File #1.2

409 16 6
                                    

File #1.2

"Anda semua perlu ingat, Mr. Ferenc, Mr. Milanov," kata Miss Lissa.

"Panggil saja saya 'G'," sela Gabriel.

"G? Baiklah, Mr. G. Bahwa saya bertutur tanpa ada satu hal pun yang saya sembunyikan," sambung gadis bermata biru itu tak perduli.

"Silahkan ceritakan kisah Anda, Miss Lissa."

"Tiga hari lalu, tepatnya tanggal tujuh, saya bersama adik saya Louis, pergi ke Bar Mr. Carvent ― yang tidak jauh dari sini ― untuk menemui Mr. Leonardo Carvent."

"Tunggu sebentar," selaku, "Anda bilang Leonardo Carvent?"

"Ya. Apa Anda mengenalnya?" tanya Miss Lissa.

"Tidak, tidak, hanya saja tadi pagi saya membaca berita tentangnya. Dan, apakah ada hubungannya dengan Renata Adelia?" tanyaku lagi.

"Ya. Dan, saya harap Anda tidak menyela penuturan saya, Mr. Milanov. Itu pun jika Anda ingin mengetahui rincian kasusnya." Miss Lissa agak kesal.

Aku pun menyesali perbuatanku barusan, dan meminta maaf kepadanya. 'Klien yang buruk' pikirku. Gabriel nampak tahu akan apa yang aku pikirkan, lantas dia tersenyum kepadaku.

"Well, bisa Anda lanjutkan penuturan Anda, Miss?" ujar Gabriel mengalihkan pembicaraan.

"Ok. Tiga hari lalu itu," kata Miss Lissa, "saya berserta adik saya Louis mendapat undangan ulang tahunnya yang diadakan di Carvent Bar. Kami pun sangat senang mendengar hal itu. Dan, kami pun menuju Bar tersebut.

"Ketika kami telah sampai di Bar, kami disambut oleh Mr. Leonando Carvent dengan hangat. 'Ooh, sahabat-sahabatku,' seru Mr. Carvent setelah melihat kami telah sampai di tempat itu. 'Bagaimana perjalanan kalian dari Brazil?' katanya lagi sambil memeluk pundak kami―saya dan adik saya―dan membawa kami ke tempat pesta. 'Cukup melelahkan' kata adik saya, 'Bukankah Anda akan bertunangan dengan Kekasih Anda itu, Sir,' kata adik saya lagi.

"'Aku menyuruh kalian kemari, justru ingin mendengar pendapat kalian tentang hal itu,' kata Mr. Carvent, 'Dia juga datang ke sini. Nah, itu dia.' Mr. Carvent menunjuk seorang gadis yang tengah duduk di hadapan pelayan bar. Gadis itu cantik sekali, Mr. G, Anda pasti akan menyukainya bila melihat gadis itu. Rambutnya panjang sepunggung berwarna hitam. Wajahnya yang melankolis berhiaskan manik coklat, wajahnya oval, dan jika tersenyum, dia lebih cantik lagi, Mr. G. Saya saja yang seorang wanita, bisa berkata demikian. Gadis itu juga ramah.

"Kami menghampiri gadis itu. Dia berdiri menyambut kedatangan kami, 'Kalian pasti teman-temannya Mr. Carvent?' ujar gadis itu, 'Beliau selalu menceritakan tentang kalian kepada saya,' katanya lagi.

"Saya lalu memperkenalkan diri saya kepada gadis itu. Anda tentu tahu, Mr. Milanov," Miss Lisa berbalik padaku, "Gadis itu adalah Miss Renata Adelia yang Anda tanyakan tadi."

"Lalu?" tanyaku yang kini beratensi total dengan penuturan Miss Lissa.

"Setelah kami semua mengetahui nama kami masing-masing. Mr. Carvent memulai pestanya, Sir. Di pesta itu banyak sekali para tamu, ada yang minum-minum, ada yang hanya bermain kartu, bahkan yang hanya berdiam diri pun ada, Mr. G.

"Setelah pesta selesai, barulah kami berempat―saya, adik saya, Mr. Carvent, serta Miss Rena―berbincang-bincang. Kira-kira, saat itu pukul dua pagi setelah semua tamu pulang.

"'Jadi, kapan kalian akan menikah?' tanya adik saya mengawali pembicaraan.

"'Aku harap bisa secepatnya.' jawab Mr. Carvent sambil memandang Miss Renata. Miss Renata tersenyum, namun senyum yang saya lihat agak dipaksakan, Mr. G. Anda tentu harus mengakui bahwa perasaan wanita akan lebih peka terhadap hal itu. Nah, di sinilah menariknya, Sir. Saat kami berbincang tentang hubungan mereka, Miss Renata mendapatkan panggilan dari telepon genggamnya. 'Maaf, Semuanya, ada yang menghubungiku,' katanya, 'Saya minta izin ke belakang dulu.' Miss Renata pun meninggalkan kami bertiga dan menjawab teleponnya jauh dari kami.

Mr. G [The Case-Book of Gabriel Ferenc]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang