11

10K 198 48
                                    

Arka?" tante Femmy sedikit terkejut melihat kedatangan menantunya.

"Mamah. O..livia nya ada mah?" tanya arka pelan.

"Ada. Dia baru saja datang.
Kalian kenapa? Kalian lagi berantem?" tante Femmy sedikit membidik.

"Enggak ko mah. O..livia cuma lagi ngambek aja.
Arka boleh kedalam?" pinta Arka masih dengan nada lembut dan sopan.

"Silahkan. Masuk saja Ar . Oliv ada diatas, dikamarnya." ujar tante femmy lembut.

Arka mengangguk kecil dengan senyumnya. Ia kemudian melangkah melewati tante Femmy untuk menemui Olivia dilantai atas.

**
"Dasar cowok GILA!!
kalau bakalan kayak gini. Gue gak mau nyetujuin perjanjian itu!
Gue bodoh! Kenapa gue setuju-setujua aja sama perjanjian gila itu?
Kenapa coba?
Padahal udah jelas-jelas Arka lebih diuntungkan dari penjanjian itu dari pada gue. Hiks..
Dia bisa bebas pergi kemana aja. Tapi gue? Hiks..
Gue mau pergi aja malu karna perut gue udah gede.
Mario atau Aldi pasti kaget kalau lihat gue kayak gini.
Hiks.. Ini gak adil, ini gak adil, hiks..
Gue gak mau. Arka jahaat. Dia bisa bersenang-senang sendiri tanpa meduliin gue. Dia jahaat.. Hiks gue benci sama Arka, gue bencii.. Hiks-hikss..." olivia terus terisak menangis didalam kamarnya. Ia memeluk boneka panda berukuran besar yang memang menjadi boneka kesayangannya.

"Gue tuh mau lo adil Ar.
Kalau lo pergi, lo juga harus ajak gue pergi.
Lo enak-enakan pergi happy-happy sama cewek lo.
Tapi gue selalu lo tinggal.
Lo fikir jadi ibu hamil enak. Gak enak tau gak. Hiks.. Gue benci sama lo. Hikss.. Gue kangen Aldi."Olivia kembali mendekap boneka Panda miliknya. Boneka yang ternyata pemberian dari Aldi sang kekasih disaat hari ulang tahunnya dulu.

"Hemm.. Jadi cuma karna ini?
Kalau lo emang mau pergi sama gue. Harusnya lo bilang, jangan marah-marah kayak gini.."

Tiba-tiba Olivia menoleh kaget mendapati sosok Arka yang sudah berdiri diambang pintu kamarnya.

"Ngapain lo?
Udah deh lo gak usah ganggu hidup gue lagi. Gue udah MUAK tau gak sama semua ini.
Gue capek!" ketus Olivia sebal.

Arka menutup pintu kamarnya. Ia menguncinya kemudian berjalan mendekati Olivia.

"Udah deh, lo gak usah ngambek kayak anak kecil gini.
Kita pergi sekarang yuk?
Kita jalan-jalan deh. Lo butuh refreshing kan?
Ntar gue temuin lo sama pacar lo si Aldi itu. Gimana?" ujar Arka mencoba membujuk.

"GILA lo!
Gimana mungkin gue ketemu sama Aldi. Lo gak lihat ini HAH?" Olivia menunjuk perut buncitnya kesal.

Arka diam. Ia tampak berfikir bagaimana cara meredam emosi Olivia yang meluap-luap itu.

"Gue mau akhirin aja Ar.
Gue gak kuat kayak gini terus.
Lo enak cowok.
Loe gak perlu ngerasain hamil. Tapi gue?
Gue.."

Tiba-tiba Arka langsung menarik Olivia kedalam kedapannya. Memeluknya erat dan berusaha menenangkan perempuan cantik yang tengah berbadan dua itu.

Olivia diam. Entah kenapa hatinya merasa sedikit tenang saat Arka memeluknya. Air matanya terus mengalir. Perlahan kedua tangannya mendekap tubuh Arka dan membalas pelukan hangat Arka.

"Gue benci sama lo ar..
Gue benci sama lo.. Hiks.. Gue benci.." lirihnya terisak.

Namun lagi-lagi Arka tidak membalas ucapan olivia . Ia terus mendekap tubuh olivia.
Membiarkan olivia menangis dipelukannya.
Menempelkan kepala olivia pada dada bidangnya. Ia juga mengelus lembut rambut panjang olivia yang terurai bebas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 17, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

promise of love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang