[MP4] Dikeroyok Fans

6.5K 343 0
                                    

Assalamualaikum. ini lanjutan part yang kemarin yaa. mumpung lagi semangat banget buat menulis hehe. saya sangat seneng dengan banyaknya pembaca, maaf jika cerita ini kurang menarik. Tapi saya akan selalu berusaha agar cerita ini semakin disukai oleh pembaca. Terimakasih

-----------------------

Jam makan siang telah tiba. Alika berdiri dari meja kerjanya dan berjalan kearah toilet wanita. Alika berdiri di depan wastafel dan mulai membasuh mukanya. Alika memperhatikan dirinya sendiri melihat sosok dirinya di kaca watafel. Alika bisa dibilang biasa saja, mungkin yang bisa dia andalkan hanya wajahnya yang berbeda dari wanita asli Asia karena Alika diketahui mempunyai darah Italia dari ayahnya.

Segerombolan pegawai kantor memasuki toilet wanita mungkin sekedar melihat keadaan bibir mereka yang dilapisi lipstick warna merah menggoda. Bahkan itu bukan terlihat keren, Alika memandangnya malah mereka terlihat seperti tante-tante. Kalian tahukn ini bukan tempat pesta kenapa para pegawai berlomba-lomba memperlihatkan bibir mana yang paling merah menggoda.

Alika mematikan kran wastafel dan memastikan tampilannya sekali lagi. Ketika Alika ingin melangkahkan kakinya untuk pergi, pergelangan Alika dicengkeram oleh salah satu pegawai kantor dengen sangat erat. Oh.. itu rasanya sangat perih karena kuku pegawai itu menancap pada kulit pergelangan Alika.

"Apa maumu? Lepaskan cengkramanmu dari tanganku." Alika sesekali meringis merasakan pergelangan tangannya itu. Kuku-kuku panjangnya bahkan seperti macan. Apa perempuan itu gila. Memang ada urusan apa dengan Alika. Alika menghentakkan tangannya dengan kencang hingga terlepas dari cengkraman perempuan itu.

"Menyingkir dari Arga. Aku sangat membenci kenyataan kau yang akan menikah dengannya. Apa kau memberikan tubuhmu padanya." Ucap perempuan itu dengan meninggikan suaranya.

Suasana toilet yang awalnya ramai oleh para pegawai, entah kenapa menjadi sepi. Mungkin saja perempuan macan ini yang membuat para pegawai pergi meninggalkan toilet.

"Hai kau Sera, wanita paling licik yang ada dikantor ini. Bahkan orang lain berjuang dengan keras untuk masuk kesini. Dan kau apa? Menjadi wanita simpanan menejer Kim untuk bisa masuk ke perusahaan ini. Kau mengancamku sekarang, dan kau bahkan tidak mempunyai keahlian lain selain membuat masalah." balas Alika dengan berani. Sera malah semakin marah mendengan ucapan Alika yang berani menghinanya. Seketika dijambaknya rambut Alika dan menariknya kebelakang sehingga Alika mendongak. Sera adalah tipe perempuan yang sangat benci jika direndahkan.

"Tutup mulutmu atau aku akan semakin ingin menyakitimu sekarang." Ucap Sera dengan semakin menarik kencang rambut Alika. Alika semakin meringis dibuatnya. Oh.. Tuhan perempuan macam apa yang sekarang dihadapi oleh Alika. Kepala Alika sekarang seperti ingin copot saja dari tubuhnya. Itu rasanya sangat nyeri. Alika memejamkan matanya untuk sedikit menenangkan dirinya dan meredakan rasa sakit yang dia rasakan.

Alika tidak hanya diam saat diperlakukan seperti itu, Alika meraih tangan Sera dan memelintirnya. Sera merintih kesakitan dengan aksi Alika itu. Alika tertawa kecil dengan aksinya yang tidak dia duga-duga, ternyata bela diri yang dulu dipelajari dari pamannya bisa digunakan.

"Aku akan menikah dengan siapa saja itu bukan urusanmu. Kau mengerti!"

Alika melepas pelintiran tangannya, lalu berjalan pergi dari toilet dengan tertatih karena sekarang kepalanya benar-benar pening berkunang-kunang.

Dari arah menuju toilet terlihat Arga yang berlari dengan tergesa. Alika bahkan bisa melihat Arga meski pandangannya kabur. Alika tidak bisa mengajak matanya untuk tetap terbuka, lalu pandangannya pun menghitam.

---------------------------------

Alika terbangun dari pingsannya. Dengan pandangan kabur Alika bisa melihat Arga yang tengah berbincang dengan Dokter pribadinya. Alika meleguh dan membuat Arga seketika melihat kearahnya.

Arga menghampiri ranjang yang ditempati oleh Alika dan duduk di samping ranjang. Alika baru tersadar bahwa dia tidak sedang berada di klinik perusahaan yang bisanya dipakai oleh pegawai lain ketika sakit. Alika melihat seisi rungan, menjelajahinya dengan pandangan penasaran.

"Kau berada di kamar kantorku." Jelas Arga pada Alika yang bingung sedari tadi. Arga memang mempunyai rungan pribadi di ruangan kantornya. Saat Arga benar-benar sibuk dan tidak sempat untuk sekedar pulang dia akan menginap di kantor.

"Haus." Ucap Alika lirih. Sesegera Arga mengambil segelas air putih untuk Alika. Arga memandangi Alika. Dia benar-benar sangat khawatir saat mendengar Alika berkelahi dengan salah satu pegawai di toilet. Dia akan member pelajaran pada pegawai itu. Arga sangat tidak suka bila orang lain melukai miliknya.

Saat bertemu dengan Alika didepan toilet Arga langsung disuguhi Alika yang pingsan dan tangan yang luka karena kuku yang menancap. Benar-benar sialan pegawai yang menyakiti calon istrinya tersebut. Tangan Alika sekarang sudah diperban agar tidak terkena bakteri dan infeksi.

"Apa yang dia katakana padamu? Dan mana lagi yang sakit?" tanya Arga dengan Khawatir. Alika memandang Arga dalam diam. Karena lelaki itu Alika menjadi seperti ini. Bahkan sekarang masih satu penggemar rahasianya yang melakukan hal keji pada Alika. Bagaimana jika penggemar lain juga ingin melakukan hal yang sama pada Alika? Mungkin lebih parah, yaitu membunuh Alika. Menghilangkan Alika dari bumi.

"Terimakasih kau telah menghawatirkanku. Aku tidak apa-apa. Bisa antarkan aku pulang sekarang. Aku ingin beristirahat." Minta Alika pada Arga. Arga membuang nafasnya lalu berdiri.

"Tentu sayang." Ucap arga lalu menggendong Alika dengan kedua tangannya. Alika mengalungkan kedua tangannya pada leher Arga. Hem.. untung saja perusahaan terlihat sepi, hanya tersisa beberapa pegawai yang tengah serius menyelesaikan tugasnya. Alika menempel pada dada Arga dan terpejam. Alika merasa sedikit aman sekarang.

---------------------------------

Haiho terima kasih sudah membaca jangan lupa save ke library kalian utuk mengetahui update cerita terbarunya ya. Gumawo.

[BookOne] Menikahi PutrimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang