part 3

20.4K 529 14
                                        

Part 3

Sisil

Hari ini tepat sebulan aku bekerja , sejauh ini cukup nyaman sih rasanya, apalagi ada si Wana, sumpeh deh tu anak, cerewetnya gak ketulangan

“Woi....jangan ngelamun aja neng ntar kesambet loh” 

Bukan kali pertama memang Wana mengagetkanku dengan teriakan yang membahana keseluruh ruangan, jelas saja teriakannya ngalahin teriakan celine dion yang sekian oktaf saat nyanyi 'ost Titanic'.

“Hei Sil....Sisil sadar woii... dibilang jangan ngelamun  juga,, yuk buruan makan siang,, ntar kehabisan waktu istirahat lagi kita”

“yuk”

>>>> 

“ehh... denger – denger nih lusa tuh ulang tahun perusahaan kita”

“masa?” aku bertanya

“iya” jawabnya asal

“loh kok gitu sih jawabnya” protesku

“habis gue mau jawab apa coba, loe kira gue bohong apa loe tanya masa...ya gue jawab aja...iya

“iya ...iya gue rubah pertanyaanya... memangnya bakalan ada pesta gak ” tau pastilah Wana pengen aku bertanya seperti itu, yah bakatnya sebagai pemberi irformasi yang katanya dia, infonya itu selalu berdasarkan fakta cihh kayak infotaiment aja temanku ini.

“iya Sil bakal ada pesta gede-gedean deh katanya, lainlah dibanding tahun-tahun sebelumnya”  dengan antusias Wana mulai menjelaskan

“loh kok loe bisa tau sih ini lebih gede dibanding tahun sebelumnya , secara loe ya sama kan sama gue baru juga genap sebulan kan kita” protesku meragukan info darinya.

“yey ni anak kirain gue bohong, ini berdasarkan fakta loh Sil !, masa g percaya sih , aku taunya dari Bu Irma kok”  jawabnya berapi-api.

Bu Irma adalah Kepala Divisi accounting tempat Wana ditempatkan, kalau info tersebut sumbernya dari beliau terang saja itu benar adanya.

“Iya percaya kok”.  Jawabku sambil tersenyum kearahnya

“Tau gak Sil” Wana melajutkan informasi dengan antusias.

“gak tau” jawabku sambil menahan tawa melihat ekspresi wajahnya yang mulai berkerut , mendengar tanggapanku

“ya Sisil” lanjutnya dengan wajah memelas kecewa melihatku berusaha menahan tawa.

“eheeem oke... sorry...lanjutin gih” sambil berusaha menghilangkan sisa-sisa tawa yang masih tersungging dibibirku, tak tega melihat temanku terus-terusan memasang wajah kekecewaan.

“katanya setiap ulang tahun perusahaan para Top Manager dan seluruh anggota keluarga para pemegang saham perusahaan bakal hadir disana,,, dan berita yang tidak kalah serunya adalah... semua karyawan tidak terkecuali level bawah sekalipun diundang ke pesta itu”

Benar-benar temanku satu ini “untuk urusan memberikan informasi cepat tepat dan akurat serahkan kepada Nirwana Ling”, kata itu yang selalu dia ucapkan setelah selesai menceritkan informasi yang dia miliki.

Berjalan dari café kantor menuju gedung kantor, Wana tidak berhenti berceloteh riang, entahlah semua yang dia lihat dikomentarinya.

“ah iya...” dengan menjetikkan jarinya, seolah-olah ada sesuatu yang tadinya sempat terlupakan olehnya , kini dia sudah mengingatnya lagi.

“tau gak Sil” kali terdengar nada bicara lebih antusias dibandingkan saat dia menceritakan perihal pesta ulang tahun kantor kami.

“gak tau...emang apa sih” jawabku

Baby Faced and MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang