Meutia POV
Langit cerah pagi ini menandai hari baru bagi Meutia. Ya, hari baru karena Meutia mengemban tugas menjadi seorang guru. Sesuai dengan apa yang telah dicita-citakannya.
Ia berjalan memasuki pelataran taman kanak-kanak Pertiwi Bangsa. Senyum khasnya tak pernah luput dari bibirnya. Sambil sesekali ia melihat sekitarnya. Tampak beberapa anak kecil yang semangat untuk belajar, namun tak sedikit pula yang menangis ketakutan karena belum mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya. Meutia hanya mampu tersenyum melihat tingkah pola calon anak muridnya tersebut.
Meutia berjalan memasuki ruang Kepala Sekolah. "Ahh rupanya Bu Meutia sudah datang. Selamat bergabung disekolah kami ya Bu. Dan Bu Meutia akan mengajar di ruang kelas matahari" ucap Bu Rita selaku Kepala Sekolah Taman Kanak-kanak Pertiwi Bangsa tersebut.
"Iya Bu Rita, mohon bimbingannya ya Bu. Maklum saya masih baru" ucap Meutia.
"Iya Bu Meutia, kalau ada apa-apa Ibu bisa memberitahukan kepada saya" balas Ibu Rita kepada Meutia. "Iya Bu" ucap Meutia dengan tersenyum.
***
Ruang Kelas Matahari
Meutia memasuki ruang kelas matahari, ia memandangi satu persatu wajah muridnya tersebut dengan senyum yang selalu tersungging diparasnya yang ayu. "Selamat pagi anak-anak" ucap Meutia dengan senyum ramahnya.
Namun hanya sedikit yang menjawab sapaannya tersebut, itupun dengan jawaban malu-malu. Meutia hanya sanggup tersenyum melihat tingkah anak muridnya tersebut.
"Perkenalkan nama Ibu, Ibu Meutia"
Namun ada salah satu murid yang tiba-tiba menangis. "Mamaaa, Cecil mau pulang.. " ucap anak tersebut sambil menangis.
Lalu Meutia menghampiri anak muridnya tersebut. "Sayang kamu kenapa nangis? Coba lihat teman-teman kamu tidak ada yang menangis. Sudah ya jangan menangis lagi" ucap Meutia yang mencoba menenangkan anak muridnya.
"Cecil mau pulang Bu guluu. Cecil mau mama.. " ucap anak tersebut dengan cadelnya.
"Oh nama kamu Cecil, sudah ya jangan menangis lagi. Kan Cecil anak pintar, anak pintar kan tidak boleh menangis" rayu Meutia.
"Iya bu guluu.. " ucap Cecil yang sudah mulai agak tenang.
"Pintarnya anak murid Ibu" ucap Meutia dengan senyum ramahnya.
"Nah sekarang Ibu absen dulu nama kalian satu persatu ya. Nanti namanya yang Ibu panggil, angkat tangannya ya anak-anak" ucap Meutia kepada muridnya.
"Iya bu guluuu.. " jawab serempak anak muridnya.
Mulailah Meutia mengabsensi anak muridnya satu persatu. Dalam pengajarannya dihari pertamanya ini, Meutia hanya mencoba melakukan perkenalan terlebih dahulu.
Tanpa terasa jam pengajarannya pun telah usai, dan waktunya pulang untuk anak muridnya. Meutia mengantar anak-anak muridnya tersebut keruangan penjemputan untuk murid.
KAMU SEDANG MEMBACA
TERBUANG
General FictionPernahkah dirimu merasakan sakitnya terabaikan? Tersisih tak dianggap? Penolakan akan kehadiranmu, terlebih oleh orang terdekatmu. Inilah kisahku...