Ketika kami sampai di William Hotel, kami bertemu dengan seorang Polisi muda dari Scotland Yard.
Polisi itu tampan, matanya hijau dengan rambut coklat yang klimis. Badannya agak kurus, namun sikapnya memancarkan kewibawaan. Tingginya hampir sama dengan temanku ini. Dia memandang Gabriel heran. Sesekali, Polisi itu mengucek-ngucek matanya seakan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini.
Tak beda jauh dengan Polisi itu, Gabriel pun sepertinya merasakan keheranan yang sama. Temanku itu menatap pria di hadapan kami secara atomistis.
"Gabriel!" seru Polisi itu riang.
"Daniel?" sahut Gabriel tidak percaya.
"Lama tidak bertemu, Teman." Polisi itu memeluk Gabriel, Gabriel pun membalas pelukannya seraya menepuk-nepuk punggung Daniel.
"Sedang apa kau di sini?" tanya Gabriel.
"Ya. Aku baru selesai meminta keterangan dari pekerja Hotel ini. Kautahu tentang kasus bunuh diri itu?"
"Leonardo Carvent?"
"Ya. Itu, kau sendiri?"
"Haloa," seruku memperingatkan bahwa ada orang lain lagi di sini selain mereka.
Gabriel tergelak mendengar seruanku. "Maaf, Kawan, maaf," ujar Gabriel berulang-ulang.
"Well?" kataku.
"Well, Raf, dia adalah temanku, dari Scotland Yard. Namanya Mr. Daniel Lander―Daniel, ini Mr. Rafael Milanov temanku." Gabriel memperkenalkan kami berdua.
"Senang berkenalan dengan Anda, Mr. Milanov," ujar Mr. Lander ramah.
"Begitu pun saya, Sir." balasku.
"Begini, Daniel," Gabriel mengambil alih percakapan, "aku kemari atas dasar yang sama denganmu, Teman, aku pun sedang menyelidiki kasus tersebut."
"Ah, seandainya kau datang lebih cepat, Gabe. Aku telah dihubungi atasanku agar aku cepat kembali ke Kantor."
"Ya. Tak apa, Teman, kita bertemu lagi nanti, bukan?"
"Tentu, dan itu harus." balas Mr. Lander cepat, "well, Sobat, aku tak bisa lebih lama lagi. Ah, ya. Begini saja, Gabe. Biar aku menghubungi Mr. William untuk mengantarmu. Beliau adalah pemilik Hotel ini―kebetulan ia sedang ada," terang Mr. Lander.
"Bagus sekali. Raf, kita memang beruntung," Gabriel berbalik kepadaku.
Mr. Lander pun menghubungi seseorang dengan ponselnya. Tak lama setelah itu, seseorang berbadan gemuk dengan kumis tebal yang hampir menutupi bibir atasnya, datang menghampiri kami.
Matanya yang kecil di bingkai wajah yang bulat, terlihat sekali kalau orang ini adalah lelaki yang jenaka.
"Mr. William," kata Mr. Lander, "ini Gabriel teman saya. Beliau ingin melihat-lihat tempat kejadian yang tadi sempat saya lihat," terang Mr. Lander kepada orang akhirnya kuketahui bernama William.
"Ah, Tentu saja," sahut Mr. William si pemilik Hotel.
Kami pun berkenalan dengan Mr. William itu.
"Nah, Gabriel. Aku tidak bisa menemanimu lebih lama. Tapi, jika kau ingin meminta bantuanku, kau datanglah ke tempat ini." Mr. Lander menyerahkan sebuah kartu nama.
"Terima kasih, Teman. Pasti aku akan menemuimu," balas Gabriel.
Mr. Lander pun menyalami kami semua dan berpamitan, kemudian ia menaiki sebuah mobil Polisi dan berlalu meninggalkan kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. G [The Case-Book of Gabriel Ferenc]
Mystery / ThrillerIni adalah perjalananku bersama seorang detektif muda. Saat Anda bertanya siapa Mr. G, dengan bangga aku akan menjawab ... Sahabatku.