Part 14

13.8K 318 16
                                    

hai...hai, saya datang lagi, cepat kan saya uploadnya#emang ada yg nungguin. Maafkan saya krn gak bisa balas semua komen kalian dipart sebelumnya, semoga Part ini menjawab apa yang kalian tanyain dan ini adalah akhir dari BFaM plus epilog yg lagi saya kerjain. Ada beberapa ide untuk cerita selanjutnya, tapi masih kurang yakin ada yang bakal suka sm cerita saya nantinya n masih kurang pede juga sebenarnya dengan kemampuan menulis saya.

Big thanks buat kalian semua yang g bosen-bosen buat  vote, komen n masukin cerita ini ke reading list kalian.

Enjoy

R_Ariesta

====================================================================

Tak pernah ada yang melebihi perasaan nyaman yang saat ini Sisil rasakan. Duduk bersebelahan dengan Ferdian di sofa apartemennya, menyandarkan kepalanya pada dada bidang nan keras milik lelaki itu, dan jari-jarinya mereka saling mengisi pada ruang-ruang kosongnya. Sisil maupun Ferdian hanya diam sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Channel program yang telah distell pada TV LCD didepan mereka kini hanya sebagai hiasan tanpa fungsi apa-apa, karena saat ini, hanya ada Sisil yang resah dan sibu dengan pikiran tentang masalah perjodohannya dengan Bang Indra. Sedangkan Ferdian hanya memandang layar Tv LCD didepannya, namun sebenarnya diam-diam mengamati tingkah dan pola sang kekasih.  

Dalam keheningan tersebut beberapa kali dirasakannya desahan nafas Sisil yang cukup kencang, seolah-olah ingin melepaskan sesuatu yang tengah menghimpitnya. 

"Kok diem aja dari tadi?" sampai akhirnya Ferdian memecahkan keheningan itu.  

"Sil, semuanya baik-baik aja kan?"Tanyanya lagi

"Nyaman banget rasanya, duduk seperti ini bareng kamu". Sisil tak menggubris apa yang ditanyakan Ferdian, justru mengalihkannya. Ia ingin disaat dirinya bersama Ferdian ia tidak mau memikirkan masalah perjodohannya dengan Bang Indra, walaupun pikiran itu enggan pergi dari kepalanya paling tidak ia berusaha untuk mengabaikannya. 

"Kamu aneh"gumam Ferdian menatap Sisil.

Sisil mendongakkan kepalanya menghadap wajah kekasihnya. Disentuhnya wajah Ferdian perlahan-lahan menelusuri setiap inci bagian wajah tampan lelaki itu.  

"Disni-kan letaknya? Aku suka lesung pipi kamu" tanya Sisil. Kini telunjuk tangannya berada ditengah-tengah pipi Ferdian. 

"kok jarang dipamerin? kamu tahu, lesung pipi kamu bisa bikin cewek terpesona loh" katanya berbisiknya 

"Aku gak suka pamerin lesung pipi ini ke orang-orang atau cewek-cewek, karena ini hanya dipamerin didepan kamu sayang" Ferdian mengucapkan kata-katanya sambil tersenyum, yang mana kata-kata itu bisa diartikan sebagai sebuah kepemilikan atas dirinya. Tapi Ferdian tau Sisil belum memahami apa yang ia ucapkan barusan.  

Jari Sisil yang masih bertengger dipipi Ferdian sedikit tenggelam diantara lesung pipi tersebut akibat senyumannya yang begitu manis dan memabukkan bagi Sisil.

"Oh ya"kata Sisil ragu.

"Ayo sini" Ferdian mengangkat Sisil keatas pangkuannya, dibawanya tangan Sisil melingkari lehernya dan kedua kaki Sisil ditekuk diatas sofa disamping kanan dan kiri paha Ferdian. Sedangkan tangan Ferdian sudah melingkari pinggang ramping Sisil. Kini mereka berdua saling berhadapan, mata ketemu mata saling memandang dengan tatapan yang begitu dalam, disana ada tatapan saling mencintai dan saling mengaggumi dari keduanya. 

"dan aku pengen... kamu nyium aku tepat dilesung pipi aku... seperti ini..." Ferdian memiringkan kepalanya mencium pipi temben Sisil dengan lembut dan lama.

Baby Faced and MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang