Tak Peduli

2.2K 199 14
                                    

Rok pendek lipit berkibar terkena tiupan angin. Rambut indigo tergerai menampakkan keindahannya. Dengan seragam dan polesan makeup yang dianggap berlebih, Hyuga Hinata menuruni mobil putih miliknya tepat di depan lobi akademi khususnya area grade 11.

Menjadi bahan pembicaraan untuk kesekian kalinya.

Arogan.

Melangkah tegap tak menghiraukan bisik-bisik iri nan menggunjing yang dikeluarkan orang-orang yang dilaluinya.

Angin sepoi seakan ikut membawa terbang omongan negatif terhadap nya.

Acuh tak acuh.

Tak lama setelah mobil putih menurunkan sang putri, mobil hitam berhenti dan mengeluarkan si pangeran.

Dengan style santainya Uchiha Sasuke menebar mawar merah ke udara. Dan para fans siap menangkap mawar-mawar yang berterbangan itu. Eh, bahkan ada yang rela memungut dilantai.

Arogan.

Menebar senyum mematikan dan lambaian tangan.

Langkahnya berhenti di depan loker miliknya yang terlihat tak terkunci.
Penuh tak tertampung. Hadiah dan surat ungkapan cinta.

Mengambil benda miliknya yang untungnya tak hilang di loker tak berprivasi itu.

Acuh tak acuh.

Mengabaikan benda dari orang lain itu.

"Sepertinya aku harus minta loker baru.." gumamnya kembali ke dalam mobil.

Merogoh saku celana mendial nomor

"Baka-aniki. Cepat pulang! Atau aku akan menggeret mu pulang." Ucap Sasuke serius.

Memijit pelipisnya

"Aku bisa cepat berkriput jika memikirkan tingkah Aniki kriput itu. Hah~" Sasuke menghela nafas berat. Mengingat tadi subuh dia mendapat informasi bahwa si kakak tersayang sedang menghabiskan uang perusahaan dengan pesta dan hura-hura.

Sedangkan Hyuga Hinata masih tak menghiraukan pengumuman yang menggema ke seluruh pelosok akademi untuk menyingkirkan mobil putih dengan plat HYU 2712 GA yang parkir sembarangan.

Berjalan dengan santai memasuki ruang President Council.

"Namikaze!" Panggilnya.

Yang dipanggil menoleh dari kertas-kertas yang harus ditanda tanganinya.

"Apa?" balas Namikaze Menma.

"Keh.." Hinata mendengus geli. Orang di depannya ini adalah orang yang disukainya. Kenapa dia bisa memiliki perasaan itu?

"Kau bisa mengurangi point akademi ku. Tapi kau tak akan bisa menghentikan ku." Ucap Hinata menatap lurus safir di depannya.

"Kau menantang ku?" Tanya balik Menma meremehkan.

"Kau memang pintar dan cepat tanggap, tak heran aku menyukai mu." Balas Hinata santai melambaikan tangannya berlalu pergi dari ruang penuh kekakuan itu.

Menma tak membalas ucapan Hinata. Kembali fokus dengan kertas-kertas di hadapannya. Menganggap omongan Hinata sebagai angin lalu yang tak penting.

Hinata memasuki kelas.

"Hyuga! Apa kau tak mendengar pengumuman?" Tanya Inuzuka Kiba.

Hinata tak menghiraukan pertanyaan Kiba.

Berdiri didepan kelas.

"Dengar!" Suaranya membuat perhatian seiisi kelas tertuju padanya.

"Council akan menghentikan beasiswa dan mendrop out siswa yang bersekolah dengan bantuan beasiswa tersebut." Ucap Hinata

Road To SasuHinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang