[MP5] Batalin

6.4K 310 2
                                    

Haloo kawan selamat malam. Hehe

Ini lanjutan part sebelumnya ya. Saya tidak tahu kenapa saya suka terbangun malam hari cuma untuk menyalakan laptop dan mulai menulis lanjutan cerita ini. Semangat menulis saya sangat besar ketika malam hari padahal itu adalah saat urang lain tengah tertidur. Semoga kalian semua menyukai cerita saya dan terima kasih sudah mau meluangkan waktunya untuk membaca cerita ini.

-----------------------

Arga membenarkan selimut tidur sebatas dada Alika. Lihat wanitanya saat ini, membuat Arga sangat marah. Sena, pegawai kurang ajar itu yang sering menggoda Arga dengan memakai pakaian kantor yang sangat minim. Memang Sena berpikir kantor miliknya adalah diskotik yang biasanya perempuan itu kunjungi apa? Bahkan tidak hanya sesekali Arga memperingati perempuan itu untuk memakai pakaian yang benar. Dalam diri Arga dia bahkan tidak tertarik sedikitpun dengan tubuh Sena. Arga menyentuh puncak kepala Alika, lalu mengecup dahi Alika.

"Selamat tidur sayang semoga mimpi indah." ucap arga lalu mematikan lampu kamar dan menyalakan lampu tidur disamping kiri ranjang.

Setelah Arga benar-benar keluar dari kamar Alika. Alika membuka matanya dan memikirkan kejadian yang menimpanya hari ini. Apa menjadi calon istri seorang Arga akan sesakit ini? Apa dia juga akan terus merasakan caci maki perempuan-perempuan yang menyukai Arga?

Alika memikirkan tentang itu berulang kali dan berputar-putar. Ini salah, em.. besok pagi Alika harus berbicara serius dengan Arga tentang masalah ini. Lalu Alika mulai memejamkan matanya untuk tertidur.

--------------------------

Suara ketukan pintu terdengar. Arga melihat kearah pintu dan menyuruh seseirang untuk masuk keruangannya.

"Masuk." ucap Arga tanpa melihat siapa yang masuk kedalam ruangannya.

"Maaf pak Arga, apa kita bisa bicara sebentar?" Mendengar suara itu Arga mendongak, itu adalah suara yang sangat disukainya. Suara Alika.

"Iya sayang ayo duduklah." Jawab Arga dan mengahentikan kegiatannya untuk mengecek proposal yang menumpuk pada meja kerjanya.

Alia berjalan kearah sofa berwarna putih dengan bulu yang halus, sangat nyaman. Arga berdiri dari kursi kerjanya dan menghampiri Alika dan duduk disamping Alika. Alika membuang nafas berat dan melihat kearah Arga yang berada disampingnya.

"Pak Arga, saya kesini hanya ingin membicarakan tentang kejadian yang menimpaku kemarin. Em.. dengan kejadian kemarin aku benar-benar kaget akan terjadi seperti itu. Jadi apa tidak masalah jika aku keberatan dengan pernikahan kita?" penjelasan Alika membuat Arga kaget. Arga memandang tajam kearah Alika dan malah membuat Alika menciut.

"Apa maksudmu. Kau ingin membatalkan pernikahan ini?" tanya Arga serius kepada Alika.

"I-iya. Maksudku aku sudah memikirkan tentang kejadian kemarin tadi malam. Dan menurutku aku berhak untuk ini, aku sangat takut akan terjadi peristiwa yang lebih dari pada kemarin jika rencana pernikahan ini tetap dianjutkan."

Penjelasan Alika malah membuat Arga ingin sekali berteriak. Arga benar-benar marah dengan ini. Tetapi Arga juga tahu bahwa Alika sangat ketakutan dengan kejadian kemarin.

"Tidak bisa pernikahan akan tetap dilaksananakan Alika. Tentang kejadian kemarin akan bisa aku atasi. Aku akan menyewa bodyguard untuk dirimu. Dan kau akan aman." jawab Arga dengan enteng.

Alika kaget dengan respon Arga. Apa yang Alika dengar? Arga akan menyewa Bodyguard untu dirinya? Itu gila. Alika menggelengkan kepalanya mendengar itu semua. Dia tidak bisa membayangkan dengan kehidupannya yang selalu dibuntuti oleh Bodyguard bertubuh dempal dengan otot yang besar dilenganya kemanapun Alika pergi. Alika bahkan tidak bisa membayangkan bagaimana respon para pegawai melihatnya dengan seorang Bodyguard saat bekerja di kantor. Alika benar-benar akan sangat risih dibuatnya.

[BookOne] Menikahi PutrimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang