Chapter 5

302 44 31
                                    

Thank you yaaa udah luangin waktu untuk baca part yang ini

"Oh Tuhan,
Kucinta dia,
Kusayang dia,
Rindu dia,
Inginkan dia..."

Kupakai headset di kedua telingaku dan memutar lagu-lagu galau. Kebiasaanku selalu begitu. Entah kenapa rasanya setiap aku mendengar lagu yang sedih aku jadi terbawa suasana dan merasa lebih nyaman. Aneh nggak?

Iseng-iseng aku melihat koleksi bonekaku yang tertata rapi di lemari kaca.

"Jadi teringat masa lalu.."

Ingin rasanya aku meneteskan air mata. Tapi jangan, aku tidak mau membahasahi boneka-boneka kesayanganku ini. Ini adalah pemberian dari..

Suara ponsel yang seperti ambulance membuatku ingin meraihnya

"Halo"

Terlihat line dari seseorang yang bernama Tio

"Tio? Hah Tio nge-line aku?" teriakku kesenangan.

"Halo juga" balasku singkat
Seketika Tio nge-read line ku.

Apa ya yang bakal dibalas, apa yaaaaa....

Kita chatting-an terus sampai lupa waktu. Oh God.

Langit sudah mulai malam.

Perutku dari tadi berbunyi nggak karuan. Nggak ada makanan sih.

Akhirnya mama dan papa pulang. Aku langsung diajak makan malam di luar sambil langsung menjenguk om Ali.

Di perjalanan, iseng-iseng aku melihat-lihat kontak Lineku yang berjumlah 2000. Wow aku masih nggak nyangka temanku sebanyak itu.

Setelah nge-scroll ke bawah, aku melihat profil cewek bernama Caca.

Lebih tepatnya, Caca Flambia.
Dengan rasa penasaran karena dia memakai foto profil Shawn Mendes, idola kesayanganku, aku buka saja homenya dia.

Dan jleb. Rasanya dadaku mulai sesak.

Bukan sakit atau apa.

Yang jelas aku merasakan sesuatu sedang menimpa dadaku yang sedemikian beratnya hingga membuatku batuk-batuk nggak jelas.

Kenapa bisa ada Rey di dalamnya?

Kenapa di homenya ada foto dia bersama dengan Rey ketika lagi bermain basket di sekolah.

Dan lebih anehnya, Caca berarti kakak kelasku. Kok aku bisa kenal dia sebelumnya?

Arghhh aku bingung.
Amat bingung.

Dengan rasa penasaranku ini, mulai besok aku mau mencari sosok Caca, well, kak Caca lebih tepatnya.

Ada apa dia sama Rey ya? Perasaanku mulai tidak karuan. Untung saja mobil berhenti dan sudah sampai di rumah Om Ali.

Kalau tidak, mungkin aku akan stres menghadapi perasaanku yang tidak karuan ini.

Vote dan comment ya guys^^

Sweet LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang