Tak ada hal yang lebih menyakitkan ketika terbangun di pagi hari dan mendapati dirimu tidak sama lagi. Begitulah perasaan Sisil saat ini. Apa yang diceritkan Ibunya semalam adalah kenyataan yang rela atau tidak rela harus ia terima dengan lapang dada. Secara kasat mata hubungan antara Sisil dan Ibu Rahma terlihat baik-baik saja tak ada yang berubah. Hal yang sama juga terjadi pada Sisil dengan saudaranya Indra dan Rena, bahkan setelah 2 hari kepulangan mereka dari Padang semuanya tetap sama.
Jika menilik perlakuan keluarga angkatnya kepadanya, selama ini Sisil tak menemukan satu cela pun perlakuan keluarganya yang mengindikasikan telah membeda-bedakannya dengan saudara - saudaranya yang lain.Tidak ada kisah - kisah pahit tentang anak adopsi yang biasanya tertuang dalam cerita yang biasa kita baca, justru sama sekali jauh dari kesan itu dan tidak ada yang kurang dan tidak ada sikap yang berlebihan yang ditunjukkan orang tua angkatnya tersebut. Tapi tak ada yang bisa menutupi rasa berbeda dalam hati mereka masing - masing ketika mengetahui kenyataan tersebut, baik Sisil, Ibu Rahma Indra maupun Rena.
Flash Back
"Mengapa tak kau sandingkan mereka berdua Rahma"
"Uni*... !" Ibu Rahma memperingati. Air mukanya tampak tak senang, melihat dan mendengarkan kecerobohan uda Suci membuatnya geram. Terlebih situasi dan kondisi saat ini ditengah kemeriahan menjelang pernikahan. Sedari awal ia berharap rahasia ini terkunci rapat-rapat sampai ia mati, 'toh di matanya semua anaknya adalah sama tidak ada pengeculian' tak akan pernah berubah. Dan kejadian tak terduga ini adalah pukulan besar baginya sebagai orang tua tunggal.
"Bu tolong jelasin ke Sisil!" Sisil menatap Ibunya dan Mande Suci bergantian dengan wajah penuh tanda tanya. Berharap bahwa apa yang baru saja ia dengar adalah bohong belaka atau sekedar candaan Mande Suci. Apabila kata pernikahan antara ia dan bang Indra terucap dari mulut Mande suci, itu artinya ia atau Bang Indra bukanlah anak kandung dari orang tua mereka. Sisil tak bisa membayangkan kalau itu benar adanya. 'Mengapa Ibunya tak pernah sekalipun bercerita masalah itu kepadanya?, siapa saja yang tahu masalah ini?, apa Bang Indra sudah tau? bukankah mereka berdua selalu saling terbuka, mengapa ia merahasiakannya?'. Banyak pertanyaan yang singgah di kepalanya dalam waktu bersamaan. Mungkin kalau saat ini bukan dalam suasana pesta, Sisil sudah berteriak sekencang-kencangnya."Maafkan Uni-mu ini, Rahma. Uni terlalu ingin menyaksikan anak kita Sisil atau Indra segera menikah seperti Mira, sampai keceplosan seperti ini, sekali lagi maafkan Uni". Maaf Suci pada Ibu Rahma. Wajah sesal atas kecerobohannya pastilah tidak dapat menyelesaikan masalah yang ia timbulkan. Rahma maupun dan anaknya pastinya akan sulit memaafkannya.
Ibu Rahma sendiri tak tega menyalahkan segala apa yang terjadi saat ini pada Kakak Iparnya. "sudahlah Sisil, nanti Ibu jelaskan padamu Nak, tapi Ibu mohon tidak sekarang ya. Kau lihat sendiri situasinya seperti apa". Seru Ibu Rahma pada Sisil memohon, "Ibu janji akan menjelaskan semuanya padamu Nak, tak akan ada yang Ibu sembunyikan lagi padamu". Ibu Rahma mencoba meredam kemarahan serta rasa penasaran Sisil mengenai apa yang baru saja ia dengar. Paling tidak untuk sementara inilah jalan terbaik untuk masalah ini. Apalagi dalam dekapannya ada Rena yang tidak kalah shocknya dengan Sisil.
****
"Waktu itu Ayah dan Ibu masih tinggal di Padang, bersama Bang Indra yang umurnya masih 3 tahun. Disela-sela kesibukannya Ayah sebagai dokter, beliau masih menyepatkan diri untuk rutin memeriksa anak-anak di Panti asuhan yang berada tidak jauh dari rumah tempat Ayah dan Ibu tinggal. Suatu hari ada anak bayi perempuan yang cantik berusia 8 bulan sedang demam tinggi, setelah diobati-pun demamnya tak kunjung turun, Bayi Malang itu kamu Nak". Si sela-sela ceritanya, Ibu Rahma terus menggenggam tangan Sisil, saling memberikan kekuatan. Baik Ibu rahma maupun Sisil merasakan hal yang sama. Tidak mudah tentunya bagi Sisil menerima ini semua, sama halnya Ibu Rahma yang juga tidak mudah untuk menceritakan rahasia yang telah ia simpan selama puluhan tahun lamanya, apalagi kini tak ada lagi suaminya yang mendampinginya untuk membantu menjelaskan hal ini kepada Sisil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Faced and Me
RomansaTerus terlihat awet muda boleh dikatakan dambaan setiap kaum hawa, tetapi apabila di usia yang menginjak 25 tahun wajahmu tampak seperti ABG justru menjadi malapetaka bagi sisil ketika hal itu terjadi pada dirinya, urusan pekerjaan apalagi Cinta men...