa dan orang tuanya meninggalkannya untuk urusan bisnis . Na...