Zidan POVHari ini weekend, gue memutuskan untuk jogging di sekitar komplek perumahan. Saat itu aku melihat Arneta yang sedang duduk di sebuah kursi sambil meminum sebotol air mineral. Guepun menghampirinya, kenapa gue bisa ketemu Arneta di sini? Karena gue dan dia satu komplek dan rumah kami hanya terhalang 3 rumah.
"Woy, Arneta." Kataku sambil menepuk bahunya. Dia langsung terlonjak kaget.
"Gila, sinting, mereng, asem lo sampe gue kesedekan. Kaget nih gue untung gak gue simbur ke lo." Ucapnya dengan mata merah berair dan memegangi lehernya.
"Lebay amat lo. Sorry ya." Kataku sambil duduk di sebelahnya.
Hening.
Hening.
"Da, kenapa sih lo cuek amat sama si Eva ?" Tanya Arneta memecahkan keheningan.
"Karena gue gak kenal sama dia" jawab gue santai seperti di pantai.
"Lo mah. Selalu jawabnya kek gitu. Kezel gue lama- lama. Lo sudah move on belom sama Nesha?" Nesha lagi. Kenapa sih Ta lo gak bisa bahas lain selain Nesha. Guepun gak berniat menjawab pertanyaannya.
"Ditanyain kok gak jawab sih benci gue dah. Gue mau pulang dulu bay." Kata Arneta sambil berdiri dari duduknya.
"Bareng." Kataku juga ikut berdiri. Lalu gue dan Arneta sudah sampai di depan rumahnya.
"Makasi ya. Gue masuk duluan." Ucap Arneta yang sambil memasuki gerbang rumahnya. Guepun melewati 3 rumah supaya dapat sampe ke rumah gue.
***
Author POV
Sesampainya di rumah, Zidan langsung masuk ke kamarnya dan sekalian membersihkan diri yang terdapat banyak keringat.
Setelah mandi Zidan menghubungi Arneta. Zidan dan Arneta abisa dikatakan dekat karena mereka teman dari kecil. Bisa dibilang rahasia Arneta dengan Zidan begitupun sebaliknya. Tetapi, Zidan agak tertutup kalau masalah cewe.
"Kenapa coeg, malam- malam gini nelpon gue ganggu aja sih. Gue lagi luluran nih."
"Malam gigi lo nungging. Masih pagi gendeng. Luluran? Sok lo luluran kek bisa aja."
"Wey, sembarangan lo kate gigi nungging. Lo sangka gue Adeline."
"Sudah- sudah. Jalan yok, bosan gue."
"Tumben amat lo ngajakin gue. Biasa juga lo sama band lo."
"Akram lagi gak bisa dia ikut Papinya ke Singapura selama seminggu, Rezky lagi di suruh emaknya jaga adeknya, sedangkan Anjas mo jalan sama gebetannya."
"Okeh, ada syaratnya."
"Gue tau, es krimkan."
"Sip. Gue siap- siap lo jemput gue ya."
Zidanpun memutuskan hpnya sepihak dan segera bersiap.
***
Tin... tin... tin...
Arnetapun keluar dari gerbang rumahnya dan langsung memasuki mobil Zidan. Zidanpun langsung tancap gas.
"Mau ke mana nih ?"
"Ke kedai es krim."
"Ngapain?" Tanya Arneta.
"Beli lem." Jawab Zidan asal.
"Kok beli lem? Buat apa ?", 'Astaga ini teman gue, kok kelewat begonya sih.'
"Ya beli es krim dong. Lo bego apa dodol."
"Astaga, gue kok kek gini sih. Eror banget deh gue." Ucap Arneta sambil menepuk jidatnya Zidan.
"Aww. Kenapa jadi jidat gue?" Zidan heran.
"Ohya gue lupa. Jidat guekan di sini." Ucap Arneta sambil menunjuk jidatnya sendiri dan tertawa sendiri. Sementara Zidan menggeleng- gelengkan kepalanya sambil mengusap keningnya yang masih terasa sakitnya akibat pukulan Arneta.***
Sesampainya di kedai es krim. Zidan dan Arneta memesan es krim dan langsung duduk. Arneta yang sedang mengamati bangunan kedai ini sambil menunggu es krim, Arneta melihat seseorang yang dikenalinnya."EVA"panggil Arneta sedikit berteriak. Yang dipanggilpun langsung menoleh ke asal suara. Evapun melambaikan tangannya ke arah Arneta dan menghampirinya.
"Sini Va, bareng aja." Kata Arneta sambil menarik kursi.
"Boleh nih bareng?" Tanya Eva.
"Kalau gak boleh lo gak bakal disuruh duduk disini." Jawab Zidan.
"Ini beneran lo yang ngomong ke gue. OmyGod, Zidan ini kalimat terpanjang yang lo omongin ke gue. Meskipun dengan nada dingin." Kata Eva antusias.
"Lebay" ucap Zidan dingin.
"Eh gue ke toilet bentar ya kebelet." Arneta langsung ngacir mencari toilet sebelum ada jawaban.
"Hmm, Dan lo pacaran ya sama Arneta?" Tanya Eva sedikit hati- hati.
"Gak"
"Dan, gue mau dong jadi teman lo. Kenapa sih lo dingin banget dah." Kesal Eva.
"Kalau gue gak mau bagemana."
"Harus mau dong."
Tak lama datanglah Arneta bertepatan datangnya pesanan mereka bertiga.
"Asikkk" ucap Arneta dan Eva barengan.
"Alay dasar" kata Zidan.
"Biarin. Wlee" ucap Arneta dan Eva barengan lagi. Zidanpun hanya mampu geleng- geleng.
Setelah habis memakan es krim. Mereka bertiga berniat pulang.
"Va, lo pulang naik apa ?" Tanya Arneta.
"Naik taksi deh keknya." Jawab Eva.
"Ikut kita aja, yakan Dan" tawar Arneta sambil menyenggol lengan Zidan. Zidanpun mengangguk malas.
"Ya udah deh. Gak ngerepotinkan." Jawab Eva.
***
Sorry ya kebanyakan adegan Zidan dan Arneta. Tapi nanti dipart selanjutnya banyak adegan Zidan dan Eva.
Jangan lupa ya votenya. Makasi
KAMU SEDANG MEMBACA
The Coldest Boy
Teen FictionCowok dingin yang sebenarnya sangatlah dekat tapi tak tersentuh.