Bagian 10

11 2 0
                                    

{aku tidak bisa berhenti berpikir tentang apa yang seharusnya terjadi }

Reza POV

Aku harus membereskan semuanya. Soal perasaanku, dan soal persahabatan ini. tapi aku gamau liat muka Green. Keyna? Haruskah aku berbicara dengannya tentang ini?

" Za, boleh aku duduk?"Green pun datang dengan wajah yang yah seperti biasanya. Sebenernya aku gamau bicara sama dia, tapi sudahlah/

"ya silahkan."

"Sendirian? Mana Keyna?"

"hay kalian, kok ngumpul gak ngajak-ngajak?" tiba-tiba datang Keyna, entah kenapa rasanya aku gamau ada dia disini, tapi yah sekalian aja aku jujur sama dia. aku harus beresin ini sekarang

"baru aja ditanyain? Sama siapa sendirian?" Green pun bertanya pada Keyna

"aku nganterin kakak ku beli ice cream kesini dan yah, aku melihat kalian jadi ga ada salahnya kan aku nyamperin kalian disini"

"yah ga ada salahnya, sekalian juga aku mau jujur" aku pun langsung memulai pembicaraan

"jujur?" Tanya Keyna heran

"ini soal kita berempat. Dan apa yang ada di belakang semuanya"

"so, Syilla mana?" tanya Keyna

"tadi, aku baru dari tempat latihan Syilla." ucap Green

"halo kalian, kok makan ice cream ga ngajak? Green kamu juga ada disini" tiba-tiba datang Syilla dengan muka yang gembira seperti tidak pernah terjadi apa-apa sebulan yang lalu.

"kita juga kebetulan kok, ga direncanain. Duduk La" ucap keyna sambil menyuruh duduk di samping Green

"jadi? Jujur apa Za" Tanya Keyna

"jadi? Apa yang terjadi?" Tanya Syilla

"udah dengerin aja" ucap Green pada Syilla

"aku marah. Kenapa kamu selalu ga peduli dengan apa yang Syilla lakukan padamu? Kenapa kamu ga pernah tau kalo dia yang selalu ngertiin kamu"

"tapi itu kemarin za. Aku nyesel. Kenapa aku tidak pernah menyadarinya." ucap Green

"tapi, yang bikin Syilla peduli sama Green kan kamu Za" ucap Keyna pada ku

"yah itu aku. Aku sengaja melakukannya"

"kenapa? Kenapa kamu melakukannya?" Tanya Green padaku. Entah aku harus bilang sekarang. Dan memberi tahukan alasan. Aku gatau apa yang akan aku lakukan ini bener, tapi aku akan melakukannya. Ga peduli apa reaksi semuanya.

"aku menyukai Syilla"

semuanya langsung menatapku. Terutama Keyna.

"wait what? ini gamungkin terjadi. Bilang ini hanya mimpi za" ucap Keyna dengan wajah yang sangat tidak percaya, dan berharap ini hanya mimpi.

"ini nyata Key. aku ga peduli apakah Syilla menyukaiku atau tidak, tapi ketika dia bilang aku menyukai Green. aku makin menyukainya"

"cukup. ini ga mungkin terjadi." Keyna pun memukul meja dan meninggalkan kita bertiga

"eh Key, kamu mau kemana" Tanya Green pada Keyna, tapi Keyna pergi dengan wajah yang kesal

"harusnya kamu ga lakuin ini za" ucap Syilla pada ku dengan wajah marah, mungkin. Dan sepertinya dia mau mengejar Keyna. Tapi aku menahannya

"tunggu, jangan mengejarnya. Aku mau bicara." ucapku pada Syilla

"za, tapi kamu ga ngerti. Dia menyukaimu." ucap Syilla

"aku tau,"

"terus kenapa kamu lakuin ini? kamu telah menyakiti hatinya" ucap Syilla sedikit emosi, atau emang benar dia emosi

"dari pada aku bohong sama diri aku sendiri? Dan ngebohongin dia juga" jelasku pada Syilla

"apa yang dibilang Reza bener La, lebih baik kamu dengerin Reza dulu dan kamu juga harus jujur" ucap Green pada Syilla

"aku, aku ga bisa lakuin ini." Syilla pergi meninggalkan kita, dan ga bisa aku tahan.

"udah za, biarkan dia" Green pun menahanku

"hah, semuanya udah terjadi" ucapku

"yah, aku ada urusan nih. Aku pergi dulu yah. biar aku yang bayar" ucap Green

"eh kamu mau kemana?" ucapku pada Green. Jadi aku ditinggalin gitu sekarang, sendirian?

"bye" Green melambaikan tangan, dan pergi menjauh

Aku tidak bisa berhenti berpikir tentang apa yang seharusnya terjadi. Keyna, Syilla. Apapun yang terjadi nanti, aku harus bisa menerimanya. Kenyataan tetaplah kenyataan.

***

hai-hai, semoga suka yah.

You Belong with METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang