Chapter 2

304 47 23
                                    

------------------------------------------------------

Setelah melewati MOS yang cukup menghabiskan 'tenaga', aku pergi ke kantin dan membeli beberapa cemilan.

Ada seseorang yang memakai jaket berwarna maroon yang duduk di depanku.

Rasanya aku tau orang itu.

Oh tidak. Dia membalikkan badannya sambil mengulurkan tangannya. Aku salah tingkah.

"Hmm kenalin, gue Reynata Fadrian Adrizal"

Adrizal? Kok rasanya aku mengenali nama itu. Tapi dimana ya,

"Fictary Lorania Kosasih"

Seketika Rey menjabat tanganku.

"Lo anaknya pak Kosasih kan?"
Aku mengangguk mengiyakan.

Dalam sekejap, kita tertawa lepas mengingat orang tua Rey adalah sahabat lama orang tuaku.
Rasanya kita semakin akrab.

Rey berbisik padaku,
"Nanti malam lo ada acara nggak?"

"Ada, gue mau jenguk om Ali"

Om Ali adalah pamanku. Dia sangat baik dan suka memberiku mainan saat aku berusia 5 tahun. Sekarang dia terserang penyakit asma. Keluargaku akan menjenguknya.

"Oke, gue minta nomor lo dong" Rey sangat percaya diri dan mengeluarkan ponselnya.

Gila gilaa!! Keinginanku terwujud.

"Udah nih" jantungku rasanya mau copot.

"Lo sampe kapan mau diem disini?"

Aku juga gak tau sampe kapan. Yang jelas aku pingin menyendiri dulu.

"Sampe mood gue balik lagi.."

"Oke gue temenin"

Rey langsung bercerita tentang dirinya. Entah kebiasaannya yang dulu sering buat onar di sekolah dan sekarang ia ditunjuk jadi wakil ketua OSIS. Hal itu yang membuat dirinya berubah. Semakin disiplin dan taat aturan.

Kok mirip ya.. Asal kamu tau Rey, dulu aku juga sering buat onar.. Sampai-sampai aku diskors!

Kami pun tertawa lepas.
------------------------------------------------------

Sekarang adalah hari penempatan kelas. Aku berharap bisa sekelas dengan orang-orang yang tidak munafik, apa adanya, dan saling merangkul di kala susah.

Semua siswa dikumpulkan di lapangan. Setelah lama mengobrol dengan Rey, aku menjadi semakin bersemangat entah ada sesuatu apa yang ada pada jantungku ini.

"Daftar nama-nama siswa sudah ditempelkan di masing-masing kelas, silahkan dicari" ucap Pak Kepala Sekolah di depan mikrofonnya.

Semua berlarian ke beberapa kelas untuk mengecek nama mereka. Namun aku tidak.

Aku duduk di kursi taman. Melihat-lihat sekitar sambil bernyanyi-nyanyi. Tiba-tiba dari jauh ada seseorang yang berjalan mendekatiku.

"Nama lo siapa?"

"Lora"

"Kenalin, gue Tio"

"Oke"
.

.
.

"Lagi ngapain lo?" tanyanya berjubel jubel. Buset dah nih orang kepo banget.

Aroma semerbak bunga melati muncul dari rambutnya. Rambut hitam mengkilap yang kayaknya dia habis keramas deh hehehe.

"Eh, lagi diem aja nih" jawabku salah tingkah.

Kali ini jantungku berdebar sangat kencang, entah kesambet apa.

"Nggak pulang?" tanyanya lagi

"Belum liat kelas kak hehe" jawabku malu-malu.

"Oh"

Dia langsung duduk di sampingku dan mengambil beberapa cemilan. Aku merasa sedikit canggung, karena dia adalah kakak kelasku. Aneh saja kalau kita berdua di taman

"Mau?" tanyanya sambil menawarkanku sekotak oreo

"Makasi kak" tanpa malu aku mengambil satu oreo yang rasa strawberry. Lumayan mengganjal perut nih.


Tanpa malu-malu kami mengobrol dengan akrab, berasa sudah kenal lama, namun rupanya hanya angan.

-----------------------------------------------------

Vote n comment :)

Sweet LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang