[SELURUH BAB YANG DI REPOST VERSI WATTPAD, JIKA ADA YANG TIDAK MENGERTI MOHON TIDAK NYINYIR BACALAH BAIK-BAIK PERINGATAN INI.
CERITA SUDAH DITERBITKAN SEJAK MARET 2017 DAN SELESAI 15 JULI 2016. SILAKAN BELI DI GRAMED KALAU MAU MEMBACA LEBIH JELAS]
Edgar menepikan mobil Lollypop di samping gerbang SMA Harapan. Ia mematikan mesinnya dan memandangi Lollypop yang kini tengah sibuk membuka seatbelt.
"Lo tunggu di sini jangan kemana-mana," peringat Lollypop membuka pintu mobil, ia mengacungkan jari telunjuknya mengenai hidung mancung Edgar. "Awas aja gue balik mobil gue udah ilang dibawa kabur."
Edgar terkekeh menepis lembut jari telunjuk Lollypop. "Daripada mobil mendingan gue bawa kabur lo aja ke rumah. Lebih menguntungkan daripada nih benda mati."
Lollypop menggetok kepala Edgar kencang. "Sebelum lo lakuin itu gue udah bunuh lo," lalu ia membanting pintu keras dan berseru lantang. "Tungguin gue jangan kemana-mana!"
Edgar mengaduh mengelus kepalanya yang jadi sasaran pukulan Lollypop. Walau begitu senyuman tetap merekah dibibirnya. Tak menyangka bahwa ia bisa berdekatan dengan Lollypop meskipun hanya untuk menemani gadis itu bertemu pacarnya.
Tadi Lollypop berubah pikiran, ia meminta Edgar untuk menemaninya sebentar ke sekolahan Eggy yang letaknya lumayan jauh dari sekolah mereka dan ternyata lumayan dekat ke arah rumah Jonathan, sekalian lewat Lollypop memanfaatkan waktu saja.
Edgar menyandarkan tubuhnya ke jok mobil. Matanya meliar memandangi sekolahan yang sepi. Ia melirik jam di tangannya, sudah pukul dua siang.
Ia jadi teringat oleh Ibunya. Dulu jam segini mereka pasti berada di rumah, berkumpul sambil menemani Ibunya yang sendirian sebab sang Ayah sedang berada di kantor. Mengajak Jingga bermain di kamar khusus bermainnya atau berenang menyejukkan tubuh yang gerah.
Dulu Senja suka sekali membuatkannya kue cokelat dibarengi dengan es krim rasa vanilla. Edgar, Jingga dan Anthony selalu merebutkannya, tidak ada yang mau mengalah karena masakan Senja sangatlah enak.
Anthony pernah berkata. Sejauh manapun ia pergi ketika makan terasa hambar karena hanya masakan Senjalah yang penuh oleh rasa. Kasih sayang Senja begitu tertuang disetiap bumbu masakan hingga sanggup menciptakan suatu makanan yang super lezat.
Edgar tersenyum tipis mengusap wajahnya. Andai bencana itu takkan pernah hadir. Sampai kapanpun keluarganya akan tetap seperti dulu. Bahagia.
Ia mengeluarkan ponselnya dan mengetik pesan singkat lewat aplikasi LINE untuk Utama.
Edgar: Om udah nemuin kepala pengadilan buat minta penarikan data-data Papah?
Utama Wibisono: Udah. Kamu tenang aja Om udah dapetin semuanya kembali. Tinggal kita minta Mbak Rinjani aja untuk mau membongkar kasus ini kembali. Kapan Mbak Rinjani pulang, Gar?
Edgar: Kemungkinan besok Tante udah pulang. Tapi, Om, Tante Rinjani udah lama berhenti jadi pengacara semenjak tertutupnya kasus Papah. Apa Om yakin Tante mau kembali ke perkejaannya dulu?
Edgar menurunkan ponselnya dari pandangan. Ia mengelus dagunya sambil berpikir.
Rinjani dulunya seorang pengacara wanita paling handal seIndonesia namun akibat kasus Anthony yang begitu rumit dan mencengangkan Rinjani pun memutuskan untuk berhenti dan sepenuhnya mengurus keluarga Kakak laki-laki pertamanya tersebut karena kasihan melihat Edgar yang masih kecil tetapi harus sudah menanggung beban jadi punggung keluarga. Selepas dari harta yang melimpah Edgar pun harus bisa mengontrol semuanya seorang diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy's Effect
Teen Fiction♥PEMENANG THE WATTYS 2016 DALAM KATEGORI CERITA SOSIAL♥ Bad Boys Series #1: Bagi Lollypop, Edgar tak lebih dari seorang lelaki bengal dibalik penampilan kecenya. Lelaki yang menjadi terdepan saat ada kericuhan namun menjadi terbelakang saat guru men...