5

9.9K 134 2
                                    

Pagi hari yang cerah..

Setelah melalui beberapa tahap pertengkaran, perkelahian, percekcokan, bahkan permusuhan tingkat tinggi. Kini akhirnya kedua pasangan suami istri yang tidak pernah bisa akur ini menyerah dan terlelap juga diatas satu tempat tidur yang sama.
Bisma yang egois, mau menang sendiri dan juga tidak mau mengalah. Begitu pun dengan Olivia yang memiliki sifat sama persis dengan Arka.
Keduanya tetap bersikukuh tidak ada yang mau keluar dan tidur selain dikamar yang hanya ada satu-satunya dirumah mewahnya itu.
Akhirnya satu buah guling menjadi penengah diantara mereka. Arkaa dan Olivia tetap tidur diatas tempat tidur yang sama, hanya saja diberikan pembatas dengan adanya satu buah guling yang ditaruh tepat ditengah-tengah tempat tidurnya.
Kedua pasangan suami istri ini benar-benar unik dan konyol. Saking tidak mau mengalahnya. Akhirnya guling berwarna putih itu pun menjadi saksi bisu kekonyolan mereka yang tetap tidur satu ranjang meski saling menjaga jarak.

"Engh~ ummhh~" tiba-tiba Olivia menggeliat. Ia membalikkan tubuhnya yang semula membelakangi Arka. Guling yang masih berada ditengah-tengah itu pun ia peluk begitu erat.

"Engh~ apaan sih ini? Ganggu banget deh!" masih dengan keadaan mata terpejam tiba-tiba Arka ikut menggeliat. Ia melempar bantal yang entah sejak kapan menutupi sebagian wajahnya. Tubuhnya ia balikkan dan meraih guling yang tengah Olivia peluk.

"Isssh.. Ini kan punya oliv maah.. Jangan diambil dulu, oliv masih ngantuk.." Olivia mengigau. Ia menarik kembali guling yang Arka ambil darinya tadi. Rupanya ia mengira kalau yang menarik guling tersebut adalah tante Femmy mamahnya. Padahal sudah jelas-jelas guling tersebut diambil oleh Arka.

Arkaa yang merasa tidak ada benda yang bisa ia peluk. Akhirnya kedua tangannya mencari sesuatu yang bisa dipeluk.

"HAP"

Dan tubuh Olivia lah akhirnya yang menjadi guling arka. Lelaki berkumis tipis itu memeluk tubuh Olivia dari belakang. Mengira kalau Olivia adalah gulingnya yang tadi tiba-tiba menghilang dari pelukannya.

Olivia sendiri sama sekali tidak merasa risih. Ia masih tetap terlelap, bahkan tangannya memegang lengan Arka. Wajahnya tampak begitu tenang. Terlihat sekali kalau ia begitu menikmati pelukan hangat suaminya ini...*ahahayyyy deuhhh EkHEMM':p (author keselek Guling)*eH? n

*
"Mau pergi kemana tuh cewek stres? Pagi-pagi gini udah maen rapi aja?" Olivia memandang bingung sosok perempuan cantik yang sudah tampak rapi dengan pakaian simplenya itu.

"Apaan lo lihat-lihat? Mau gue dorong kayak tadi lagi HAH? Biar lo sekalian geger otak, amnesia kalo perlu!!" bentak Olivia melirik Arkaa ketus.

"Dih, pede banget lo! Siapa juga yang lihatin lo? Gak ada kerjaan banget gue pagi-pagi lihatin orang stres kayak lo!
Lagian coba aja kalo lo berani dorong gue lagi kayak tadi. Gue cemplungin lo ke air kolam entar!!" balas Arka tak kalah ketus dengan ancaman ngasalnya.

"Bodo! Gue gak peduli. Males gue berurusan sama cowok gila kayak lo! Mana berani meluk-meluk gue segala lagi. Perlu satu jam tau gak gue mandi buat ngilangin pelukan lo itu!!" ketus Oliviamenatap Arka jengkel.

"Lo fikir gue mau apa meluk lo?
Kalau gue tau itu ELO, mending gue meluk nyamuk sekalian dari pada meluk cewek stres kayak lo!!"

"Isssh capek yah debat sama lo! Ngeselin banget sih jadi orang"

"Elo yang ngeselin, gue lagi enak-enak tidur maen nendang aja. Sampe gue jatoh lagi. Lo fikir gak sakit apa? Lo kira badan gue bola, maen seenaknya lo tendang!!" dumel Arka kesal.

"Itu kan salah lo sendiri. Ngapain lo tidur meluk-meluk gue?"

"Ya mana gue tau. Pasti lo nya aja yang pengen gue peluk. Iya kan?"

"Ah tau deh. Males gue debat sama lo! Gak ada gunanya.
Mending juga gue temuin cowok gue. Isssh dasar GILA!!" Olivia melempar kepala Arka dengan bantal putih yang tergeletak dilantai didekat kakinya. Entah kenapa bantal itu bisa tergeletak disana. Yang pasti setelah mereka terbangun dari tidur lelapnya, kamar yang tadinya rapi dan hening itu menjadi ancur berantakan bagaikan kepingan-kepingan pesawat Adam Air yang jatuh kelaut. Semuanya menjadi berantakan tidak karuan.

Olivia keluar dari kamarnya. Ia tidak mau berlama-lama berdbat dengan suaminya lagi. Ia meraih kunci mobil yang tergeletak diatas meja kecil didekatnya. Tas kecilnya pun ia ambil.

"Eh, lo mau kemana? Kenapa kunci mobilnya lo bawa? Kalau nanti gue mau pergi gimana?" wajah Arka seketika panik karna kunci mobilnya Olivia ambil.

"Gue mau kemana pun. Itu BUKAN urusan lo!
Dan kunci ini? Ini kan mobil gue juga. Jadi, hak gue dong kalau gue mau pakai ini mobil atau enggak. Lo gak bisa larang!" jelas Olivia menyunggingkan senyum kemenangan. Kemudian benar-benar berlalu meninggalkan Arka untuk menemui kekasihnya itu.

"Sebenernya tuh cewek mau kemana sih? Gue jadi penasaran. Kayaknya perlu gue ikutin deh. Iya gue harus ikutin!" Arka beranjak dari tempat tidurnya. Ia meraih jaket merahnya. Wajahnya ia usap cepat dengan selimut disampingnya. Entahlah itu fungsinya untuk apa. Yang pasti ia langsung berlalu begitu saja tanpa ingat kalau dirinya belum mandi. Cuci muka saja tidak. Hufh benar-benar jorok lelaki cungkring berkumis tipis ini.

promise of love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang