Chapter 15

1.8K 111 2
                                    

[Budayakan Vote sebelum baca!!! Makasih]


"Jadi sesuatu itu adalah... kamu, Eryl." kata Angel.

"Aku?" tanya Eryl heran sambil nenunjuk dirinya.

"Ya, kamu. Karena kamu adalah bagian dari seseorang itu. Seseorang yang dulu pernah jadi bagian dari kamu. Seseorang yang melengkapi kamu. Kamu tau gak? Waktu aku inget dia siapa, aku nggak percaya, tapi setelah terjadi insiden cubit-menyubit, akhirnya aku percaya. Dia adalah... Reo, Eryl!" jelas Angel.

"Reo!?" seru Eryl terkejut. "Bukankah dia sudah mati!? Aku menyaksikan sendiri waktu peti matinya diturunkan ke dalam liang kubur!"

"Tapi emangnya kamu tau didalam ada isinya? Kan petinya udah langsung dipaku tutupnya waktu kamu liat," tanya Jacky.

"What!?"

"Eryl, Reo masih hidup. Dia gak mati seperti yang kita pikirin."

"Tapi.."

Belum selesai Eryl mengucapkan kata-katanya, seorang cowok muncul dari dalam kegelapan. Wajahnya cerah, rambutnya berwarna hitam, alisnya tebal, dengan mata sedikit sipit, dan senyuman yang terukir dibibirnya. Dia berdiri tepat dihadapan Eryl. Ada sorot penyesalan dan rasa bersalah dimatanya, tapi ada juga rasa lega dan bahagia. Ia mengenakan sweater rajut seperti punya Eryl bertuliskan HER. Sweater couple mereka.

Eryl terkejut setengah mati. Ia menutupi setengah mukanya dengan tangan. Matanya membelalak. Jantungnya berdegup 2 kali lebih cepat. Ia tidak percaya Reo masih hidup. Menurutnya, yang ada didepannya saat ini adalah hantu.

"Sheryl.." katanya.

Eryl bungkam seribu bahasa. Jantungnya berdegup 5 kali lebih cepat saat dipanggil 'Sheryl' lagi. Panggilan yang biasa dilontarkan Reo pada dirinya. Hantu itu dapat didengar suaranya. Bahkan terlihat nyata.

"Sheryl, ini aku Reo," katanya lagi, "aku minta maaf udah bohongin kamu. Aku gak nyangka kepergian aku selama 2 tahun ini udah ngubah kamu separah ini.."

"Kamu sudah mati!" seru Eryl, "jangan ganggu aku! Kamu hantu!"

Reo menggeleng kepala. "Sheryl, ini emang bener-bener aku, Reo, aku minta maaf, ini semua bukan maunya aku,"

Eryl hanya menatap tajam Reo. Otaknya tak mampu berpikir. Eryl yang biasanya jenius, dan langsung mengerti sesuatu tanpa harus dijelaskan lagi, mendadak hilang lenyap pengetahuannya bagaikan asap.

"Sheryl.. denger. Ini semua bukan maunya aku, aku juga gak mau kayak gini. Tapi ini maunya keluarga aku. Mereka maunya aku sekolah ke luar negeri. Tapi aku, berat banget ninggalin kamu, sampe akhirnya Mama ngusulin, kamu akan mengira aku udah mati, dan pada saatnya aku akan muncul kembali, kita bisa sama-sama lagi kayak dulu," jelas Reo. Kelihatan sekali ia merasa bersalah dan tertekan.

"Tapi," kata Eryl, "tapi kenapa.. Kenapa kamu tidak memberitahuku? Aku akan bersedia menunggumu. Lagipula itu semua untuk masa depan kamu. Kamu tidak perlu membohongiku seperti ini. Aku bahkan menangisimu sebulan, dan hampir membunuh diriku sendiri karena itu!" seru Eryl marah. Ia ingat saat itu ia bahkan sempat mencoba gantung diri dan mengecewakan Angel.

"Sheryl, maafin aku. Please, maaf banget. Aku akan ngelakuin apa aja asal kamu mau maafin aku.." mohon Reo. Wajahnya memelas penuh kesedihan begitu tahu apa yang terjadi pada Eryl saat ia meninggalkan gadis itu.

Eryl hanya diam. Pipinya sudah berlinang air mata sejak tadi. Kepalanya yang pusing dengan meninggalnya Mrs. Wilder, kini bertambah pusing lagi dengan kedatangan Reo yang tiba-tiba. Entah disaat yang tepat atau tidak tepat. Reo yang merasa sangat bersalah berlutut didepannya dan memegang tangannya sebagai permintaan maaf. Tapi Eryl malah melepas tangannya dan menampar Reo. Ia langsung beranjak dari tempat itu dan pulang kembali ke apartemennya dengan motor sport milik Jacky.

Who Are You? (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang