Acara Wisuda
Senyum merekah hadir menghiasi bibir Meutia. Ia amat bahagia hari ini. Meskipun ia sadar betul bahwa kebahagiaannya tak lengkap tanpa kehadiran sang ayah. Namun itu tak menyurutkan senyum yang selalu tersungging di paras ayu Meutia.
"Kamu cantik sekali ndok, Eyang bangga sama kamu. Semoga kamu jadi orang sukses dan bahagia selalu ya ndok" ucap Eyang kepada Meutia.
"Terima kasih ya Eyang" ucap Meutia dengan sedikit senyum yang dipaksakan.
"Bahagia? Masihkah bisa aku tuk merasakannya? Andai kau hadir disini ayahhh.." ucap Meutia dengan lirih tanpa didengar oleh sang Eyang.
Saat acara selesai banyak teman Meutia yang berfoto bersama dengan keluarga mereka. Dan sekali lagi, Meutia hanya mampu memandangi wajah bahagia mereka.
"Ndok kenapa bengong toh? Ayo foto bareng Eyang" ajak Eyang kepada Meutia.
''Ahh iya Eyang, ayo foto bareng" ucap Meutia yang kembali menampilkan senyum cantiknya.
"Ndok kok Rama gak dateng? Apa dia lagi sibuk?" tanya Eyang kepada Meutia.
Ahh benar sekali ucapan Eyang, ia hampir saja melupakan Rama Baskoro. Pria tampan keturunan ningrat Jawa yang telah lama mengisi hati Meutia selama 3 tahun terakhir.
"Rama mungkin sedang dijalan Eyang, sebentar lagi dia pasti datang"
Tak menunggu waktu lama sosok yang ditunggu pun akhirnya tiba.
"Nah itu dia Rama datang Eyang" ucap Meutia sambil melihat sosok yang hadir datang dengan bucket bunga lili putih kesukaan Meutia.
"Assalammualaikum Eyang" ucap Rama dengan senyum sederhananya.
"Waalaikum salam Ram, kamu apa kabar? Nambah ganteng aja toh le" goda Eyang kepada Rama.
"Alhamdulilah aku baik Eyang, Eyang sendiri gimana? Eyang sehat kan?" tanya Rama.
"Alhamdulillah Eyang sehat Ram".
Meutia yang melihat keakraban antara Rama dengan Eyang hanya bisa mendengus kesal karena merasa diacuhkan.
"Ihh Rama, akunya kamu cuekin. Asik banget ngobrolnya sama Eyang" ucap Meutia dengan nada yang seolah marah. Padahal ia hanya menggoda kekasihnya tersebut.
"Tuh Eyang, liat ada yang ngambek gara-gara aku cuekin" ucap Rama yang sudah tau bahwa kekasihnya tersebut hanya menggoda dirinya.
Rama tau betul sifat dan karakter Meutia, ia adalah gadis pintar yang tegar dan mampu menyembunyikan segala rasa sakit dihatinya dengan senyumannya. Itulah yang membuat Rama jatuh hati kepada Meutia.
"Selamat ya Mut sekarang kamu sudah lulus kuliah, ingat loh kamu harus mewujudkan cita-cita kamu itu. Jadilah sosok yang mampu mengayomi murid-muridnya. Tapi nanti jangan galak ya sama murid-murid kamu, yang ada nanti mereka semua pada nangis lagi" goda Rama.
"Tuh kan Eyang, Rama ngegodain aku mulu" ujar Meutia.
Namun sang Eyang hanya tersenyum melihat tingkah cucu kesayangannya tersebut.
"Andai saja ayahmu mampu menerima suratan takdir Sang Ilahi, mungkin sekarang kamu akan sangat bahagia Mut" ujar Eyang dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
TERBUANG
General FictionPernahkah dirimu merasakan sakitnya terabaikan? Tersisih tak dianggap? Penolakan akan kehadiranmu, terlebih oleh orang terdekatmu. Inilah kisahku...