"Hahaha.. Kau lihat tadi reaksi Papa mu saat aku memasukkan garam lebih banyak ke makanan nya haha" Denis hanya tersenyum tipis menanggapi gurauan Ridwan.
Denis masih merasa takut melihat tatapan Papa nya tadi pagi serasa ingin di remuk kan dan di telan bulat-bulat oleh Papa nya, kenapa juga Ridwan tadi pagi jail sekali sampai mengerjai Papa nya seperti itu."Hey, kau kenapa?" tanya Ridho saat melihat wajah masam Denis.
"Tidak apa-apa kok, ayo cepat kita akan terlambat jika berlama-lama disini" setelah itu Denis meninggalkan Ridho dan Ridwan di belakang nya dengan tatapan heran dan bingung
"Kenapa bocah itu?" tanya Ridwan sambil memeluk manja lengan Ridho.
"Aku juga tidak tau, mungkin masih takut dengan reaksi Papa nya tadi pagi, lagian juga kenapa kau melakukan itu sih sayang kan Denis jadi takut" jelas Ridho, Ridwan mengerucutkan bibirnya tak terima dengan perkataan Ridho.
"Aku begitu juga untuk Denis tau, aku kesal dengan Papa nya yang kasar itu" ujar Ridwan sedikit keras dan jadilah mereka sorotan siswa lain.
"Pelan kan suara mu!" Ridho membungkam mulut Ridwan dengan tangan nya dan membawa nya cepat-cepat ke kelas Ridwan dan Denis karna dia beda kelas dengan sang kekasih.
.
"Nanti sepulang sekolah kita jalan-jalan yah?" Ajak Ridwan pada Denis yang masih sibuk mencatat.
"Tidak bisa, aku tak mau membuat Papa marah pada ku" ujar Denis tanpa menatap Ridwan dan masih bertahan dengan buku catatan nya.
"Tenang saja dia tak akan marah jika kau pergi dengan ku" desak Ridwan, sesungguh nya Ridwan hanya ingin membuat Denis merasa bebas meski hanya sebentar, kasihan dia di kurung terus di rumah dan tak boleh bergaul dengan siapa-siapa.
"Ayolah, kau tega melihat ku jalan sendirian di Mall sebesar itu? Bagaimana jika aku di culik?" Denis terkekeh mendengar kata diculik dari mulut Ridwan.
"Siapa yang mau menculik mu, lelaki bar-bar seperti mu malah akan membuat sang penculik kerepotan" Ridwan mendengus mendengar perkataan Denis.
sial aku di bilang lelaki bar-bar -Batin Ridwan.
"Baiklah, terserah kau saja aku marah!" Ridwan memalingkan wajah nya kearah lain asal kan bukan ke arah Denis berada.
"Kau marah?" Tanya Denis, sedangkan Ridwan hanya diam saja. Denis mencium pipi kiri Ridwan dengan cepat.
"Jangan marah lagi yah, baiklah aku akan menemanimu ke Mall nanti sepulang sekolah" Ridwan hampir saja akan melonjak kesenangan tapi dia menahan diri nya, tentu saja gengsi, dia kan masih dalam mood marah.
"Baiklah nanti kau harus mentraktir ku waffle vanila" ketus Ridwan tanpa melihat Denis, Denis hanya tersenyum maklum dengan sikap Ridwan. Tidak sekali dua kali dia seperti ini, tapi jika keinginan nya tercapai pasti mood nya akan kembali lagi. Ajaib bukan kekasih Ridho ini.
"Baiklah apa pun yang kau mau akan aku belikan asal kau tak boleh cemberut, harus senyum" Ridwan memasang wajah tersenyum sebentar lalu kembali ke wajah cemberut nya.
"Dasar!" Keluh Denis.
Tanpa sengaja seseorang yang baru lewat di depan kelas Denis dan Ridwan melihat Denis mencium Pipi Ridwan membuat nya menggertak kan gigi nya kesal.
"Sialan!!" Setelah itu dia pergi tanpa menatap mereka lagi.
.
"Haha.. pria tua itu tersandung karna melihat mu tadi, astaga ada apa dengan wajah mu sayang?" kekeh Ridwan mengejek Denis.
Mereka sekarang sedang ada di Mall seperti yang di minta Ridwan tadi pagi untuk jalan-jalan. Tapi saat mereka keluar dari mobil Ridwan semua pria menatap mereka, entah kenapa padahal mereka hanya memakai pakaian biasa.
Ridwan, dia memakai kaos pink polos dengan celana putih dan sepatu snekers putih.
Sedangkan Denis memakai kaos putih polos dengan celana pendek putih juga dan memakai sepatu snekers perpaduan antara putih dan pink.
Menurut mereka gaya ini sangat lah biasa dari pada mereka biasa nya berpergian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Das Beste (BOYxBOY) SLOW UPDATE
Romance"Ampun paa, .." "anak kurang ajar.. " . . . "kau malaikat yang dikirim tuhan untuk ku... " bagaimana kisah hidup pemuda kecil yang selalu di siksa oleh papa kandung nya sendiri. apakah dia dapat menemukan pujaan hatinya?? WARNING!! BoyXBoy Area...