Empat

96 9 1
                                    

"Kok bima gitu ya sama gue?
Gue kira dia bakal berubah tapi apa? Dia sama sekali ngga berubah!
Tapi kenapa sikap dia berubah waktu gue dihukum sama pak anton? Kenapa dia balik lagi jadi bima yang biasa, waktu dia ngerjain gue? Dia jahat!
Ini buku dari kakak, dia lempar ke kolam padahal ini satu-satunya buku peninggalan dari kakak gue!
Kenapa lo tega banget si bim? Gue pengin lo bener berubah jadi bukan bima yang gue kenal. Gue pengin bima yang gue kenal jadi bima yang gak suka ngerjain gue lagi, jadi bima yang punya rasa kasih sayang sama gue bukan rasa dendam gini."
Fani melamun dalam kamarnya, sejak kejadian kemarin fani menjadi enggan masuk sekolah . Dia ingin tidak melihat bima ,tubuhnya seakan seperti nasib bukunya, dia terus bertanya dalam fikirannya kenapa bima bisa berubah-ubah sikap kepadanya. Buku itu benar-benar satu-satunya peninggalan dari kakaknya.

Flashback on..

Kakak fani meninggal sejak fani masih berumur 5 tahun. Kakaknya masih berumur 17 tahun. Rani shila azhari adalah nama lengkap dari kakaknya, dia meninggal di usia cukup muda karena penyakit yang menyerangnya. Kakaknya meninggal tepat di hari ulang tahun fani yang kelima.

"Kak ini buku buat fani?" Fani senang mendapat buku dari ulang tahunnya yang ke 5 tahun.

"Iyah..fani jaga baik-baik yah! Jangan sampai buku ini rusak ,kakak bisa marah disana kalau liat buku ini rusak fan. Jadi kakak minta buku ini jangan sampai rusak yah!"

"Iya kak fani jaga bukunya sampe fani besar deh. Kok kakak pake infus di tangan? Emang gak sakit kak? Pasti berdarah ya?" Tanya fani yang masih polos.

"Lebih sakit lagi kalo gak bisa liat ade kakak ini tumbuh besar fan." Rani menangis melihat dirinya terbaling lemah di rumah sakit.

"Kok kakak nangis?sakit ya tangannya?"

"Enggak fani..kakak cuma seneng ajah liat fani udah tumbuh jadi adik kakak yang cantik dan baik ini."

"Hehehe kakak juga cantik kok...fani boleh tidur sama kakak enggak?"

"Boleh kok. Fani naik ajah."

"Papah angkat fani biar tidur sama kakak pah."

"Iya fani.."

"Kok papah sama mamah nangis juga sih?"

"Enggak ..mamah sama papah cuma seneng ajah liat fani sama kakak akrab gitu."

"Iya pah..."

Tak lama fani tertidur dan ayah fani membawa fani keluar dari ruangan. Keluar dari ruangan karena keadaan rani semakin memburuk dan dokter sedang menanganinya.

"Hoam...pah kok fani di bawa keluar?kan fani pengin tidur sama kakak?!"

"Kakak lagi berjuang fan,kamu doain kak rani ya!" Ayah fani menatap fani sambil menangis.

Fani binggung apa maksud dengan perkataan ayahnya,karena dia masih sangat kecil ,belum tau apa-apa. "Berjuang apa sih pah?"

Tiba-tiba dokter keluar dari kamar kakak fani. Sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Maaf pak,bu. Kami sudah bekerja semampu kami." Dokter itu meninggalkan keluarga fani.

"Pah rani udah gak ada pah!" Ibu fani menangis dan akhirnya pingsan, fani binggung dengan keadaan itu.

"Mamah?mamah?mamah kenapa?kok mamah tidur?" Tanya fani dengan kepolosannya.

Pagi harinya fani dan keluarganya berada di pemakaman untuk upacara pemakaman kakaknya.

Bad Boy vs Fussy GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang