Chapter 14

83 7 1
                                    

Aku menepati janjiku untuk menemani Rey mencari orang tuanya. Pulang sekolah aku langsung cepat-cepat menaiki taxi.

"Lo ngapain tadi keburu-buru?" terlihat satu message dari Tio.

"Ada acara penting, hehe"
-send

Aku sengaja berbohong supaya dia tidak cemas. Eh bukan bohong sih, memang menurutku penting karena bisa membantu cowok ganteng hehe.

"Okay, gue mau ke party temen dulu. Baik-baik lo ya" balasnya lagi.

Baguslah! pekikku senang.

"Of course :)"
-send

Daripada bosan, aku memutar playlist musikku dan mendengarkan lagu favoritku.

Don't think about it
Just move your body
Listen to the music
Sing, oh, ey, oh
Just move those left feet
Go ahead, get crazy
Anyone can do it
Sing, oh, ey, oh

Show the world you've got that fire (fire)
Feel the rhythm getting louder
Show the room what you can do
Prove to them you got the moves
I don't know about you,

But I feel better when I'm dancing, yeah, yeah
Better when I'm dancing, yeah, yeah
And we can do this together
I bet you feel better when you're dancing, yeah, yeah

When you finally let go
And you slay that solo
Cause you listen to the music
Sing, oh, ey, oh
'Cause you're confident, babe
And you make your hips sway
We knew that you could do it
Sing, oh, ey, oh

Kurang lebih 25 menit aku sampai di lokasi. Dari jendela aku bisa melihat sosok Rey yang mengenakan jaket hitam dengan sepatu nike ciri khasnya.

"Cepet sini, gue di taksi"
-send

Rey yang melihat pesanku langsung berlari ke taxi biru tua yang terparkir agak jauh di depannya.

Setelah masuk, kita melanjutkan misi untuk mencari bonyok Rey!

Mission 1
-Pergi ke rumah lama.
(kalau gagal, lanjut ke misi kedua)

Setiba di rumahnya yang lama.
Sepi, kosong, kotor, dan tak terkunci.

"Pasti bokap ngajak nyokap ke rumah hijau, gue yakin" ujar Rey seraya memberi kode untuk melanjutkan misi.

"Rumah hijau?" tanyaku sambil ketawa.

"Ya rumah peninggalan oma gue, banyak pepohonannya, terus dekorasinya juga berwarna hijau. Makanya keluarga gue sering bilang rumah hijau" jawabnya pelan.

"Selain itu dulu oma sama opa sering bertanam di kebun belakang rumah gue, jadi kalau mau makan buah-buahan atau sayur-sayuran, gue gak usah repot-repot" sambungnya.

Aku manggut-manggut. Ada sesuatu yang membuatku teringat dengan kakek dan nenek.

Huh kakek dan nenekku tinggal di luar kota bersama sepupuku. Hanya setiap liburan aku bisa melihatnya. Padahal aku sangat rindu pada dua sosok inspirasi saatku masih kecil.

"Lo gak cape kan? Gue mau ajak lo ke rumah hijau" tanya Rey meyakinkanku.

"Gue sehat walafiat kok Rey, yuk lanjut" dengan semangat aku menuruti ajakannya.

Taxi melintas dengan kecepatan normal. Membuatku tertidur dengan pulas. Sementara Rey masih sibuk melihat jalanan yang terpantau padat karena masih siang hari.

'Semoga dugaan gue bener' gumam Rey dalam hati.

------------------------------------------------------

Sweet LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang