[MP10] Martabak Manis

4.5K 243 4
                                    

Halo!!! Maaf ya lanjutnya lama. Saya buntu banget buat nulis. Saya butuh refeshing efek berbulan-bulan nganggur dirumah.
.
Semoga kalian suka.

.
---------------------
.
.

Setelah pengakuan Alika kemarin hubungan mereka berdua semakin baik. Alika bahkan tidak sungkan-sungkan untuk menunjukan sifat manjanya kepada Arga. Seperti sekarang Alika sangat ingin memakan martabak manis langganannya.

Pak saya pengen martabak manis langganan saya deh.

Alika menombol send pada ponselnya dan tak beberapa lama mendapat balasan dari Arga. Alika langsung membuka dan membacanya.

Iya biar saya beliin Al. Kamu tunggu ya, entar langsung saya anterin kerumah kamu.

Alika langsung saja mengetik balasan untuk Arga lalu mengirimnya.

Beneran? Waah.. iya saya tunggu dirumah. Hati-hati ya.. pak. Hehe love.

Malam mini Alika sangat ingin martabak manis yang biasanya dia beli. Beruntungnya Alika memiliki Arga yang selalu ada untuk Alika. Arga tidak pernah mengatakan tidak kepada Alika. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 11.00 malam. Sebenarnya Alika sudah mengantuk dan ingin segera pergi tidur.

Alika membuka novel yang baru saja dia beli. Alika sangat suka membaca novel. Banyak sekali koleksi novel yang Alika miliki didalam kamarnya ini. Bahkan ada rak khusus untuk menaruh novel-novel yang dimiliki Alika. Alika terhanyut dengan novel yang dia baca, namun rasa kantuk yang teramat menghampirinya dan membuat dia sangat sulit untu sekedar membuka matanya sejenak. Dan Alika tertidur, dengan posisi terduduk dimeja belajar.

.
.
------------------
.
.

Jam menunjukkan pukul 12.45 dan Arga telah berhenti di depan rumah Alika dengan martabak manis yang Alika inginkan. Arga menuruni mobilnya dan berjalan menuju pintu rumah Alika. Arga mengetuk pintu, cukup lama dan tidak mendapati Alika membuka pintu rumah. Saat Arga mengetuk pintu sekali lagi, pintu terbuka dan terlihat ibu Alika.

"Loh nak Arga. Mari masuk."

"Gak usah tante saya hanya ingin memberikan pesanan Alika." Arga menunjukkan martabak manis yang ada ditangannya.

"Maaf ya nak Arga. Alika-nya udah tidur. Saya jadi gak enak sama nak Arga. Alika itu ada-ada aja. Apa perlu saya bangunin Alika-nya?"

"Tidak usah tante, kalau gitu saya titip ini aja. Saya pamit pulang dulu." Arga menyerahkan kantung plastik yang berisikan martabak manis.

"Ya udah kalau gitu nak Arga. Terima kasih, maaf ya kalau Alika suka ngerepotin."

"Iya tante saya permisi dulu." Ara meraih tangan ibu Alika dan mencium punggung tangannya dan berjalan pergi menuju mobilnya dan kembali untuk pulang.

.
.
-----------------
.
.

"Al bangun deh Al. Kamu udah gede gini masih aja suka molor. Kamu ini gimana, tadi malam nak Arga kesini nganterin pesenan kamu."

Mendegar itu mendadak Alika bangun tegap dari posisi tidur duduknya. Oh tuhan... Alika bodoh. Bagaimana dia bisa ketiduran tadi malam? Dia benar-benar tidak enak dengan Arga.

"Arga? Ya tuhan... mama juga kenapa nggak bangun Alika sih ma tadi malam."

Alika bangun dan meraih ponsel miliknya. Ia mengaktifkan ponselnya dan terlihat ada satu pesan dari Arga untuk dirinya.

Selamat tidur sayang..

Itu adalah pesan yang Arga kirim tadi malam saat Alika dengan bodohnya tertidur. Hem.. Alika harus meminta maaf kepada Arga kali ini. Tanpa berlama-lama Alika menyambar handuk dan berlari memasuki kamar mandi.

.
.
-------------------
.
.

Mobil Arga berhenti di pelataran rumah Alika. Arga menuruni kuda besinya lalu mulai mengetuk pintu rumah Alika pagi ini. Alika membuka pintu dengan baju kantor yang sudah menempel pada tubuhnya. Arga tersenyum pada Alika.

"Bisa kita langsung berangkat?" ucap Alika.

"Ya tentu. Apa kamu sudah sarapan Al?"
"Sudah Pak. Saya sarapan sangat cepat untuk pagi ini."

Mobil mulai berjalan menjauhi rumah Alika dan siap untuk membelah jalanan Jakarta pagi ini. Di perjalana Alika sangat terbebani dengan pikirannya tentang tragedy martabak manis tadi malam. Arga bahkan terlihat bisa-biasa dan tidak marah tentang kejadian dia tertidur tadi malam.

"Pak, saya meminta maaf tentang tadi malam. Aku menyuruh bapak untuk membelinya dan malah saya tertidur. Saya minta maaf." Ucap Alika dengan memandang wajah Arga yang berkonsentrasi menyetir.

"Tapi aku membawa martabak manis itu pagi ini untuk bekal saya."

Alika tergopoh-gopoh membuka tas kerjanya lalu mengambil kotak makan yang berisi martabak manis yang Arga belikan untuknya tadi malam.

"Saya akan memakannya untuk jam makan siang." Alika menunjukkan kotak makannya kepada Arga dengan senyum merekah.

"Kamu akan sakit perut jika memakannya Al, lebih baik kamu membuangnya. Saya akan mengajakmu makan diluar untuk makan siang."

"Tidak tidak. Ini masih bisa dimakan kok pak. Sangat tidak baik kita membuang-buang makanan. Lagi pula saya sudah menghangatkannya lagi tadi." Jawab Alika.

"Tapi pak. Apakah bapak marah dengan saya? Saya benar-benar minta maaf."

"Saya tidak marah Al. Bagaimana saya bisa marah dengan calon istri saya."

Arga mencubit gemas pipi Alika. Alika hanya tersenyum dengan malu-malu dibuatnya. Arga benar-benar bisa membuat hatinya diawan-awan. Alika tidak bisa membayangkan jika seumur hidupnya akan dihabiskan dengan Arga, akan seberapa bahagianya dia.

.
.
-------------------
.
.

Byr hahah. Ily gaes!!

[BookOne] Menikahi PutrimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang