"ZIDAN!!!" teriak seseorang dari arah belakangnya memanggil namanya. Ya, Zidan Abdi Kreshna anak tunggal, meski dia anak tunggal dia gak seberuntung anak- anak lainnya, karena apa ? Karena orang tuanya sibuk dengan pekerjaannya, sampai gak punya waktu untuk Zidan. Mungkin ngelirik Zidanpun mereka gak sempat.Zidan pun menoleh ke belakang, sambil menatap Nesha. Ya, Nesha Ardina. Seseorang yg sangat dikagumi oleh Zidan. Zidan menatapnya dengan tatapan 'apa'. Neshapun menghampiri Zidan.
"Lo mau ke mana ?" Ucap Nesha.
"Mau ke kelaslah," kata Zidan sambil menyambungkan alis.
"Bareng ya." Kata Nesha lagi sambil mengikuti Zidan berjalan. Zidan memang mengaguminya tapi dia gak mau nunjukin itu.
***
Sampainya di kelas."AYU, DANTI, RADDA" teriak Nesha tepat di samping Zidan yang otomatis Zidan langsung mengusap telinganya.
"Njir sakit banget telinga gue" kata Zidan sedangkan Nesha menunjukkan deretan giginya yang putih, bersih, dan rapi ke arah Zidan.
"Cie datang berduaan nih ye" kata Radda sambil menyenggol lengan Nesha. Zidanpun langsung menuju ke tempat duduknya tepatnya di belakang Nesha. Begitupun Nesha duduk dikursinya tepat di depan Zidan.
"ASSALAMUALAIKUM, PENS- PENSKU!!!" Teriak seseorang lagi dari arah pintu, seisi kelaspun menoleh ke asal suara. Ternyata, Arneta dan Anisa yg berteriak yg langsung ditatap anak- anak sekelas dengan tatapan membunuh.
"Apaan pens- pens. Dasar anak gela." Kata Arri bin alay.
"Lo yg gela" ucap Arneta membalas Arri dengan menirukan gaya Arri.
Setelah itu Arneta dan Anisa duduk ke tempat duduknya. Arneta duduk dengan Zidan, tepat di belakang Arri, Arri sampingan dengan Nesha. Sedangkan Anisa duduk dengan Agung, yang denger-denger mereka berdua saling suka tapi belum taken.
Tak lama kemudian datanglah Desvi si ketua kelas dan Novita si sekretaris "PAGI SEMUANYA" teriak mereka berdua sedangkan yg lain sibuk dengan urusan mereka.
'Gue rasa hobi anak perempuan di kelas gue ini teriak- teriak deh' batin Zidan sambil menggeleng- gelengkan kepalanya.
"Woy, kok di beri salam kok gak nyaut sih." Kata Desvi. Yg lainpun langsung menatap Desvi dan Novita dengan tatapan 'itu sih maunya lo'.
***
Tak lama datang mr. Killer atau pak Bunyani guru olahraga."Semuanya harap cepat ganti baju kalian, lalu segera ke lapangan. 15 menit dari sekarang." Ucap pak bun sambil membawa buku absen dan berjalan lagi ke arah luar kelas. Anak- anak sekelaspun langsung mengerjakannya.
Setelah sampai lapangan. Zidanpun berjalan beriringan dengan Rezky, Akram, dan Anjas. Mereka berempat termasuk populer karena anggota bandnya.
Zidan yang sedang berjalan dengan santai tiba- tiba seseorang menabraknya dengan keras, tetapi Zidan dengan cekatan langsung menangkap orang itu ternyata orang itu adalah Nesha. Merekapun berdiri lama dengan posisi seperti itu, tiba-tiba
Prit... prit... prit...
Suara pluit yang dibunyikan oleh pak Bun menyadarkan mereka berdua."CIEEE" Sorak semuanya sambil menatap mereka berdua.
"Pj dong pj" kata Annisa.
"Aduh, co cwit amat kalian berdua gue mau dong di gituin." Kata Arneta.
"Arneta, sama gue aja, gue tangkep kok." Kata Deni bin jijiks. Yang langsung di toyor kepalanya oleh Arneta.
Sementara Zidan dan Nesha bersikap salah tingkah.
***
Hai, guys bagaimana ceritaku ini. Aku harap kalian suka ya. Jangan lupanya tinggalkan votenya kalo bisa komennya juga. Makasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Coldest Boy
Teen FictionCowok dingin yang sebenarnya sangatlah dekat tapi tak tersentuh.