File #1.4

264 10 0
                                    

File #1.4

Kami telah berdiri di hamparan halaman sebuah rumah yang tidak bisa disebut mewah, namun tidak juga bisa disebut sederhana.

Gabriel melihat alamat di balik kartu nama yg didapatinya dari Mr. Landmark.

"Menurut kartu nama ini. Tempat ini adalah rumah Mr. Damrey itu," kata Gabriel.

"Sepertinya begitu. Apa yang akan kita lakukan sekarang?"

"Pulang―Jelas kita akan menemui Mr. Damrey, Mr. Rafael Milanov!" ujar Gabriel agak dongkol.

Aku hanya cengengesan mendengar penerangan Gabriel barusan.

Setelah mengetuk pintu beberapa kali, barulah ada seorang pria bertubuh gempal dan berkacamata bulat tanpa bingkai membukakan pintu itu. Matanya yang coklat memandang kami dari ujung kaki sampai ujung rambut.

"Mr. Damrey?" ujar Gabriel sembari mengulurkan tangan kepada pria gempal itu.

"Benar, saya Mr. John Damrey," balasnya.

"Saya Gabriel Ferenc, dan ini teman saya Rafael Milanov."

"Ah, mari masuk, dan bolehkah saya tahu tujuan kalian menemui saya?"

Kami mengikuti Mr. Damrey dari belakangnya. Hingga kami berada di ruang tamu adanya beberapa sofa mengengelingi satu meja yang terbuat dari kayu Mahoni; di atasnya tertera sebuah pot bunga.

"Silahkan duduk," Mr. Damrey mempersilahkan kami duduk di salah satu sofa.

"Terimakasih, Mr. Damrey," kataku dan Gabriel bersamaan sambil mendudukan diri.

"Well?"

"Well, kami kemari ingin sedikit mengobrol dengan Anda, Mr. Damrey," kata Gabriel ramah, "saya harap Anda tidak keberatan menceritakan tentang Mr. Carvent."

"Mr. Carvent?"

"Benar, Sir. Saya Detektif yang bekerja kepada klien kami Miss Lissa. Anda kenal beliau?"

"Ah, ya, saya ingat. Anda detektif yang disewa oleh Miss Lissa itu?" Mr. Damrey nampak senang melihat kami.

"Begitulah, Sir," balas Gabriel ramah.

"Ah ya. Begini, beberapa hari yang lalu Mr. Carvent menyuruh saya datang ke rumahnya."

"Berapa hari yang lalu?"

"Dua hari sebelum tragedi itu, Mr. Ferenc―"

"Panggil saja saya G," sela Gabriel jenaka.

"G? Baiklah Mr. G. Dua hari sebelum beliau meninggal, atau tiga hari yang lalu. Beliau menyuruh saya datang ke rumahnya untuk mengurus surat-surat dan berkas hartanya agar segera dipindah tangankan kepada Miss Lissa. Anda kaget, Mr. G? Begitu juga saya saat itu.

"Saya menanyakan kepada Mr. Carvent, kenapa mesti begitu? Beliau hanya mengatakan, 'Kerjakan saja, Mr. Damrey!' katanya datar. Saya pun tidak banyak bertanya lagi setelah itu. Namun, anehnya, berkas dan surat hak waris itu tidak ditandatanganinya setelah semua saya buat.

"'Kenapa tidak ditandatangani, Mr. Carvent?' tanya saya, Mr. G, 'Nanti saja kalau sudah saatnya, saya akan tanda tangani.' begitu jawabnya.

"Rasa penasaran saya tidak dapat dibendung lagi, Mr. G. Saya pun lantas menanyakan ada apa gerangan, setahu saya, Mr. Carvent tidak pernah menutup-nutupi masalahnya kepada saya, terlebih jika menyangkut hartanya."

"Dia memberitahu masalahnya?" G bertanya.

"Untungnya begitu, Mr. G."

"Apa yang beliau ceritakan?"

Mr. G [The Case-Book of Gabriel Ferenc]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang