Akhirnya bisa update lagi
Have a nice weekend guys:))Sesudah mengurus semua perlengkapan sekolah, aku harus menghadapi suatu ujian mental.
Yeah hari ini adalah saat yang menegangkan.
Kenapa??MOS!!
Banyak yang bilang kalau MOS di SMA itu cukup keras. Aku sebenarnya tidak takut untuk menghadapi MOS yang berlangsung 4 hari, soalnya aku sudah kebal dengan istilah "bullying".
Masa SD dan SMPku selalu penuh dengan bully-an, entah kenapa aku sekarang mulai terbiasa.
'Cupu banget sih lo'
Hingga akhirnya sekarang aku menjadi manusia yang kebal. Kebal dengan yang namanya MOS.
"Pa, sudah siap?"
"Lora tunggu di depan ya, papa ambil kunci mobil dulu"
"Okey pa" dengan semangat aku langsung menunggu di teras depan.
Aku melihat mama sedang membawa banyak sekali barang belanjaan.
"Aku bantu ya ma" ucapku sambil menenteng tas belanjaan mama
"Ngga usah Ra, nanti telat lho"
"Ngga apa-apa ma, papa juga masih di dalam"
Mama tersenyum ke arahku dan mengusap kepalaku. Aku sudah lama merepotkan mama, jadi tidak ada salahnya kalau membantu mama. Rasanya damai sekali kalau bisa melihat kedua orang tua bahagia.
"Lora, cepat sayang" ujar papa padaku
"Iya pa" jawabku sambil berlari menuju mama,
"Ma, Lora pamit ya"
Selesai mencium tangan mama aku masuk ke mobil dan memakai headset.
Sambil mendengarkan lagu All I Ask - Adele aku melirik ponsel. Terdapat 6 missed calls dari Della, teman SMP yang sekarang bersekolah di SMA yang sama.
"Woy woy cepetan ke sekolah"
"Kenapa Del?"
"Lo udah telat tau"
"Sumpah lo?"
"Iyaaa malah ngeyel ih"
"Otw"
.
.15 menit kemudian aku sampai di sebuah sekolah megah.
Deg deg.. Batinku mulai nggak enak.
Ada dua orang berseragam hitam berada tepat di depanku.
Kayaknya sih mereka sedang memperhatikanku. Mereka melihatku dari kepala sampai ujung kaki.Oh tidak, rasanya aku melupakan sesuatu. Dan aku baru sadar kalau topiku ketinggalan di mobil. Apa yang harus kuperbuat sekarang?
"Mana topimu?" tanya seorang dari mereka
"Ketinggalan kak" jawabku dengan polos.
Rupanya mereka kesal denganku. Daripada dimarahi, aku lalui saja.
Tanpa melihat wajahnya, aku langsung pergi menuju barisan.
"Woy mau kemana kamu" cowok itu mengejarku dan memegang erat tanganku.
"Ikut saya, kamu akan dihukum" ujarnya lagi.
Aku menjawabnya dengan senyuman kecut. Dihukum adalah kebiasaanku. Aku sering melanggar, walaupun secara nggak sengaja. Itu yang membuatku kebal. Ujung-ujungnya kata 'maaf' aku lanturkan dan dengan ajaibnya bisa mengakhiri segala hukuman.
.
.Tetapi tidak untuk kali ini.
"Nama lo siapa?" tanya seorang bertopi merah yang memakai nametag bertuliskan Reynata Fadrian.
Nama yang keren
"Lora" jawabku santai.
"Apa masalahmu?" tanyanya keras seakan-akan menggetarkan perasaanku. Aku melihat wajahnya. Ganteng sih, bola mata yang berwarna cokelat sangat menarik perhatianku.
"Saya lupa bawa topi kak" jawabku seadanya. Bukan seadanya sih. Ya memang kenyataannya.
Tumben banget aku diinterogasi sama orang ganteng.
Hmm jadi ingat masa lalu saat pertama kali kenal dengan Alex.."Lain kali jangan sampai ketinggalan, cepat masuk ke barisan" ujarnya disusuli dengan senyum manis.
Aku merasa ada hal yang janggal. Lebih lagi karena aku nggak dihukum.
Kakak osis yang lain melirikku tajam. Pasti mereka tidak menyangka kalau aku dibebaskan dari hukuman.
Pin BBnya? Id line nya? Nama IG nya?
Sempat terbesit di benakku untuk mengetahui lebih lanjut siapa sosok yang tadi, siapa lagi kalau bukan Reynata.
------------------------------------------------------
Menurut data kemarin, aku mendapat kelompok Paus Biru.
"Nah ini dia"
Dengan raut muka tak bersalah aku memasuki barisan. Semua menatapku.
Aku melihat Della di barisan lain yang sedang asyik mengobrol dengan teman barunya. Rasanya cepat sekali dia bisa beradaptasi.
Sementara aku cuma bengong di barisan tanpa mengucapkan kata sedikitpun.
Vote n comment :)