Chapter 1

4.7K 212 4
                                    

Berhubung di sekitar apartemen Eryl tidak ada ayam yang biasanya berkokok pada pagi hari, pagi ini ia terbangun oleh dering alarm di sampingnya-lebih tepat di telinganya-yang menunjukkan pukul 05.00.

Ia lalu mengucak matanya dan bangkit dari tempat tidur. Kakinya membawanya ke kamar mandi. Morning routine-nya pun dimulai.

***

"Eryl!!" pekik Angel. Gadis itu berlari tergesa-gesa menyusul sahabatnya. Sayangnya, langkah kaki Eryl sangat cepat dan gadis itu sudah naik ke bus sebelum mendengar panggilan Angel. Eryl menoleh kepada Angel dari dalam bus yang ditumpanginya.

"ERYL!!! Anjir, telat gua.. Gimana nih?" Ketika ia mengecek iPhone-nya untuk memesan kendaraan secara online, ia langsung menyesali tindakannya yang bepergian dengan iPhone dalam keadaan lowbat . Sekarang, iPhone-nya mati kehabisan baterai dan ia lupa membawa powerbank. Kalimat umpatan dengan lancar keluar dari mulutnya sembari matanya mengeksplor sekitarnya mencoba mencari alternatif lain. "Taksi?!"

Tanpa pikir panjang, Angel berhambur masuk ke dalam taksi yang kebetulan dilihatnya sedang free. "Jalan, pak, International High School." suruhnya tanpa melihat ke kursi pengemudi. Ia bersandar di kursi penumpang sambil mengistirahatkan tubuhnya yang ngos-ngosan. Namun taksi itu tidak bergerak seperti yang diperintahkannya. "Lho? Pak? Jal... Ko.. Kosong? Kosong!? Lho!? Supirnya mana!?"

Kebingungan ia turun dari taksi tersebut. "God dammit!" Ia mengacak-acak rambutnya. "Ni taksi hantu Manggarai, kali, yak! Masa parkir di pinggir jalan, tapi supirnya gak ada!? Yakali ni mobil jalan sendiri, sendirinya nyetir sendirinya parkir," keluhnya.

Ditendangnya ban taksi tersebut sekuat tenaga, sayangnya malah dia yang jatuh tersungkur ke tanah. "Wtf! Kalau aja ada pisau di tas gua, udah gua kempesin bannya daritadi, trus gua kentutin mesinnya, biar gak usah jalan seumur idup." keluhnya lagi.

Ia melempari taksi tersebut dengan kerikil kecil didepannya. "Gini amat hidup gua, argh.. Udah gitu jomblo lagi.. Mblo, mblo, malang ae nasibmu,"

Sementara merengut tidak jelas dan memikirkan skenario paling buruk yang mungkin terjadi pada dirinya, tiba-tiba ada tangan yang terulur di samping Angel. Ia lalu mendongak.

Dilihatnya seorang pangeran tampan dengan wajah tersenyum penuh kelembutan sedang memandangi dirinya. Angin sepoi bertiup-tiup dengan slow motion yang membuat rambut sang pangeran sedikit berantakan, memberikan efek macho, cool, dan maskulin. Matanya yang tajam, bulu matanya yg lentik, hidungnya yang mancung dan tajam, bibirnya, senyumnya...

Sungguh, pemandangan yang indah bak permata. Betapa indahnya ciptaan Tuhan yang satu ini. Dengan senyum yang tak pernah luntur, sang pangeran..

"Oi, ngelamunin apa lo? Pake senyam-senyum lagi, sinting lo, ya?" Jacky menjentikkan jarinya di depan wajah Angel. Gadis itu terlonjak kaget dan segera tersadar dari daydreaming mode-nya. Pangeran yang baik hati tadi sudah lenyap bersama angin. Mungkin karena aura kegelapan yang dipancarkan dari cowok di depannya ini. "Jacky?"

"Bukan. Mamat tukang bubur kagak pernah naik haji se-dekade. Ya Jacky-lah, udah tau masih nanya. Ikut gua, cepet!" perintahnya sambil menolong gadis itu berdiri.

"Kok lo disini? Lagian lo duluan yang drama," ujar Angel sambil mengibaskan roknya dari debu.

"Drama?" Jacky menaikkan alisnya.

"Ngapain kasih gue tangan lo, tebar pesona bat, untung gant.. eh--," Angel segera menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

Jacky menatap gadis itu tajam. Mencoba menerjemahkan situasi tersebut. Kesimpulannya berakhir dengan "Bacot," balas Jacky pendek seraya berjalan ke motor sport abu-abunya.

Who Are You? (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang