Pagi- pagi sekali Zidan pergi ke sekolah. Ia melewati koridor yg sangat sepi untuk menuju ke kelasnya. Sampainya di kelas, ia mengambil earphone dari dalam tasnya dan mengeluarkan hp dari kantong baju seragamnya. Dan mulai memutar lagu.Krekk
Karena Zidan mendengarkan lagu tidak terlalu nyaring jadi dia mendengar bunyi pintu yang sedang dibuka. Ia mendongakkan kepalanya dan masuklah seorang Nesha. Diliriknya jam di tangannya, masih 06.15. Nesha melambaikan tangannya kearah Zidan dan langsung duduk di depan Zidan yang memang tempat duduknya.
"Hai Dan." Ucap Nesha yang ditanggapi oleh anggukan dan senyuman dari Zidan.
Nesha berdehem "Zidan, gue minta maaf ya sama lo kalau gue banyak kesalahan."
Zidan yang baru sadar akan ucapan Nesha langsung mendongakkan kepalanya menghadap Nesha. "Emang lo mau ke mana?" Ucap Zidan.
"Gue mau pindah keluar kota." Kata Nesha yang sudah dengan mata berkaca- kaca.
"Oh" hanya itu jawaban Zidan yang sebenarnya ia juga sangat sesak dalam hatinya.
Setelah itupun Nesha membalikkan tubuhnya ke depan. 'Kenapa sih respon lo cuman kek gitu aja Dan. Lo gak tau apa kalo gue suka sama lo.'
***
"Gue ikut ya antar lo. Kan nanti pasti kita jarang ketemu atau mungkin gak bisa kete..." ucapan Danti terpotong oleh Zidan.
"Gak usah lebay. Pasti nanti bakal ketemu lagi kok." Kata Zidan."Lah lo. Lo gak merasa kehilangan gitu Nesha pergi." Bisik Arneta tepat di telinga Zidan.
"Is. Diem aja cukup lo yg tau." Ucap Zidan juga berbisik sambil menaruh telunjuknya di depan bibirnya.
"Eh. Lo berdua ngapain sih dari tadi bisik- bisikan ceritain gue ya." Ucap Anisa dengan PDnya. Yang langsung ditoyor Arneta hingga kejongor.
"Sudah, ribut amat deh lo pada" kata Nesha yang sedaritadi diam memandang Zidan yang tidak disadari oleh Zidan ataupun yang lainnya.
"Lo mau pindah ke mana sih Nes?" Tanya Anjas yang membuyarkan lamunan Nesha.
"Gue. Gue pindah ke Pulau Kalimantan." Jawab Nesha.
"Oh. Kenapa sih lo gak di sini aja Nes. Si Zidan nih bisa kangen sama lo mungkin." Ucap Arneta yang langsung dijitak oleh Zidan. "Apaan sih lo."
***
Seminggu sudah semenjak Nesha pindah ke Pulau Kalimantan.
Zidan dan yang lainnya jadi tidak berkomunikasi dengan Nesha.
Kring... kring... kring...
Bunyi bel masuk jam pertamapun berbunyi. Dan sekarang masuklah seorang perempuan paruh baya yang adalah guru matematika yang rambutnya berpotongan laki- laki dan sangat baik. Ia adalah bu Tiar yang merupakan guru favorit murid- muridnya.
Dan setelah ketua kelas menyiapkan untuk berdo'a.
Tok...tok...tok...
"Permisi sebentar bu." Kata mem Tabita guru bahasa Inggris sekaligus wali kelas di kelas Zidan.
"Iya bu, silahkan." Ucap bu Tiar mempersilahkan.
Mem Tabitapun masuk yang diikuti seorang gadis perempuan yang kelihatannya sangatlah ceria.
"Anak- anak saat ini kita kedatangan penghuni baru untuk di kelas kita. Ayo nak silahkan perkenalkan dirimu." Kata mem Tabita.
"Hai, semuanya. Perkenalkan nama saya Eva Yuliana Putri. Kalian bisa panggil saya Eva. Saya pindahan dari Bandung. Dan semoga kita semua bisa berteman dengan baik ya." Kata Eva memperkenalkan diri yang di akhiri dengan senyumannya.
"Ada yang ingin ditanyakan?" Tanya mem Tabita. Muridnyapun hanya menggeleng.
"Sekarang Eva kamu bisa duduk di samping Arry." Ucap mem Tabita sambil menunjuk ke arah kursi Nesha yang dulu.
"Alhamdullillah. Sekarang gue ada pasangan duduk. Senangnya dalam hati." Kata Arry alay dan yang lainnyapun tertawa.
Mem membalikkan tubuhnya menghadap bu Tiar untuk berterima kasih atas memberi waktu luang. Setelah itu keluar kelas.
"Ya sudah sekarang kita lanjutan. Dan yang lain kalau mau kenalan dengan Eva nanti saja pada saat jam istirahat." Kata bu Tiar kembali menerangkan rumus- rumus di depan papan tulis.
***
Jangan lupa beri ceritaku ini vote dan komen. Terimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Coldest Boy
Teen FictionCowok dingin yang sebenarnya sangatlah dekat tapi tak tersentuh.