Bagian Lima

11.3K 1.1K 43
                                    

@YJskpresent.

。。* 。。
.
.

Jaejoong membuka mata ketika sinar mentari pagi menyusup masuk melalui jendela dengan korden yang terbuka. Silaunya membuat mata doe pemuda itu menyipit untuk melindungi kornea dari silau berlebih.

Jendela besar kamar terbuka lebar, hembusan angin dapat ia dengar menyusup melalui sela sela jendela dari luar sana. Setelah mampu membiasakan pandangan dengan cahaya pagi, kedua mata Jaejoong terbuka lebar, memperhatikan sekeliling ruangan asing itu.

Cahaya pagi membuatnya tak mampu melihat dengan jelas sekeliling, ia menggerakan kepala berpaling. Rasa sakit terasa di sekujur otot yang tegang. Berapa lama ia tertidur, apakah ia masih hidup dan di mana ia berada.

Gerakan dari atas ranjang membuat Yuri bangkit dari duduk nyamanya di sofa tengah ruangan. Wanita itu menghampiri ranjang yang berada di sisi kanan sofa untuk melihat Jaejoong sudah membuka mata. Dengan nada lembut agar tidak mengejutkan Jaejoong, bibi Yuri menyapa. "Selamat pagi."

Tatapan Jaejoong teralihkan, menatap wanita paruh baya yang berdiri di sisi ranjang. "Apa tidurmu nyenyak sayang?" Doe Jaejoong mengerjap ngerjap, pemuda itu seakan berniat membuka suara namun urung dan hanya mengangguk.

"Apa kau ingin bangun, mandi lalu makan. Kau sudah tidur sepanjang malam dan pagi."

Jam dinding menunjukan pukul sepuluh pagi. Waktu yang sangat siang untuk jam bangun tidur Jaejoong. "Pelayan akan membantumu membersihkan diri, sarapan akan di antar ke kamar." wanita itu meraih tangan Jaejoong. "aku menyesal atas apa yang terjadi kemarin malam. Jangan khawatir, kami akan menjagamu. Pria itu sudah pergi bersama istrinya, kau tahu, Yunho mengusir pria itu." wanita itu tertawa, sengaja tidak menyebut nama pria yang mereka maksud untuk membuat Jaejoong nyaman

Tatapan polos Jaejoong membuat bibi Yuri mengibaskan tangan. "Keponakanku akan menjaga dan melindungimu dengan sangat baik, percayalah. Dokter sudah memeriksamu dan memastikan semua akan baik baik saja. Syukurlah hanya luka ringan tanpa adanya kulit yang terkelupas."

Kata itu mengingatkan rasa sakit serta panas pada punggung Jaejoong. Ia mengeram lirih menahan sakit saat mencoba bergerak bagun untuk duduk. Ia menggeram lebih keras saat sengatan panas dari punggungnya. "Aku akan memanggil Yunho, pelayan serta dokter akan datang sebentar lagi." usai berkata bibi Yuri seakan berlari keluar dari kamar yang akhirnya Jaejoong kenali sebagai kamar Yunho.

Ya Tuhan. Ia tidur di atas ranjang pria itu. Jaejoong mencoba bangkit tepat saat Junsu menyerbu masuk ke kamar. "Jongie." sapa pemuda itu riang, berlari menghampirinya. "apa kau sudah lebih baik? Bibi Yuri memintaku membantumu berganti pakaian sebelum Tuan muda datang."

Meraih tangan Jaejoong, pemuda itu memperhatikan luka pada punggung tangan Jaejoong yang membilur karena luka cambuk. "Pasti sakit." pemuda itu menangis.

Perhatian ini terlalu berlebihan untuk Jaejoong. Ia tidak terbiasa dengan perhatian yang mereka semua berikan untuknya. "Kau bisa berjalan sendiri bukan? Atau kau ingin aku menggendongmu?" Jaejoong tidak yakin Junsu mampu melakukannya.

"Kau yakin bisa berjalan. Semalam Tuan muda menggendongmu kembali, kau tahu kami semua sangat khawatir terutama Yoochun Hyung. Kami semua menghawatirkanmu... "

Jaejoong tidak mendengar kata kata yang di ucapkan Junsu setelahnya. Ia terlalu terkejut mendengar Yunho menemukan dan membawanya kembali kerumah ini. Perasaan itu muncul lagi. Dentuman seperti kembang api meletup letup seperti perayaan tahun baru di dadanya. Kenyataan bahwa Yunho peduli padanya setelah apa yang pria itu dengar dan ketahui tentang keluarga dan masa lalunya. Dan bahwa Yunho tidak merasa membencinya membuat Jaejoong sangat bahagia lebih dari apa yang pernah ia rasakan.

Say You Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang