[SELURUH BAB YANG DI REPOST VERSI WATTPAD, JIKA ADA YANG TIDAK MENGERTI MOHON TIDAK NYINYIR BACALAH BAIK-BAIK PERINGATAN INI.
CERITA SUDAH DITERBITKAN SEJAK MARET 2017 DAN SELESAI 15 JULI 2016. SILAKAN BELI DI GRAMED KALAU MAU MEMBACA LEBIH JELAS]
"Kak Lolly, ngapain sih belum tidur? Ini udah jam setengah dua loh."
Sesosok hantu cilik dengan rambut keritingnya melayang dari atas lemari ke samping tempat Lollypop bergelung nyaman seraya memainkan ponselnya.
Lollypop melirik Gwen dengan senyum merekah. "Hari ini aku diajak sama Jonathan buat balapan malam."
"Jonathan?" kerutan halus muncul dikeningnya yang putih pasi. "Pacar Kak Lolly ganti lagi?"
"Enggak. Jonathan itu cowok kece yang tadi aku temuin. Temennya Edgar."
Gwen menganggukkan kepalanya paham. Tubuhnya yang kurus melayang lagi dilangit-langit kamar.
"Kak Lolly sama Kak Edgar udah temenan?"
Lollypop mengedikkan bahu, ia asik memainkan salah satu games masak-masakkan diponselnya sejak tadi sembari menunggu Edgar yang akan menjemputnya sebentar lagi.
"Kamu tumben muncul pas jam segini biasanya juga nangkring di kamar Bang Davin."
Gwen mencebikkan bibirnya bete. Hantu berusia duabelas tahun tersebut menembus lemari pakaian Lollypop kemudian keluar menenteng sebuah jaket warna merah muda dicampur biru muda dan meletakkannya diatas ranjang Lollypop.
"Kak Davin lagi nginep di rumah Kak Alsha. Besok Kak Alsha ada ulangan minta diajarin karena udah larut tadi Ayahnya Kak Alsha suruh Kak Davin nginep aja."
Lollypop menurunkan ponselnya memperhatikan raut wajah hantu cilik itu yang masam. "Kamu ngikutin dia lagi?"
Gwen hanya cengar-cengir menanggapi.
"Ya ampun Gwen, Gwen... Percuma kamu ikutin, dia juga gak akan bisa liat kamu, tau?" Lollypop menaruh ponselnya ke atas nakas. Dilihatnya sebuah jaket tersampir diatas ranjang dekat kakinya otomatis kening gadis itu pun berkerut. "Kamu yang ngambil?" Gwen mengangguk. "Buat apaan?"
Gwen berputar diudara. "Omong-omong aku gak peduli sih kalo Kak Davin gak bisa liat aku. Yang penting aku bisa jaga dia aku gak mau dia ngalamin hal kayak tahun kemarin lagi," lalu hantu cilik itu tersenyum semringah melayang kencang ke seluruh sudut kamar Lollypop. "Diluar sana dingin. Kalo gak diingetin sekarang Kak Lolly pasti bisa lupa bawa jaket."
Lollypop tersenyum membalas perkataan Gwen. Ia tak heran mengapa Gwen saat ini lebih memilih untuk sering mengikuti Davin ketimbang dirinya. Karena setahun lalu, tepatnya kejadian pahit itu menimpa keluarganya. Gwen yang seharusnya tidak lagi memiliki perasaan karena sudah meninggal tak disangka-sangka menangis melihat betapa menderitanya Davin. Maka dari itu hantu cilik berdarah Padang tersebut bertekad akan melindungi Davin sekalipun ia hanyalah molekul koloid gas yang takkan bisa terlihat nyata.
Saat Lollypop ingin memberikan satu pertanyaan lagi terdengar suara berisik dari lantai bawah. Seperti suara orang berteriak, ia melirik jam diatas dinding. Sudah pukul setengah dua lewat sepuluh menit. Kalau ditelisik lagi itu sih suara Bian.
"Itu Papah kan Gwen?" tanya Lollypop menatap Gwen meminta persetujuan.
Gwen mengangguk kepalanya ia melayang turun setengah tubuhnya menembus lantai. "Aku periksa dulu ya ada apa dibawah." lalu ia menenggelamkan seluruh tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy's Effect
Teen Fiction♥PEMENANG THE WATTYS 2016 DALAM KATEGORI CERITA SOSIAL♥ Bad Boys Series #1: Bagi Lollypop, Edgar tak lebih dari seorang lelaki bengal dibalik penampilan kecenya. Lelaki yang menjadi terdepan saat ada kericuhan namun menjadi terbelakang saat guru men...