Baby Faced and Me

Part 1

Mengerahkan seluruh kekuatan yang dimilikinya.Sisil berlarian menuju halte bus terdekat dari tempat tinggalnya. Terang saja dia harus segera sampai ke halte tersebut, karena dalam 30 menit lagi adalah jadwal wawancara pada sebuah perusahaan bergerak dibidang investasi.

Kesempatan ini menjadi kali ketiga seorang Silvana Aulia yang sering disapa Sisil gadis 23 Tahun berparas manis keturunan jawa dan padang dengan kulit putih, tubuh tinggi langsing proposional tidak kurus ataupun gemuk, namun memiliki pipi “chubby merona” yang membuatnya berbeda dengan wanita seusianya. Untuk kembali menjalani sesi wawancara pada perusahaan berbeda yang dua sebelumnya gagal, karena alasan yang menurutnya sungguh tidak masuk akal. ya benar saja wajahnya yang dianggap kurang dapat meyakinkan para calon investor pada perusahaan tersebut untuk menanamkan investasinya.

'Baby faced' istilah yang di sandangnya semenjak umurnya menginjak angka 20-an dengan paras gadis belasan tahun. Katakan ini anugerah untuk sebagian orang tapi tidak untuk seorang Sisil.

“Dek, seragamnya lucu ya, kayak anak kantoran atau adek ini lagi magang ya? Dikantor mana? Anak SMK kan ? Oh iya anak SMK biasanya emang suka magang kan? jurusan apa dek?”

“hehehe” dengan hati dongkol Sisil hanya tersenyum kecut tanpa menjawab, tanpa sepatah kata keluar dari bibir mungilnya.

“kok g dija....” baru saja ibu yang duduk disamping gadis itu akan ingin mempertanyakan arti tawa kecut Sisil, beruntung bus yang ditumpangi telah sampai di halte yang hanya perlu beberapa puluh langkah kaki sampai ke perusahaan yang ditujunya pun berhenti.

“permisi Bu saya turun duluan ya”

>>>>

Berhenti sesaat dan 3 kali menarik serta menghembuskan nafasnya. “ayo Sil semangat, kamu bisa, yang ini pasti berhasil” dia masih optimis. Dari sekian banyak perusahaan di Indonesia pasti ada yang melihatnya dari kemampuan yang dimilikinya bukan wajahnya saja.

Mulai melangkah mantap dengan mulut komat-kamit “bisa..bisa...pasti bisa...bisa pasti bisa” menghilangkan derap kegugupan yang menjalar ditubuhnya.

Ia sudah tahu lantai berapa dan ruangan mana yang harus ditujunya. Sungguh perusahaan yang bonafit menurutnya karena telah menempatkan beberapa pegawai disudut ruangan sehingga memudahkan para pencari kerja yang sudah lolos dari sesi administrasi, dan pastilah perusahaan ini akan menerima pegawai yang berbakat dan berkompentensi. Sisil sendiri sangat optimis menjadi salah satu orang yang memenuhi kualifikasi tersebut.

Benar saja yang ikut sesi wawancara ini bukan cuma 2 atau 3 orang tapi ada kurang lebih 15 orang untuk merebutkan posisi Marketing dan Accounting.