Part 8

157 10 5
                                    

Tak terasa tiga tahun berlalu sejak Carol masuk kuliah. Dia berusaha menyibukkan diri dengan kuliahnya agar tidak teringat dengan Bejo terus. Di Amerika pun Bejo melakukan hal yang sama. Selain itu dia juga menjaga jarak dengan cewek. Bukan apa, dia hanya tidak ingin salah paham seperti dulu terulang lagi. Selain itu juga, dia selalu teringat dengan Carol jika dekat dengan cewek.

Saat ini sedang liburan semester dan Carol ada di Jakarta dalam rangka penelitian. Dia menginap di hotel selama beberapa hari. Kebetulan itu adalah hotel tempat karantinanya saat OSN dulu. Tapi sepertinya Carol tidak sadar karena terlalu fokus pada penelitiannya.

Carol tampak sibuk dengan laptopnya. Di meja tersebar beberapa kertas-kertas penuh tulisan dan beberapa buku. Untungnya suasana di café itu sedang sepi. Tanpa disadarinya ada yang mengawasinya sejak tadi.

"Kok merinding ya...."pikir Carol. Tapi dia mengabaikannya dan melanjutkan tugasnya. Tapi dia masih juga merasa diawasi. Akhirnya Carol berhenti sebentar dan melihat sekeliling. Hanya ada 4 orang termasuk dirinya di café itu. Seorang wanita muda yang terlihat sedang menunggu seseorang. Sepasang suami istri yang sepertinya sedang makan siang. Dan seorang pria muda blasteran yang sedang fokus pada laptopnya. Sekilas dia merasa familiar dengan pria itu. Tapi dia mengabaikan perasaannya dan kembali fokus pada pekerjaannya.

"Did you forget me....."gumam orang yang mengawasi Carol dengan sedih. Carol kembali merasa merinding. Akhirnya karena tidak tahan lagi. Dia pun membereskan pekerjaannya dan kembali ke kamarnya. Tapi karena kurang hati-hati dia malah menabrak seorang pria berkacamata.

"Ma... Maaf"kata Carol cepat. Untunglah hanya kertas-kertasnya saja yang jatuh. Pria itu pun membantu Carol mengumpulkan kertas-kertasnya.

"Terima kasih..."kata Carol saat menerima kertas-kertasnya pria itu tersenyum lembut. Nafas Carol tercekat. Rambut pirang, mata biru yang indah, dan senyum yang lembut, rasanya semuanya begitu familiar.

"Kamu nggak apa-apa,kan?!"tanya pria itu lembut. Carol mengangguk, entah kenapa dia merasa terhipnotis dengan pria itu dan entah kenapa matanya terasa panas dan dadanya terasa sesak.

"Ben..."gumam Carol tanpa sadar. Pria itu tampak terkejut.

"Maaf?"Carol langsung tersadar.

"Ah, maaf... terima kasih..."Carol membungkukkan tubuhnya dan segera pergi. Tanpa disadarinya pria itu tersennyum pahit.

"Syukurlah, kamu masih mengingatku....."gumamnya sedih.

###

Carol kembali melanjutkan pekerjaannya. Tapi pikirannya tidak bisa fokus. Dia terus teringat pria tadi.

"Argh tauk deh"seru Carol kesal. Dia akhirnya menutup laptopnya dan berguling di atas ranjangnya. Hari sudah sore, karena tidak tahu mau melakukan apa akhirnya dia memutuskan untuk jalan-jalan. Dia mengambil jaketnya dan menuju café yang ada di dekat hotel. Disana dia memesan kopi hitam dan duduk di dekat jendela. Tapi pikirannya kemabli pada pria tadi. Akhirnya setelah menghabiskan kopinya, dia pun memutuskan untuk kembali ke hotel. Tapi tiba-tiba di tengah jalan hujan turun dengan deras. Terpaksa Carol berteduh di sebuah halte bis. Dia tidak sendirian. Dia kembali bertemu pria yang ditabraknya di hotel tadi. Tiba-tiba petir menyambar. Carol langsung memejamkan matanya dan menutupi telinganya dan merapat di dinding halte. Yah, walaupun sudah berusia 20 tahun tapi dia tetap takut pada petir. Tanpa disadarinya, pria tadi mendekat dan meraih tangannya, menggenggamnya erat-erat. Carol tersentak kaget saat merasakan kehangatan di tangannya

"Kamu nggak sendiri..... kamu nggak berubah ya, Selena....."kata pria itu lembut. Carol terkesiap. Suara itu... panggilan itu....

"Ben?"panggil Carol ragu-ragu. Pria itu hanya tersenyum dan menepuk kepala Carol dengan lembut. Perlahan Carol membuka matanya. Selama beberapa saat dia menatap pria muda dihadapannya. Matanya mulai memanas. Dia menyentuh wajah pria muda itu dengan tangan gemetar.

"Ben...."kata Carol lagi. Senyum sama sekali tidak meninggalkan wajahnya. Dia memejamkan matanya saat Carol menyentuh wajahnya.

"Ben...."Carol terisak pelan, dia memeluk sosok dihadapannya erat-erat.

"I miss you.... Really... really... really... miss you.... "Tangisnya semakin keras, bukan karena sedih tapi sangat gembira. Setelah empat tahun akhirnya dia bisa bertemu lagi dengan Bejo. Dia menangis sesegukan di pelukan Bejo. Bejo membelai punggungnya dnegan lembut. Air matanya juga menetes. Akhirnya dia bisa bertemu Carol lagi dan bahkan bisa memeluknya lagi. Hujan yang semakin deras dan petir yang masih menyambar-nyambar sama sekali tak dipedulikan mereka.

"Maaf... Maafkan aku..."kata Carol di sela tangisnya. Bejo hanya membelai rambutnya dengan lembut. Perlahan Carol melepaskan pelukannya. Dia menarik nafas dalam-dalam.

"Maafkan aku.... Seharusnya aku memberitahumu lebih cepat......"Carol kembali terisak pelan. Bejo menunggu perkataannya dengan sabar.

"Aku sayang Ben... I love you too.... I always do.... Maaf, aku terlalu pengecut untuk mengatakan yang sebenarnya..."kata Carol pelan, dia menunduk tak berani menatap Bejo, tapi kemudian Bejo mengangkat dagunya dengan lembut sehingga mereka bertatapan. Biru bertemu hijau, dia menghapus air mata Carol dengan ibu jarinya dan mencium dahinya dengan lembut.

"Thank you..."kata Bejo lembut. Wajah carol memerah, Bejo tertawa kecil melihatnya. Dia kembali memeluk Carol. Perlahan hujan mulai reda.

"Terima kasih, karena sudah membuat penantianku selama 5 tahun ini tidak sia-sia...."kata Bejo lagi.

"Ma... maaf... sudah membuatmu menunggu lama...."kata Carol merasa bersalah. Bejo hanya membelai rambutnya dengan lembut.

"Nggak masalah, perasaan kita sama dan itu yang terpenting....."kata Bejo lembut. Carol benar-benar terharu. Setelah semua yang terjadi dan Bejo masih tetap mencintainya. Apa dia pantas dicintai sampai seperti itu?! Seakan tahu pikiran Carol, Bejo mencium dahinya lagi.

"Ayo pulang..."kata Bejo lembut. Sesaat Carol terdiam, tapi kemudian dia menerima uluran tangan dan mereka pun kembali ke hotel bersama. Sekarang perasaannya sudah lebih tenang. Tindakan Bejo barusan membuktikan kalau tidak ada yang perlu dicemaskan, perasaannya tidak berubah. Tiba-tiba Carol berhenti. Bejo menatapnya bingung.

"Ada apa?"tanya Bejo. Carol hanya menunduk. Kemudian dia berjinjit dan mencium pipi Bejo.

"Thank you for everything, Ben.... I love you...."kata Carol lembut sebelum berlari duluan ke hotel sambil tertawa. Sesaat Bejo mematung mencerna kejadian barusan, tapi kemudian dia tersenyum dan mengejar Carol. Ya, sudah tidak ada yag perlu dikhawatirkan lagi. Mereka sudah mengetahui perasaan maisng-masing dan itu sudah lebih dari cukup. Walupun mereka akan berpisah lagi, tapi mereka tetap akan kembali bersama. Karena perasaan mereka sama dan itulah yang menghubungkan mereka. Sejauh apapun mereka terpisah, selama apapun mereka terpisah, mereka tetap akan kembali bersama. Walaupun sebenarnya mereka juga tidak terlalu mengerti soal cinta tapi mereka paham betul soal dua hal. Bahwa mereka saling menyayangi dan tidak ingin kehilangan satu sama lain.

END

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 25, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

On the Rainy DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang