Bagian Sembilan

10.1K 1.1K 64
                                    

@YJskPresent

。。* 。。

Mobil baru. Sebelumnya Yunho tidak pernah berpikir bahwa ia memerlukan mobil baru sampai saat ini. Mobil tua ayahnya yang biasanya ia kendarai setiap kali berkunjung ke perkebunan atau pun ke kota terasa kurang nyaman saat ada Jaejoong duduk di sisinya.

Setiap kali ada lubang di jalan, mobil akan terguncang, menimbulkan suara berderit dari badan mobil sampai Yunho merasa otaknya juga terguncang. Yunho diam diam memperhatikan Jaejoong selama perjalanan menuju ke kota. Pemuda itu tidak mengeluh meskipun mobil tua ini terasa tidak nyaman.

Malah, pemuda itu menikmati perjalanan sampai mengabaikan Yunho yang duduk di balik kemudi dan hanya mengamati keindahan desa di luar jendela. Tidak hanya sekali Jaejoong terlihat takjub melihat pemandangan indah menuju kota, bahkan, pemuda itu memekik senang saat mereka melalui jembatan dan melihat angsa serta bangau di bibir sungai.

Sesampainya mereka di perbatasan kota, pemuda itu menatap tanpa berkedip gedung gedung tinggi serta indahnya kehidupan di kota di depan sana. "Bagaimana cara seseorang membangun gedung setinggi itu?" gumam Jaejoong saat mereka melewati gedung tertinggi dengan lantai 30 di kota.

Kaca mobil terbuka untuk membiarkan angin berhembus masuk. Yunho hanya mampu menggeleng saat Jaejoong melongok keluar jendela pintu untuk memperhatikan gedung yang baru saja mereka lewati.

"Jika kau tidak duduk manis Jongie, kepala mungilmu itu akan berbenturan dengan mobil yang berlalu lalang."

"Maaf." ujar Jaejong segera. "Biasanya aku hanya melihat gedung itu dri kejauhan. Dan itu tampak sangat kecil. Berbeda dengan sekarang." Yunho menangkap nada kagum dari suara pemuda itu. Ia tidak terkejut melihat semangat Jaejoong dengan segala hal baru yang di lihatnya, mengingat sebagian besar kehidupan pemuda itu di habiskan di desa dan hutan sejak ia berumur lima belas tahun. Dan Yunho sendiri tidak yakin sebeleumnya jika ibu dari tunanganya ini akan meluangkan waktu membawa Jaejoong ke kota untuk sekedar jalan jalan.

"Apa kau pernah ke kota sebelumnya Jongie?" mobil membelok ke kawasan yang lebih ramai.

"Em... sekali. Waktu itu aku dan Youngwoon Hyung di ajak bersama Paman Siwon ke toko perlengkapan sekolah. Itu adalah kali pertama serta terakhir aku ke kota. Karena Bibi Kibum tidak menyukai kami ikut bersama Paman Siwon." Mrs. Choi senior. Dari apa yang Yunho dengar dari Yoochun, wanita itu masih tinggal di rumah keluarga Choi meskipun Mr. Choi sudah meninggal beberapa tahun lalu dan meninggalkan villa pribadi untuk wanita itu tempati.

Perasaan kasihan menganggu Yunho mengetahui Jaejoong hanya pernah sekali berkunjung ke kota. Hal yang ingin Yunho lakukan saat ini adalah membawa Jaejoong berkeliling kota usai urusan yang akan ia selesaikan rampung. Ia berharap urusan bisnis itu tidak akan memakan bayak waktu karena ia ingin memperlihat kan keindahan kota Gwangju ke pada Jaejoong.

"Maafkan aku, aku tidak berniat menghancurkan suasana hatimu dengan pertanyaanku tadi."

"Tidak apa, aku sudah terbiasa."

Terbiasa. Pernyataan itu melebihi perasaan nyeri yang Jaejoong timbulkan tadi berkali kali lipat. Pertunangan ini sempurna karena ia berniat membahagiakan Jaejoong dan memanjakan pemuda itu selama sisa hidup yang di milikinya. Meskipun ia meninggal nanti, kekayaan keluarga Jung akan membuat Jaejoong tidak perlu bekerja kerasa sampai tua.

Say You Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang