Melindungi - Dilindungi

2.2K 178 9
                                    

"Ngh.." Hinata menggeliat.

Membuka pelopak mata yang terpejam. Bola mata putihnya menangkap warna ungu terang. Hidungnya mencium aroma lavender.

Sesuatu yang tidak asing.

Mengerjapkan matanya. Mengumpulkan kesadaran yang masih melayang.

"Huaa!!" Terbangun terduduk.

Tangan putihnya menggenggam tangkai bunga lavender. Yang awalnya berada disisi kepalanya dan yang menjadi pemandangan bangun tidurnya.

Hinata menarik selimutnya. Menutupi wajahnya yang memerah.

"Kusoo!!!" Teriak Hinata.

Menyadari apa yang terjadi pada dirinya.

Tertidur dalam pelukan Uchiha Sasuke. Dengan posisi berdiri di tengah taman. Belum lagi, ia yakin Uchiha menjengkelkan itu pasti melihatnya menangis.

"Astaga.. astaga.." Hinata semakin panik.

Harga dirinya.

'Ba..bagimana jika dia tertidur tadi mengorok atau ngiler atau..'pikir Hinata.

"Ackh!" Hinata mengacak rambutnya frustasi.

"Lebih baik aku mandi dulu" solusi untuk menenangkan pikirannya.

Hinata tidak memerlukan waktu yang lama untuk membersihkan diri.

Mengenakan baju tidur dengan motif kupu-kupu ungu kecil, Hyuga Hinata menuruni tangga menuju ruang tengah keluarganya.

Malam sudah tiba.

Dia benar-benar tak habis pikir. Bagaimana bisa ia tertidur ketika menghadapi masalah seperti tadi.

Sudah tertidur. Nyenyak pula.

Hinata menggelengkan kepalanya. Mencoba melupakan yang telah terjadi.

"Hinata-sama" tegur maid milik Hyuga.

"Ya.." jawab Hinata.

"Makan malamnya sudah siap. Hinata-sama.." lapor maid itu

"Terimakasih.." jawab Hinata.

Maid membungkukan badan lalu pergi.

"Tunggu!" Menghentikan langkah maidnya

"Iya.. Hinata-sama." Jawab maid tadi sopan.

"Dimana yang lain?" Tanya Hinata. Karna dia tak ada melihat satu pun anggota keluarganya.

"Hiashi-sama sedang ada tamu. Hanabi-sama masih ada les tambahan piano. Sedangkan Neji-sama harus meeting dengan mitra kerjanya di restoran sekalian makan malam." Jelas maid tadi.

"Oh.." dan Hinata hanya ber-Oh ria.

Langkah kakinya tidak menuju ruang makan. Melainnya ke ruang dimana Ayahnya bertemu tamu.

Hinata tidak mencoba menginterupsi. Hanya saja, sangat jarang sang ayah melewatkan jam makan malam bersama.

Hinata akan mengetuk ruang pertemuan itu, namun mengurungkan niatnya setelah mendengar percakapan di dalam.

"Saya mohon Hiashi-sama. Saya membutuhkan uang ini..." ucap lawan bicara ayahnya.

"Hm... tapi benar jika ini untuk anak mu yang akan dioperasi?" Tanya Hiashi.

"Iya.. Hiashi-sama.. saya membutuhkan uang ini.." ucap orang itu lagi memelas.

"Baiklah.. ambil saja uang ini. Kesehatan anak mu sangat penting" Hiashi bahkan tak perlu pikir ulang untuk menyerahkan uang dengan jumlah yang banyak itu.

Road To SasuHinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang