Hari Baru

5.1K 295 3
                                    

Pelajaran Hari Ini Usai, Prilly Dan Rizzy Begegas
Keluar dari Ruangan Kelasnya, Tak ada hal lagi
yang Bisa Menahan Mereka Untuk Tetap
Tinggal Di Kampus mengingat Mereka adalah
Higt Quality Jomblo.

"Mang Asep Udah Dateng Riz, Gue Duluan yah"
Ujar Prilly lalu Mencium Pipi kanan kiri Rizzy
lantas Segera Naik Ke Mobil..

"Hati-Hati Pril" Teriaknya Sesaat sebelum mobil
prilly Benar-Benar Menjauh...

Rizzy Menghelah Nafas Lantas Menarik Langkahnya Kembali Ke parkiran... Rasanya
Aneh Pada Dirinya Sendiri; Jika Prilly Pulang.?
Apa lagi yg bisa Menahannya di kampus.?
kekasih Tidak ada.? Sahabatnya Hanya Prilly;
jadi..? Kembali Ke Rumah Lebih Baik...

***

Siang Setelah Sampai Di Rumah, Prilly di
sambut Hangat Oleh mama Dan Pembantunya,
Beberapa dari Mereka ada Yang Menangis juga
Ada Yang Nampak Sangat Sedih, ada juga Yang
sudah Memegang Koper Mereka Masing-
masing...
Prilly Mengerutkan Kening, tak mengerti dengan
Apa yang terjadi di rumahnya...

"Mbok Jum, Bi nana, mbak Asih, pak Udin, Mau
kemana Kalian.??" tanya Prilly Pada semua pembantunya.

"Kami mau Pulang kampung Non"

"Tapi kenapa.??? Terus siapa Yang Jagain Ily.? Siapa Yang nyiapin Baju2 Ily.?"

"Non, Maafin Kami, tapi kami Harus pergi.. semoga suatu saat nanti Kita Bertemu lagi yah Non.. Non jaga Diri baik2.. Jangan Nakal yah Non"

Prilly Menangis mendengar ucapan Mbok Jum,
Ia sama Sekali tidak Tahu apa Yang terjadi di rumahnya Sampai Pembantu yang bertahan Hanya tersisa dua; pasangan suami istri Mang
Asep dan Bi Narsi...

"Ily jangan Nangis, Suatu saat mereka pasti akan Kembali ke sini" Ujar Mama Lily lalu
Merangkul Anaknya Yang sepertinya Sangat
sedih atas Kepergian Beberapa pembantunya..

"Tapi Kenapa Mereka pergi ma?? Ily Terlalu Nakal.??"

Lily tersenyum lantas Menggeleng pelan,..
Sekarang, Bisakah Ia meninggalkan Prilly
Sendiri di Jakarta...??

"Sudah, Ily Gak Boleh Nangis, Sebentar lagi papa Pulang" Ujar Lily lalu Membawa Prilly Ke sofa lalu Menenangkannya...

Hari ini adalah Hari Terakhir mama dan papanya di Indonesia, Mereka akan Bertandang Ke Negeri Jiran malaysia Demi sebuah Proyek
yang Di Berikan kepada Papanya Oleh dewan
perusahaan... Berat Rasanya Namun Ini bukan
Pilihan tapi keharusan Untuk Menjalani...

"Sekarang Ily Ikut mama.. Kita Ke kamar Ily dan
Bereskan Barang-barang Ily" Ujar lily yang kembali Membuat Prilly Mengerutkan kening.

"Ily juga di usir mah??" Tanyanya dengan tampang Polosnya.

"Enggak Nak.. Mama Dan papa Juga Udah Beresin pakean. sekarang Giliran Ily" ujar Lilyt
lalu Membawa Prilly ke kamarnya Dan Membereskan semua pakean Prilly.. tak Lupa
Membawa Boneka Doraemon Besar Yang di
Hadiahkan Oleh Sahabat Kecilnya dulu...

"Mama.. Ily"

Sayup-sayup terdenagar suara Papa di lantai
Dasar, Tak lama Papa Masuk ke kamar Prilly
dengan beberapa paperbag di tangannya...

"Ily sudah siap mah..??"

"Sudah pah.."

"Dari tadi kalian Ngomongin siap maksudnya
apa sih mah pah.???" protes prilly yang sejak
tadi Merasa ada sesuatu yang di sembunyikan.

"Gini Nak.. Ily duduk dulu" Papa Mendudukkan
Prilly di atas King sizs lalu Memegang kedua
Bahu Prilly "Dengarkan papa, Ily,papa di Pindah
Tugaskan ke Malaysia; Dan Besok subuh mama
dan papa akan Berangkat... Dan Untuk sementara Waktu Kamu kami Titipin Ke Anak
Tante Resi dan Om Revando, Kamu akan
Tinggal sama Dia Nak.."

Mata Prilly Membulat sempurna.. Bisa kah Ia
Berada jauh dari mama dan papanya.?? Bisa
kah Ia Melewati hari tanpa belaian kasih
mamanya.?? Air matanya perlahan menetes
membasi Pipi chubbynya...

"Jadi papa dan mama Mau Nitipin aku.?? Ily
Bukan Barang mama; pah!"

"Sayang...! Maksud papa Dan mama Itu tidak
Seperti itu.. Kami tidak ada maksud lain.. Kami
hanya Takut jika Kamu tetap tinggal di rumah
Ini Malah Lebih Bahaya.."

"Kenapa Ily gak Ikut aja.??"

"gak Bisa Sayang.. Kuliah kamu Gimana Kalo kamu Ikut..!"

Prilly Menangis dalam Tundukannya.. Sangat
Berat; Bahkan Ini yang pertama dalam
hidupnya jika Harus Berada jauh dari mama
dan papanya, Prilly menghelah nafas lantas Membesarkan Hatinya.. Ia sudah dewasa jadi
Hal apapun Yang Di minta Oleh mama dan
papanya prilly harus terima, Lagi Pula hal ini
Juga Untuk Kebaikannnya di masa depan...

"Ily mau kan Nak..? "

Prilly Mengangguk Pelan lalu Menyeka
Airmatanya..

"Oh Iyaa.. sayang, Ini papa Beliin Jam Weker,
Biar Ily gak Bangun telat, di dalam Situ juga
adaa Beberapa ATM papa, Kamu Gunakan
Sebaik mungkin yah Nak" Ujar Papa Prilly lalu
Menyerahkan Sebuah paperbag kepada Prilly..

"Papa Harap Ily gak Ngerepotin Dia yah Nak"
Ujar Papa Prilly Yang di angguki Lemah oleh
Prilly...

***

Sampai Saat Itu Tiba, Saat di mana Prilly Harus
Berpisah Dengan mamanya Di Bandara..
Pelukan Perpisahan sebagai Penawar Rindu
Yang Akan Sangat Lama Tak bersua, Prilly
Tersenyum menatap mama dan papanya
Bergantian..

"Hati-hati mama papa.. Ily sayang mama papa"
Ujar Prilly Sebelum Kedua orang Tuanya
Meninggalkannya dan Bertandang ke Malaysia..

Selanjutnya Prilly Bersama Mang asep akan
Menuju ke Sebuah Alamat tempat dimana Prilly
akan Memulai Hari Baru....

"Sudah sampai Non" Tidak Terasa bagi prilly di
perjalanan Sepagi Ini untuk sampai di tempat
yang akan Menjadi rumahnya untuk
Sementara.. sebuah Apartement yang berada di
lantai 26, mang Asep membantunya
Mengangkat kopernya ke dalam Lift; Setelah Itu
Mereka Saling Melambaikan Tangan sebagai
salam perpisahan...

"Hari baru, tempat Baru, dan pasti Dia"
Bathin Prilly Lalu segera Menyeret Kopernya...

Tak susah Mencari tempat yang akan Ia Tuju,
Setelah Mendapatkannya Prilly segera memasuukan kode ke tombol kanan Atas Pintu
Yang sebelumnya Telah di Berikan oleh Tante
Resi, Dan Pintunya Terbuka...

Prilly Menghirup Aroma ruangan Itu dalam-
dalam.. sangat Sejuk dan Terlihat sangat Rapi...
tapi sepertinya Tak ada Orang di sini... Dengan Lancangnya prilly Berjalan Menyusuri
setiap Sudut dalam Apartement Itu sampai Ia
Membuka Sebuah Kamar yang ternyata si
empunya Masih Terlelap...

***

Suara Pintu terbuka Membangunkannnya Dari
mimpi Indahnya.. samar-samar terlihat seorang
Gadis Berdiri di depan Pintu seraya Tersenyum
ke arahnya.. "Cantik" kesan pertam yang Ali
Lihat... Namun seketika Ia Terlonjak Kaget saat
Menyadari Orang Tersebut masuk ke kamarnya..

"Heh.. Siapa Lo...?" Tanya Ali lalu Bangkit dari tempat tidurnya...

"Aaa... a..ak..aku Pri..lly" Ujarnya Terbata
seraya menunduk...

Ali Menghelah Nafas Lelah.. Wanita Yang di
maksud papanya Telah hadir di Hadapannya Sekarang..

"Oh.. Lo Udah Datang" ujarnya Sarkastis

"I...iya; Maaf Udah Lancang Masuk kamar Kamu..." ujarnya masih Menunduk
"Awas aja kalo Ngerepotin.. Gue Potong -
Potong Tangan Lo" Ujar Ali lalu Kembali merebahkan badannya di atas King size..
"ngapain masih di situ? kamar lo di sebelah"
Ujar Ali Yang langsung Mendapat Respon. Prilly
segera beranjak dari Kamar Ali lantas Menutupnya...

Sepertinya Harinya Akan Kelam, Sepagi Ini Ia
sudah Harus Berucap Banyak..??? Ali sungguh
tidak suka Itu. Namun Ini demi Baktinya Kepada
Kedua Orang Tuanya..

**

Tbc

Menjemput Hati (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang